Selasa, 30 September 2025

Wisata Yogyakarta

Sop Bayam, Menu Spesial di Warung Bu Lemu yang Telah Berdiri Sejak 1945

“Warung makan ini telah ada sejak tahun 1945. Saat itu yang pertama kali berjualan adalah Pakde dan Bude saya yang bernama Atmo Diwiryo,” cerita Sri.

Tribun Jogja/Hamim Thohari
Sop bayam. 

Laporan Wartawan Tribun Jogja, Hamim Thohari

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Berada di gang kecil dengan bangunan sederhana, warung makan ini tidak lantas sepi pengunjung bahkan menjadi salah satu tempat makan legendaris di pusat Kota Yogyakarta.

Adalah warung makan Bu Lemu yang berada di kampung Jogoyudan, Kelurahan Gowongan, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta yang mampu menarik pelanggannya untuk selalu kembali ke tempat tersebut.

bu lemu
Warung Makan Bu Lemu. (Tribun Jogja/Hamim)

Sesuai dengan tempatnya, bukanlah menu mewah yang menjadi daya tarik utamanya, melainkan menu sederhana berupa sop bayam.

Dengan menu tersebut, warung makan Bu Lemu mampu menarik pelanggan untuk kembali makan di sana sejak tahun 1945.

“Warung makan ini telah ada sejak tahun 1945. Saat itu yang pertama kali berjualan adalah Pakde dan Bude saya yang bernama Atmo Diwiryo,” cerita Sri Muryati (58) penerus warung Bu Lemu saat ini.

Lebih lanjut ibu dua orang anak tersebut menceritakan, awal mula Pakde dan Budenya yang asli Blitar Jawa Timur tersebut membuka warung makan dengan menu sate, tongseng, gule kambing, dan nasi rames.

Saat itu sop belumlah menjadi menu andalan warung makan tersebut meskipun telah ada.

Terciptanya menu sop bayam pun bukanlah sesuatu yang disengaja.

Dikatakan Sri Muryati, awalnya sop yang ada di warung makan tersebut berisikan potongan daging sapi, tauge, dan wortel.

jeroan
Gulai jeroan kambing. (Tribun Jogja/Hamim)

Hingga pada suatu ketika ada seorang pelanggan yang minta sop yang dia pesan diberi tambahan bayam yang sebenarnya untuk campuran pecel.

“Setiap pelanggan tersebut makan sop di sini selalu minta tambahan bayam, dan akhrinya banyak yang ikut-ikutan. Karena memang rasanya enak, menu ini menjadi terkenal dan banyak dipesan,” ujar Sri Muryati.

Selain memang jarang ditemukan di tempat lain, sop bayam ini memiliki rasa yang nendang. Kuahnya yang bening, tetapi rasanya begitu gurih, sangat pas disantap bersama segarnya daun bayam, tauge, dan wortel.

Daging sapi yang diiris tipis-tipis menambah mantap hidangan yang satu ini.

Rasa sop bayam semakin spesial dengan tambahan sambal kecap racikan warung makan Bu Lemu.

Sambal kecap tersebut berbeda dengan kebanyakan sambal kecap pada umumnya, karena cabai rawit dan bawang merahnya dikukus terlebih dahulu sebelum dihaluskan, dan kemudian dicampur dengan kecap manis.

“Untuk sop nya sendiri, bumbu yang digunakan sama dengan sop pada umumnya, yakni bawang merah, bawang putih, merica, dan pala. Tetapi yang membuat mantap adalah kaldu yang dihasilkan dari daging dan tulang sapi,” cerita Sri Muryati.

Selain sop bayam, saat ini warung yang setiap harinya buka dari jam 07.00 pagi hingga 17.00 tersebut juga menyediakan gulai jeroan kambing, nasi rames, pecel, beberapa sayur khas jawa, seperti lodeh, dan asem-asem.

Bahkan gulai racikan warung makan ini menjadi salah satu makanan favorit Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti.

Diceritakan Sri Muryati, Walikota Yogyakarta tersebut telah menjadi langganannya sejak Haryadi duduk di bangku kuliah.

Selain orang nomor satu di Kota Yogyakarta tersebut, Sri Mulyati mengatakan bahwa mantan ketua MPR RI Amien Rais dulu juga sering makan di sana.

Rumah makan Bu Lemu ini tepatnya berada di jalan Jenderal Sudirman, timur jembatan Gondolayu, atau berada di gang samping rumah makan padang Duta Minang.

Pada saat pertama kali berdiri, di kawasan jalan Jenderal Sudirman tersebut hanya terdapat dua buah rumah makan, yakni warung Bu Lemu dan sebuah warung makan yang saat ini sudah tidak ada.

Maka tak heran warung tersebut menjadi langganan banyak orang dan tak terkecuali para mahasiswa.

“Saat ini banyak para pelanggan kami yang dulu kuliah di Yogyakarta datang ke sini bersama keluarga mereka, sekedar untuk bernostalgia,” ungkap Sri Muryati

Terkait dengan penamaan warung Bu Lemu, hal tersebut karena semua penjualnya, mulai dari Atmo Diwiryo hingga Sri Mulyati memiliki badan yang gemuk atau dalam bahasa Jawa disebut lemu.

Untuk masalah harga anda tidak usah khawatir, karena seporsi nasi sop bayam dapat dinikmati hanya dengan Rp. 11 ribu.

Harga yang sama juga berlaku untuk seporsi nasi gulai.(*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved