Selasa, 7 Oktober 2025

Wisata Yogyakarta

Omah Dhuwur Kotagede, Restoran Mewah di Pusat Ibu Kota Kerajaan Mataram Yogya

Sebagai bekas pusat pemerintahan Kerajaan Mataram Islam, Kotagede memiliki potensi yang begitu besar.

Tribun Jogja/Hamim Thohari
Omah Dhuwur. 

Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Sebagai bekas pusat pemerintahan Kerajaan Mataram Islam, Kotagede memiliki potensi yang begitu besar.

Wisata budaya, sejarah, hingga kuliner dapat anda temukan di daerah yang dulu merupakan alas Mentaok tersebut.


Omah Dhuwur

Jika anda berkunjungan ke Kotagede dan ingin berwisata kuliner dan menikmati sisa-sisa kejayaan dan kemegahannya berkunjung ke Restoran Rumah Dhuwur adalah jawabannya.

Terletak di jalan Mondorakan No. 252 Kotegede, Kota Yogyakarta, Omah Dhuwur menempati bangunan bergaya klasik.

Sesuai dengan namanya Omah Dhuwur yang berarti rumah tinggi, bangunan restoran ini memang cukup tinggi dengan permukaan tanah yang ada di sekitarnya.

Untuk memasukinya pengunjung harus melawati beberapa anak tangga.

Nuansa megah akan langsung anda rasakan saat memasukinya.

Arsitektur bangunannya memadukan sentuhan kolonial dan tradisional.


Ayam goreng laos. (Tribun Jogja/Hamim)

Berada di sana pengunjung seakan dibawa menikmati suasana masa lalu.

Irsyam Sigit Wibowo selaku owner Omah Dhuwur mencaritakan bangunan restoran ini menempati bekas rumah orang kalang.

Orang Kalang dulunya adalah orang-orang kaya yang tinggal di Kotagede dimana bangunan rumah mereka selalu besar dan megah.

Omah Dhuwur yang merupakan bagian dari perusahaan kerajinan perak HS Silver membeli bangunan tersebut pada akhir 1999.

"Saat itu tidak langsung menjadi restoran tetapi untuk galeri barang antik dan barang seni," cerita sang pemilik.

Baru pada tahun 2002 Restoran Omah Dhuwur beroperasi.

Saat pertama kali buka, restoran ini menyajikan beragam menu western karena mereka membidik wisatawan asing yang berlibur ke Yogyakarta.

Tidak berselang lama setelah Omah Dhuwur beroperasi, terjadi tragedi Bom Bali I.

Kejadian tersebut membuat kunjungan wisatawan luar negeri ke Indonesia menurun drastis.

Untuk terus bertahan di tengah turunnya jumlah wisatawan asing, akhirnya Omah Dhuwur mulai menyajikan masakan tradisional Indonesia untuk menjaring konsumen lokal.

Dan saat ini malah menu-menu tradisional Indonesia tersebut yang menjadi andalan restoran ini.

Menu-menu seperti ayam goreng serai, sop buntut ala Omah Dhuwur, dan sate Kotagede adalah yang paling sering dipesan pengunjung.

Menjadi salah satu menu favorit, ayam goreng serai adalah sajian ayam yang sebelum digoreng diungkep dengan beragam bumbu rempah. Setelah itu, daging ayam ditancapi batang serai dan digoreng.

Empuk dan rasa bumbu rempah yang meresap ke daging akan langsung anda rasakan saat mencicipinya.

Seporsi ayam goreng serai ini disijakan bersama sambal terasi, sambal lombok hijau, saus cabai, dan saus tomat.

Menu lainnya yang juga tidak boleh pengunjung lewatkan adalah sate Kotegede.

Sate ini menggunakan daging sapi sebagai bahan bakunya.

Sate ini disajikan bersama sambal kecap dan sejumlah lalapan seperti kobis dan tomat.

Daging sapinya terasa empuk dengan citarasa pedas manis.

"Menu lainnya yang juga tidak kalah nikmat adalah sop buntut ala Omah Dhuwur," kata Irsyam.

Satu porsi sop buntut berisikan beberapa potongan bagian buntut sapi dengan ukuran cukup besar.

Buntut tersebut dimasak di dalam kaldu ayam dengan tambahan beragam bumbu rempah bersama beberapa jenis sayuran.

Kuahnya yang tidak terlalu pekat terasa begitu segar dengan perpaduan bumbu rempah.

Buntutnya pun sangat empuk sehingga tidak kerepotan saat menyantapnya.

Emping, sambal lombok hijau, dan tempe goreng adalah pelengkap yang disajikan bersama menu yang satu ini.

"Yang juga spesial dari kami adalah beragam jenis minuman yang dibuat dari bahan-bahan alami," lanjut Irsyam.

Dicontohkannya, salah satu minuman unik yang akan sulit anda temukan di tempat makan lain adalah wedang lombok.

Sesuai dengan namanya, minuman ini memang menggunakan lombok/cabai.

Selain cabai, merica, serai, jahe, dan kayu manis adalah bahan-bahan yang juga digunakan untuk membuat wedang lombok.

Pedas, manis, dan menghangatkan begitu terasa saar mencicipinya.

Wedang ini akan semakin segar jika dinikmati dingin.

Tidak hanya wedang lombok, beberapa jenis minuman lain yang bisa dipesan adalah es jambu Selarong, wedang kapulaga, java punch, dan beberapa jenis minuman lainnya.

Meskipun saat ini lebih banyak menu-menu asli Indonesia, tetapi beberapa menu western masih tetap tersedia, seperti calamari, steak, dan spaghetti.

Di restoran yang setiap harinya buka dari pukul 11.00 hingga 22.00 ini menu makanan dapat anda nikmati mulai dari harga Rp.15 ribu.

Sejumlah fasilitas pun tersedia di Omah Dhuwur, mulai dari dua buah metting room, pilihan ruangan ber AC, dan toko souvenir.

"Di bagain belakang kami juga punya taman terbuka dan dua buah pendopo. Di sana bisa digunakan untuk beragam acara seperti wedding," kata Irsyam.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved