Bagaimana Menjadi Blue Traveler, Wisatawan yang Bertanggung Jawab dengan Aktivitas Ramah Lingkungan
Setiap individu bertanggungjawab menentukan pilihan mulai dari lokasi wisata, aktivitas, penyedia jasa pariwisata hingga beraktivitas di lokasi tujuan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, PULAU KANGGE - Yayasan WWF Indonesia menginisiani platform Signing Blue untuk mewujudkan pariwisata bahari yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Di dalam platform Signing Blue terdapat sebuah panduan yang disebut Best Environmental Equitable Practices (BEEP) atau Praktik Terbaik Pengelolaan Berbasis Lingkungan dan Kesetaraan.
Praktik ini terbukti efektif untuk meningkatkan dan mengimprovisasi performa dari sebuah program pariwisata.
Dalam platform Signing Blue ini, terdapat tiga kategori yakni, Blue Traveler, Blue Allies dan Blue Partner.
Baca juga: Epson Indonesia-Yayasan WWF Indonesia Tingkatkan Kesadaran Warga akan Dampak Konservasi Laut Alor
Blue Traveler adalah individu-individu yang berkomitmen untuk melakukan perjalanan berlibur dengan cara meminimalisir seminim mungkin risiko yang ditimbulkannya, baik terhadap lingkungan maupun komunitas di daerah tujuan wisata.
Dalam hal ini setiap individu bertanggungjawab menentukan pilihan mulai dari lokasi wisata, aktivitas, penyedia jasa pariwisata hingga beraktivitas di lokasi tujuan wisata.
Blue Allies yaitu pelaku wisata yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan dengan menerapkan prinsip Signing Blue.
Sementara Blue Partner adalah stakeholder dan parent company yang memiliki tujuan untuk menciptakan wisata yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan di Indonesia.
Tak hanya pelaku wisata, Blue Traveler juga berlaku untuk operator wisata.
Site Coordinator for Alor MPA Yayasan WWF Indonesia, Haries Sukandar mengatakan blue traveler bertujuan agar prinsip-prinsip pariwisata bahari yang berkelanjutan dan bertanggung jawab dapat terlaksana.
Program Blue Traveler ini juga dimaksudkan untuk memberikan penghargaan terhadap wisatawan yang berkomitmen dengan praktik-praktik untuk mengurangi jejak ekologi saat berlibur.
"Program Blue Traveler juga bertujuan untuk mendorong munculnya champion-champion wisatawan (Blue Traveler) yang mampu mendedikasikan pengalaman terbaik mereka dalam mengurangi jejak ekologi selama berlibur," kata Haries Sukandar kepada Tribunnews, Senin (29/8/2022).
Selain itu juga mendorong setiap wisatawan agar mampu membuat pilihan tepat dalam memilih penyedia jasa pariwisata.
Baca juga: Program EGTS Epson Indonesia Sasar Pulau Kangge dan Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur
Terkait Signing Blue ini, Epson Indonesia bekerjasama dengan Yayasan WWF Indonesia mengadakan kegiatan Reward Trip to Alor selama 4 hari 3 malam sejak Kamis (25/8/2022) hingga Minggu (28/8/2022).
Kegiatan ini diikuti sebanyak 23 peserta yang berasal dari Epson Indonesia, Yayasan WWF Indonesia, kalangan media, influencer serta para pemenang sosial media challenge #BeABlueTraveler.
Para peserta diajak untuk melihat dari dekat wisata Pulau Alor dan Pulau Kangge.
Di Alor peserta melihat langsung kehidupan masyarakat Suku Abui di Kampung Adat Takpala, serta melakukan pengamatan Dugong di Kawasan Konservasi Daerah (KKD) Alor Pantar dan Laut Sekitarnya.
Sementara di Pulau Kangge, para peserta diajak untuk menikmati keindahan Bukit Batu Peti, melakukan snorkeling dan diving di Bolu Wai di Desa Marisa--desa satu-satunya yang ada di Pulau Kangge.
Dalam kegiatan Reward Trip to Alor ini, para peserta juga mempelajari cara menjadi wisatawan yang bertanggung jawab melalui program Responsible Marine Tourism dengan memperhatikan lingkungan, sosial dan budaya setempat.

