Minggu, 5 Oktober 2025

Travel Story

Mengapa Suku Urghi di Tiongkok Ini Wajahnya Putih Kebulean Mirip Orang Turki? Ini Dia Jawabannya

Jalan-jalan di Xinjiang di Tiongkok, Anda bisa ketemu Suku Uighur yang sangat unik. Prianya kemana-mana berpeci. Tampangnya putih kebule-bulean.

Arsip Maimunah
Anak-anak dan wanita Suku Urghi di Provinsi Xinjiang di Tiongkok. Matanya tidak sipit. Putih-putih, parasnya mirip orang Turki. 

Jalan-jalan di provinsi Xinjiang di Tiongkok, Anda bisa ketemu Suku Uighur yang sangat unik. Prianya kemana-mana berpeci. Tampangnya putih kebule-bulean mirip orang Turki.

TRIBUNNEWS.COM - Suku Uighur merupakan satu di antara banyak suku yang bermukim di daratan Tiongkok (China).

Mereka tinggal di perbatasan Cina dan Pakistan, yaitu di Provinsi Xinjiang.

Xinjiang dulu merupakan jalur sutra perdagangan sehingga tak heran jika suku ini memiliki kebudayaan yang khas.

Mereka tak seperti kebanyakan rakyat Cina lainnya yang beragama nonmuslim, suku Uighur ini beragama Islam aliran Sunni.

Suku ini merupakan suku minoritas di Cina.

Mereka merupakan keturunan suku kuno Huihe dan menuturkan Bahasa Uighur.

Dari segi pakaian mereka pun tertutup, kendati para perempuannya tak berhijab namun hanya berupa kerudung.

Para lelakinya memakai peci, seperti halnya pria muslim.


Wajah-wajah Suku Urghi di provinsi Xinjiang Tiongkok.

Maimunah yang pernah bertemu orang-orang suku Uighur ini saat berpelesiran ke Hongkong, mengatakan kebudayaan mereka sama saja seperti muslim di Indonesia.

Mereka memiliki kulit dan paras yang putih-putih.

Rupa fisik mereka tak seperti orang-orang Cina, namun agak sedikit bule dengan mata yang tidak sipit dan warna kulit yang putih namun agak kemerahan.

Maklum saja, jika dirunut sejarahnya, mereka ini masih ada keturunan klan Turki. Mereka berbicara Bahasa Cina Han.

"Kebanyakan ada juga yang ngomongnya pakai Bahasa Parsi atau Arab," jelasnya.

Mereka juga memiliki ragam kuliner yang khas.

Makanan pokok mereka adalah gandum dan nasi.

Kedua jenis bahan pokok ini biasanya diolah mereka menjadi roti bernama Naan.

Selama di sana, dia menyempatkan waktu menyicipi kuliner khas setempat.

"Yang sempat saya cicipi adalah Lamian. Bahannya mie beras yang berkuah dan topping-nya adalah daging domba. Rasanya ya segar karena bahan dasarnya bawang putih, berkuah dan disantap panas-panas. Mirip sama mi ayam kalau di Indonesia," sebutnya.

Selama dia di Hongkong, dia sempat berinteraksi dengan orang-orang suku Uighur ini.

Menurutnya, mereka ramah-ramah.

Mereka ini di Hongkong membuka rumah makan halal yang biasa diserbu orang-orang Islam di sana.

Menu yang mereka tawarkan adalah kuliner khas suku mereka yang tentunya halal disantap.

Orang-orang Uighur ini tinggal di sebuah kota bernama Kashgar di Provinsi Xinjiang.

Di sana, hotel memang belum terlalu banyak.

"Kalau di pusat kotanya di Xinjiang, kabarnya sudah banyak hotelnya karena sering dikunjungi turis," bebernya.

Dia memang belum pernah ke Xinjiang dan Kashgar, namun berdasarkan informasi yang diperolehnya, daerah itu bersuhu dingin karena dekat dengan pegunungan bersalju.


Pedagang kaki lima di Provinsi Xinjiang, Tiongkok.

Untuk bertransaksi sehari-hari, mereka menggunakan mata uang Cina, yaitu Yuan.

Propinsi Xinjiang terletak cukup jauh dari ibukota Republik Rakyat Cina, Beijing.

Ke sana, bisa menggunakan transportasi darat seperti bis atau kereta api.

Diperlukan biaya sekitar Rp 3-4 Juta untuk ke sana jika memilih perjalanan murah alias backpacker.

"Pertama, naik pesawat dulu ke Beijing dari Indonesia. Terus ke Guangzhou, lanjut ke Urumuqi," jelasnya.

Ingin jalur darat seperti naik kereta api juga bisa. Kemudian dilanjutkan dengan naik bis ke Xinjiang.

"Kalau tarif persisnya saya kurang tahu ya, karena nggak pernah ke sana langsung. Cuma dapat informasinya saja dari teman-teman saya selama backpackeran di Hongkong," tutupnya. (Yayu Fathilal)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved