Tinjau Pasar Minggu, Petugas Temukan Tahu Berformalin hingga Timbangan Ngawur
Dinas KUMKMP menemukan tahu berformalin sampai timbangan 'ngawur' di lokasi binaan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Theo Yonathan Simon Laturiuw
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Petugas Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah serta Perdagangan DKI Jakarta (Dinas KUMKMP), menemukan tahu berformalin sampai timbangan 'ngawur' di lokasi binaan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, saat melakukan pengawasan, Kamis (24/3/2016).
Dinas KUMKMP bekerja sama dengan Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan DKI Jakarta (Dinas PPKP), saat melakukan pengawasan terkait bahan makanan berformalin.
Selain itu Unit Pengelola (UP) Metrologi juga ikut dan memeriksa terkait ketepatan timbangan para pedagang di lokbin tersebut.
Petugas dari Dinas PPKP berkeliling dan mengambil sampel-sampel makanan, mulai dari daging ayam, ikan asin, cumi, kikil, tahu cokelat, tahu putih, sampai kerupuk.
Setiap sampel dimasukan ke dalam kantung plastik, baru setelah itu diberi nama penjual dan nomor.
Petugas Dinas PPKP membawa sebuah mobil laboratorium, sehingga lekas dicek apakah mengandung formalin atau tidak.
Sementara itu petugas dari UP Metrologi meminta setiap pedagang memberikan sedikit waktu untuk memeriksa timbangan mereka.
Timbangan mesti dibawa ke sebuah mobil yang berisi alat ukur petugas di luar pasar. Setelah itu baru dicek.
Apabila sudah benar, petugas akan memberi segel di timbangan tersebut.
Sementara timbangan yang 'ngaco', oleh petugas akan diperbaiki dulu.
Hasilnya untuk makanan mengandung berformalin, didapat 1 sampel tahu coklat positif formalin.
Sedangkan timbangan ada sebanyak 7 timbangan pedagang yang bermasalah.
Ada yang angka timbangannya kelebihan, ada pula yang angka timbangannya selalu berubah-ubah.
Kepala Dinas KUMKMP, Irwandi, mengatakan untuk pedagang yang kedapatan menjual tahu formalin, pihaknya akan mengeluarkan pedagang itu dari lokasi binaan.
Namun pihaknya akan melihat dulu apakah pedagang itu memang tak tahu atau disengaja.
"Sudah ada beberapa di lokbin-lokbin lain yang kami minta keluar pedaganganya karena ketahuan menjual bahanan makanan berformalin," kata Irwandi kepada Wartakotalive.com.
Itu dilakukan agar pedagang jera untuk menjual barang berformalin.
Irwandi mengatakan, saat ini di Jakarta ada 20 lokasi binaan Dinas KUMKMP, dan yang aktif hanya 12 lokbin.
"Itu kami awasi terus mereka, agar masyarakat jadi terlindung dan mendapatkan bahan makanan yang baik dan sehat," kata Irwandi.
Sementara Kepala UP Metrologi, Johan Taruma Jaya, mengatakan pihaknya setiap hari melakukan pengawasan timbangan di seluruh lokasi.
"Bukan hanya pasar, tapi SPBU dan tempat lainnya pun kami awasi," kata Johan.
Menurut Johan, total ada 158 pasar di Jakarta yang di bawah pengawasan mereka.
Dalam setahun, setiap pasar bisa disambangi dan diperiksa sebanyak 2 kali. (*)