Pentingnya Upaya Pelestarian Alam
Corporate & Philanthrophy Fundraising Team Yayasan WWF Indonesia, Sani Firmansyah berharap dengan kegiatan Reward Trip to Alor ini seluruh peserta yang terlibat dapat lebih memahami pentingnya upaya pelestarian alam khususnya terumbu karang di Alor.
"Karena dengan adanya terumbu karang yang lestari terdapat ekosistem alam yang baik, tidak hanya hewan saja namun manusia yang tinggal di sekitarnya akan mendapatkan manfaatnya baik secara ekonomi, maupun secara ekologis," kata Sani Firmansyah kepada Tribunnews.com.
Sani juga berharap, para peserta Reward Trip ke Alor dapat menjadi agen perubahan #BeABlueTraveler dengan mempelajari praktik-praktik wisata bertanggung jawab dari program Signing Blue yang dilakukan oleh Yayasan WWF Indonesia.
Sehingga selain berwisata, juga dapat menyebarluaskan pesan konservasi.
"Lalu ketika berwisata dapat lebih memperhatikan aspek lingkungan, menghormati adat, sosial, dan budaya setempat," ujarnya.
Sementara itu Sarah Cecilia, salah satu pemenang sosial media challenge #BeABlueTraveler yang juga ikut dalam Reward Trip to Alor mengatakan kesiapannya menjadi blue traveler.
Baca juga: Event Offline Terbesar Hadir Kembali, Epson Indonesia Turut Meriahkan dengan Beragam Produk Unggulan
Sarah mengatakan program kerja sama Yayasan WWF Indonesia dan Epson Indonesia ini mampu mengembangkan karakteristik untuk lebih aware dengan kondisi laut, lebih aware dengan pengurangan penggunaan plastik serta menjadi wisatawan yang bertanggung jawab.
"Menurut saya program ini juga dibuat untuk dimulai dari diri sendiri yang kemudian disebarkan ke orang lain," kata Sarah.
Sebelum adanya campaign blue traveler, Sarah mengatakan dirinya juga sudah menerapkan beberapa aturan saat berwisata.
Di antaranya meminimalisir penggunaan plastik serta menjaga kebersihan di tempat wisata yang dikunjungi.
Sarah akan mengajak orang-orang terdekatnya untuk menjadi wisatawan yang bertanggung jawab.
"Harapan saya ketika mereka nantinya sudah menjadi wisatawan yang bertanggung jawab dapat juga menyebarkan atau mengajak orang-orang yang ada di sekeliling mereka, sehingga ajakan itu tidak terputus dan makin banyak yang mengikuti aturan ini," ujar mahasiswi salah satu perguruan tinggi di Cikarang ini.
Direktur Malatours, Mika Maharani mengatakan sudah 6 tahun terakhir ini Malatours menjadi bagian dari signing blue.

Malatours menjadi pelaku wisata yang ikut andil dalam kegiatan Reward Trip to Alor.
Malatours ambil bagian sebagai biro perjalanan dan wisata yang membawa rombongan Reward Trip to Alor selama di Alor dan Pulau Kangge.
Semua yang terlibat dalam Reward Trip to Alor sudah memenuhi aturan-aturan signing blue.
Dari mulai transportasi kapal rute Pelabuhan Dulionong - Pulau Kangge (PP) hingga tempat-tempat wisata yang dikunjungi para peserta.
"Kita sudah 6 tahun terakhir bermitra dengan WWF dan melaksanakan aturan-aturan blue allies," kata Mika Maharani.
Selama 6 tahun terakhir ini, Mika mengaku tak ada masalah dengan pelaksanaan aturan-aturan blue allies.
Hanya saja pihaknya harus mengedukasi tamu-tamu karena mereka belum sepenuhnya mengerti tentang aturan mengenai pariwisata bahari yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Diakui Mika, tak semua tamu bisa menerima aturan-aturan mengenai pariwisata bahari yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
"Kadang ada penolakan dan mereka ngga jadi tamu kami. Ya kami terima karena kami sudah berkomitmen untuk menjadi pelaku wisata yang bertanggung jawab dan ramah lingkungan," kata Mika saat dihubungi Tribunnews, Senin (29/8/2022).

Panduan bagi Wisatawan untuk Menjadi Blue Traveler
Berikut ini panduan bagi wisatawan untuk menjadi blue traveler dikutip dari Yayasan WWF Indonesia:
1. Sebelum Melakukan Kegiatan Wisata
Memilih akomodasi yang memiliki sertifikat green building, menggunakan energi terbarukan atau memiliki program untuk mendukung kelestarian lingkungan
2. Selama melakukan kegiatan wisata
- Mendorong untuk menanyakan penerapan Better Management Practice (BMP)
- Mengikuti dan mematuhi petunjuk ramah lingkungan di areal akomodasi

- Mengurangi sampah selama berwisata
- menghemat penggunaan energi selama mengikuti kegiatan wisata
- tidak mencemari daerah tujuan wisata dengan cara memilih produk yang berbahan kimia rendah, tidak mengandung clorin dan fosfor
- menggunakan produk lokal
- memilih produk menu seafood yang diperoleh dari tangkapan yang ramah lingkungan atau memiliki produk menu seafood
- menghormati adat istiadat masyarakat yang dituju
- mematuhi protokol kesehatan covid-19
Selain wisatawan, para pelaku wisata juga diharapkan menjadi blue traveler.