Rabu, 1 Oktober 2025

Wisata Jakarta

Jembatan Kota Intan Jakarta, Penghubung Benteng Belanda dan Inggris

Tahukah anda bahwa di kawasan itu terdapat Kalibesar atau Kanal Besar terusan air Ciliwung yang bermuara di Sunda Kelapa, Teluk Jakarta?

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Mohamad Yoenus
Tribunnews/Reynas Abdila
Jembatan Kota Intan, di antara Jalan Kalibesar Timur dan Jalan Kalibesar Barat, Roa Malaka, Jakarta Barat. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jakarta merupakan ibu kota Republik Indonesia yang terbentang di pantai barat laut Pulau Jawa.

Pada zaman penjajahan Belanda, Jakarta hanyalah sebuah pelabuhan dagang kecil di daerah Sunda Kelapa bagian paling utara sekitar abad ke-13.

Tahukah anda bahwa di kawasan itu terdapat Kalibesar atau Kanal Besar terusan air Ciliwung yang bermuara di Sunda Kelapa, Teluk Jakarta?

Melihat sejarahnya ternyata masih ada warisan bangunan peninggalan Belanda yang berhubungan dengan lintas Kalibesar tersebut.

Tribun Travel mendatangi lokasi yang kini terletak di antara Jalan Kalibesar Timur dan Jalan Kalibesar Barat, Roa Malaka, Jakarta Barat, Sabtu (1/8/2015).

Warisan itu berupa jembatan tua berwarna merah gelap yang saat ini dinamakan Jembatan Kota Intan.

Jembatan Kota Intan
Jembatan Kota Intan. (Tribunnews/Reynas Abdila)

Dulunya jembatan ini adalah penghubung antara Benteng Belanda dan Benteng Inggris yang dibuat oleh VOC (persekutuan dagang asal Belanda) pada tahun 1628.

Karena dibatasi Kanal Besar dengan Benteng Inggris maka jembatan ini dinamai Engelse Brug atau Jembatan Inggris.

Tak lama usianya, jembatan ini rusak berat ketika Banten dan Mataram geriliya menyerang Benteng Batavia tahun 1628 dan 1629.

Tetapi setahun kemudian Belanda membangunnya kembali dan namanya diubah menjadi de Hoenderpasar Brug (Jembatan Pasar Ayam), karena lokasinya adalah tempat perdagangan ayam.

Lalu dari manakah nama Jembatan Kota Intan? Menurut sumber Tribun, nama itu muncul dari salah satu Bastion atau Kastil Batavia yaitu bernama Bastion Diamant (Intan).

"Lahirnya nama Jembatan Kota Intan ini diangkat dari nama Kastil Batavia yang pada zaman itu di mana bernama Bastion Diamant (=Intan)," tulis di papan keterangan.

Jembatan Kota Intan
Jembatan Kota Intan. (Tribunnews/Reynas Abdila)

Jembatan Kota Intan memiliki luas area yang cukup besar yakni dengan panjang 30 m dan lebar 4,43 m.

Dahulu ada banyak jembatan sejenis ini di Batavia yang dibangun dengan gaya tradisional khas Belanda.

Hal itu karena banyaknya kanal yang dibangun pemerintahan Belanda di Batavia sebagai pengaturan tata air maupun transportasi sungai.

Kronologi Kerusakan Jembatan

Seiring bergulirnya waktu Jembatan de Hoenderpasar Brug mengalami kerusakan parah setelah terendam banjir dan juga imbas korosi laut.

Pada 1655 jembatan ini pun kembali diperbaiki, nama pun kemudian ikut diganti menjadi Het Middlepunt Brug.

Mengingat dampak banjir yang bakal kembali melanda hingga membuat jembatan ini rusak parah lagi.

Akhirnya, pada 1938 fungsinya diubah menjadi jembatan gantung agar dapat diangkat sekaligus untuk lalu lintas perahu.

Jembatan Kota Intan
Sisi samping Jembatan Kota Intan. (Tribunnews/Reynas Abdila)

Meskipun berubah fungsi namun desain dan gayanya tak pernah diganti, lalu dinamai Ophalsbrug Juliana atau Juliana Bernhard yang merupakan nama Ratu Belanda saat itu.

Jembatan Kota Intan kini merupakan satu-satunya yang tersisa dari jembatan sejenis yang pernah dibangun Belanda.

Pada 1993 bangunan ini terdaftar sebagai bangunan cagar budaya berdasarkan keputusan Gubernur DKI nomor 475.

Jembatan ini berada di kawasan wisata kota tua yang tak pernah sepi pengunjung lokal maupun asing.

Wisatawan Foto-foto

Berada dalam lindungan pemerintah Jembatan Kota Intan terlihat benar-benar dirawat.

Alhasil penampilannya juga membuat para pengunjung ingin mengabadikan momen dengan berfoto.

Jembatan Kota Intan
Berfoto di Jembatan Kota Intan. (Tribunnews/Reynas Abdila)

Fenny dan Riris misalnya, dua wanita asal Jakarta ini tak ingin kehilangan kesempatan foto.

Keduanya terus menerus mencari sudut yang cocok untuk foto-foto di atas jembatan.

Tidak hanya Fenny dan Riris adapula tiga pria muda yang menjadikan spot jembatan ini sebagai objek foto bersama.

Wajar saja, apalagi tempat cagar budaya ini tidak dipungut biaya sama sekali bagi siapapun yang datang.

Penasaran? Ayo kunjungi! Jika anda datang pada malam hari lampu-lampu tembak warna-warni akan menyoroti Jembatan Kota Intan ini lhoo. (*)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved