Senin, 6 Oktober 2025

Wisata Sulsel

Berkunjung ke Leang Leang: Situs Bersejarah di Maros, Menyimpan Lukisan Tertua di Dunia

Leang Leang terkenal dengan situs sejarahnya. Jika ingin mengetahui sejarah peradaban manusia, Anda bisa mengeksplore Leang Leang.

Tribun Timur/Muthmainnah Amri
Situs bersejarah Leang Leang di Maros, Sulawesi Selatan. 

Laporan Wartawan Tribun Timur Muthmainnah Amri

TRIBUNNEWS.COM, MAROS - Melancong ke Makassar yang memiliki kota diatas air mungkin sudah terlalu "mainstream" bagi wisatawan.

Sementara kota di atas air yang memiliki spot foto berlatar Pantai Losari dan City of Makassar, mungkin sudah biasa dilakukan wisatawan.

leang leang
Banyak spot untuk foto di tempat ini. Mulai karst yang menjulang hingga gua yang eksotis. (Tribun Timur/Muthmainnah Amri)

Nah, tak ada salahnya bergeser sedikit ke utara Makassar, tepatnya di Kabupaten Maros. Tempat ini menawarkan sensasi berwisata yang beda bagi wisatawan.

Sekitar 30 meter dari Makassar, Maros terkenal karena wisata karst Rammang Rammang dan air terjun Bantimurung.

Jika sudah pernah melancong ke Rammang Rammang dan Bantimurung, apakah sudah pernah berwisata di Leang Leang?

Leang Leang terkenal dengan situs sejarahnya. Jika ingin mengetahui sejarah peradaban manusia purba, anda bisa mengeksplore Leang Leang.

Leang Leang berada di Kelurahan Kalabbirang Kecamatan Bantimurung. Letaknya sebelum air terjun Bantimurung.

Dari jalan poros mesti menempuh kurang lebih 4 kilometer lagi untuk sampai di lokasi. Ikuti saja jalan beton, anda tak akan tersesat.

Tiket masuk ke Leang Leang juga murah. Hanya Rp 10 ribu per orang. Untuk turis berlaku Rp 20 ribu. Situs bersejarah ini dikelola langsung Balai Pelestarian Cagar Budaya Makassar. Maka kebersihannya sangat dijaga.

Udaranya sangat sejuk dan tidak panas. Pasalnya anda dikelilingi karst yang menjulang. Seperti benteng pertahanan. Serta udara yang masih fresh. Begitu tentram dan damai.

Karst yang artistik dan gua yang sudah ada sejak jaman dulu membuat anda serasa berada di dimensi lain.

Jika saja Leang Leang berada di luar negeri, maka lokasi ini menjadi terfavorit bagi sutradara dunia untuk menggarap film kolosal.

Banyak tersedia spot untuk berfoto. Baik berlatar karst atau gua. Wisatawan sebaiknya mengunjungi Leang Leang saat pagi. Agar memiliki waktu yang banyak untuk menikmati Leang Leang.

Jangan lupa membawa bekal karena tak ada pedagang di Leang Leang. Yang ada hanya toilet dan masjid. Serta satu rumah panggung yang biasanya ditempati pejabat saat berkunjung.

Leang Leang pun semakin mendunia setelah keberhasilan sejumlah peneliti mengungkap jika lukisan tertua di dunia ada di Leang Leang. Di mana selama ini banyak orang beranggapan hal itu hanya berada di Eropa.

Namun hal itu terbantahkan dengan penelitian yang dilakukan tim arkeolog Indonesia dan Australia yang berhasil mengungkap lukisan hewan yang diduga tertua di dunia, berusia 40 ribu tahun.

Penelitian ini pun dipublikasikan para peneliti tepatnya akhir 2014 lalu.

Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Makassar, Andi Muhammad Said mengatakan penemuan lukisan berupa telapak tangan dan hewan tertua itu sebenarnya telah ditemukan bertahun-tahun lalu.

Namun kepastian usia lukisan itu baru diketahui setelah peneliti kembali melakukan penelitian sekira 2011-2013 lalu.

Usia lukisan hewan tertua itu terungkap bersamaan dengan terungkapnya lukisan stensil tangan yang juga tertua di dunia. Lukisan stensil tangan ini bersebelahan dengan lukisan hewan tertua yang bersebelahan dengan Leang Timpuseng.

Lukisan hewan tertua itu berwujud babirusa betina. Lukisan berwarna kemerahan, sangat detail dan naturalis. Kaki, ekor, kepala, hingga rambut babirusa terlihat jelas. Sehingga identifikasi jenis hewan bisa dilakukan dengan mudah.

Penelitian yang mengungkap dua lukisan tertua ini adalah hasil kerjasama Pusat Arkeologi Nasional, Balai Arkeologi Makassar, Balai Peninggalan Cagar Budaya (BPCB) Makassar, University of Wollongong, dan Universitas Griffith.

Salah seorang peneliti dari University Of Wollongo, Adam Brumm, mengatakan pihaknya telah tiga tahun melakukan penelitian. Namun apa yang didapatnya itu sangat menggemparkan dunia.

Dia menjelaskan, dalam menentukan usia sebuah lukisan itu akan diketahui peneliti setelah mengambil sampel dari lukisan itu.

Maka keberadaan lukisan itu membuktikan peradaban Indonesia selevel dengan peradaban Eropa di masa lalu.

Para peneliti pun mengharapkan peran warga sekitar dan pemerintah untuk dapat menjaga apa yang telah ditemukan para peneliti.

"Kita akan membuka semua lokasi peradaban ini untuk menjadi tujuan wisata," ujar Andi Muhammad Said, beberapa waktu lalu.

Saat ini, jumlah gua yang ada di kabupaten Maros sekitar 97 buah. Sekitar 63 diantaranya masuk dalam kawasan taman nasional. (*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved