Menteri Khofifah Ungkap Alasan Banyak Perempuan Gugat Cerai Suaminya

Laporan Wartawan Tribunnews, Lendy Ramadhan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyampaikan data pengadilan agama tentang alasan perempuan menggugat cerai suaminya.

Berdasarkan keterangan mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan itu, alasan paling banyak, mengapa perempuan melakukan gugat cerai, yaitu karen faktor ekonomi.

Hal tersebut disampaikan kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu usai memberikan sambutan dalam acara resepsi nikah massal gratis di Hotel The Ritz Carlton, Jl DR. Ide Anak Agung Gde Agung Kav. E.1.1 No. 1, Mega Kuningan Timur, Jakarta Selatan, belum lama ini.

Mengenakan kerudung merah muda dan baju hijau, Khofifah menjelaskan, lebih tingginya pendapatan perempuan daripada suaminya membuat perempuan cenderung menggugat cerai suaminya.

Selain karena faktor ekonomi, faktor perbedaan afiliasi politik juga merupakan alasan perempuan menggugat cerai suaminya.

Menurutnya, angka tertinggi gugat cerai yang dilakukan perempuan berada di Makassar sebesar 75%, sedangkan DKI Jakarta sebanyak 70 %.

"Gugat cerai yang dilakukan perempuan tertinggi justru di Makassar, kemudian Jakarta ini sekitar 70 (%), Makassar ini sekitar 75%," katanya.

"Nah ada 13 hal di laporan pengadilan agama, kenapa perempuan melakukan gugat cerai," ucapnya.

"Tahun 1999 itu ternyata ranking 13 karena perbedaan afiliasi politik, tapi tahun 2014 itu ranking 3 karena perbedaan afiliasi politik, yang pertama itu karena disharmoni, disharmoni itu karena faktor ekonomi," ujarnya.

"Antara lain ternyata ketika seorang guru perempuan lalu mendapat tambahan income dari sertifikasi guru, itu ternyata harus ada equilibrium dynamic," tuturnya.

"Suaminya juga harus bisa memahami bahwa ternyata istrinya sekarang sudah bisa membawa take home pay dalam jumlah yang lebih besar, ternyata itu antara lain menjadi faktor pemicu kemungkinan dia melakukan gugat cerai," tambahnya. (*)