Tak Kuat Dibully Netizen di Media Sosial, Pelempar Bungai Bangkai Menangis dan Minta Maaf
“Benar, salah satu yang melempar datang bersama orangtuanya ke Kebun Raya Cibodas, dan meminta maaf kepada kami. Tepatnya hari Minggu (31/1/2016."
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Sejak Selasa (26/1/2016) hingga Minggu (31/1/2016), koleksi bunga bangkai Kebun Raya Cibodas (KRC) mengalami pelemparan sebanyak tiga kali oleh oknum pengunjung.
Salah satu pengunjung sempat mengaku di Facebook hingga datang ke KRC untuk meminta maaf.

Destri, salah satu peneliti LIPI khusus bunga bangkai sedang menunjukan bunga yang sebentar lagi akan mekar di Kebun Raya Cibodas. Terlihat dibelakangnya terdapat paranet (semacam jaring plastik berbentuk tirai hitam) untuk melindungi bunga bangkai dari lemparan batu pengunjung. (Kompas.com/Muhammad Irzal)
Senada dengan pernyataan Agus Suhatman, Kepala Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas-LIPI, saat diwawancarai KompasTravel, Sabtu (6/2/2016).
“Benar, salah satu yang melempar datang bersama orangtuanya ke Kebun Raya Cibodas, dan meminta maaf kepada kami. Tepatnya hari Minggu (31/1/2016),” terangnya.
Agus menggambarkan bahwa anak tersebut terlihat penuh tekanan.
Saat datang dengan kedua orangtuanya, kondisi si anak terus menangis.
Dia memprediksi mungkin telah banyak tekanan dari orangtuanya maupun netizen di media sosial.
Agus mengatakan, pihak KRC tidak memberikan sanksi atau denda bagi si pelaku.
Sebab, selain di bawah umur, pelaku sudah mendapat banyak tekanan.
“Anak yang melemparnya seperti tertekan, nangis terus saat datang. Ya, oleh karena itu inisiatifnya saja sudah kami hargai dan dimaafkan. Jadi tidak perlu sanksi atau denda. Semoga jadi pengalaman agar tidak diulang,” ujarnya.
Bunga bangkai yang berjenis Amorphopallus titanum korban penimpukan beberapa pengunjung di Kebun Raya Cibodas kini nasibnya mengenaskan.
Beberapa bagiannya membusuk akibat luka dari lemparan beberapa oknum tersebut menjalar, membentuk belahan di beberapa bagian.
Pengamatan KompasTravel pada Jumat (5/2/2016) saat mengunjungi KRC, tampak banyak potongan bunga yang membusuk sedang diamankan.
Pengelola sengaja memotong beberapa bagian bunga karena membusuk dan dikhawatirkan menjalar ke semua bagian bunga.
“Sekarang kami harus memotong bagian-bagian yang sudah membusuk karena luka pelemparan itu membuat belahan dan menjalar ke atas ke bawah,” ujar Destri, peneliti khusus bunga bangkai di kawasan KRC, saat ditemui KompasTravel di tempat kerjanya, Jumat (5/2/2016) siang.
Ia mengatakan, bunga yang menjadi korban pelemparan tersebut tidak hanya satu, tetapi tiga bahkan lebih.
Total terdapat dua pohon yang menjadi korban, dengan jenis yang sama.
Satu pohon belum mekar, tetapi terkena di bagian braktea atau pelindung daun sehingga membuat braktea tersebut bolong.
Azis, salah satu pengunjung dari Bogor, mengaku kesal terhadap tindakan oknum tidak bertanggung jawab tersebut.
Pasalnya, karena ulah mereka, kini ia hanya bisa melihat bunga langka yang telah terpotong-potong.
“Kesal, kenapa bisa dilemparin, padahal itu tanaman langka yang dilindungi. Jadi saya batal lihat bunganya mekar, padahal jarang-jarang ke sini,” sesalnya.