Dua Waria Bikin Heboh Mahkamah Kehormatan Dewan: Tifatul Jangan Bunuh Kami
Dua waria membuat heboh depan ruangan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Dua waria membuat heboh depan ruangan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR.
Mereka berniat melaporkan Politikus PKS Tifatul Sembiring ke lembaga etik DPR tersebut.
Laporan kedua waria terkait Twitter Tifatul itu ditolak MKD karena kurangnya syarat-syarat yang diberikan.
Akhirnya kedua waria itu membagikan press release kepada awak media yang sedang berada didepan ruang MKD.
"Ayo, mas ini pres rilisnya," kata waria yang mengaku bernama Santi membagikan rilis didepan ruang MKD, Gedung DPR, Jakarta, Kamis (16/3/2016).
Santi menarik perhatian awak media karena hanya mengenakan celana pendek dengan kaos oblong.
Rambutnya diberi pewarna kuning. Tetapi, ia tidak ingin diwawancara media.
Akhirnya teman Santi yang juga waria, Amira memberikan keterangan.
Amira mengaku berniat melaporkan Tifatul terkait isi Twitter anggota Majelis Syuro PKS itu.
"Pokoknya buktinya Twitter," kata Amira dengan gemulai.
Amira lalu meminta media membaca rilis yang telah diberikan.
"Sangat disayangkan, dengan pernyataan pejabat publik akhir-akhir ini yang memberikan peluang akan terjadinya kekerasan dan menimbulkan diskriminasi terhadap komunitas waria," tulis rilis tersebut.
"Khususnya kepada Bpk. Tifatul Sembiring seorang politikus Indonesia, anggota DPR dan mantan Menkominfo itu yang menyerukan agar pelaku waria dibunuh lewat akun Twitter pribadinya pada (25/2/2016)".
Rilis tersebut mengutip isi Twitter Tifatul yang berisi '#Renungan Jumat: Nabi saw bersabda: siapa yang kalian dapati mengerjakan perbuatan kaum nabi Luth (Homoseksual), maka bunuhlah.. H.R Ahmad" Tifatul Sembiring (tifsembiring)'
Amira mengatakan pernyataan Tifatul makin menyudutkan komunitas waria di masyarakat Indonesia. Ia pun meminta Perlindungan dan Advokasi dari Komnas HAM
"Mendesak MKD (Majelis Kehormatan Dewan) untuk memberi teguran dan sanksi kepada Tifatul Sembiring terkait pernyataanya di akun twitter pribadinya," katanya.
Kemudian, meminta kepolisian menindaklanjuti Tifatul Sembiring atas hate speech pada 25 Februari 2016 melalui akun media sosial pribadinya. Hingga kini, belum ada konfirmasi dari Tifatul Sembiring.
Namun terkait hal tersebut Tifatul sempat memberikan klarifikasinya melalui twitter.
Tifatul merasa kebingungan dengan tudingan tersebut.
"Mengutip hadits Nabi SAW, hate speech? Opo sik mas...!! " jawab politikus PKS itu. (*)