Travel Story
Perjuangan Menuju Suoh, Menghadapi Jalanan Rusak dan Pungutan Liar (1)
Di perkampungan yang dilintasi terlihat banyak warga yang sedang menjemur kopi di halaman rumahnya yang hanya beralaskan tanah.
Laporan Reporter Tribun Lampung, Teguh Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, SUOH - Suoh. Begitu mendengar namanya yang langsung tergambar di benak adalah perjalanan panjang sarat perjuangan, untuk mencapai salah satu kecamatan yang terletak di sebuah lembah di daerah Lampung Barat.
Tapi satu hal yang menarik, mengunjungi daerah yang pernah terisolir saat gempa melanda di medio tahun 1994, merupakan sebuah impian yang akhirnya terwujud.
Tribun Lampung, diwakili Redaktur Lifestyle Teguh Prasetyo hari Minggu (31 Mei) dan Senin (1 Juni) lalu berkesempatan mengikuti tim dari Dinas Pariwisata Provinsi Lampung, bertandang ke Suoh guna melihat potensi wisata di daerah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Tanggamus tersebut.
Tim yang berjumlah sembilan orang itu langsung dipimpin Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Lampung Herlina Warganegara.

Perjalanan di kecamatan Suoh, Lampung. (Dok Tribun Lampung/Teguh Prasetyo)
Mengendarai dua mobil, tim berangkat pada Minggu siang, sekitar pukul 13.30 WIB.
Kali ini tim memilih melintasi jalur Tanggamus. Sebab, jalur dari Tanggamus kondisi jalannya tidak separah bila melalui Skala Brak, Lampung Barat.
Di mana kondisi jalan Skala Brak didominasi tanah merah dan bebatuan.
Hanya kendaraan jenis penggerak empat roda yang dapat melintas di sini.
Sementara bila lewat jalur dari Tanggamus, Meski jalan berupa bebatuan, tetap dapat dilewati mobil jenis minibus.
Hanya saja dibutuhkan ekstra kehati-hatian di beberapa titiknya mengingat terdapat kerusakan yang memang memerlukan kewaspadaan pengemudi.
Belum lagi ditambah dengan beberapa pos pemuda setempat yang terdapat di ruas jalan yang kerap meminta uang kepada pengguna jalan.
Meskipun besarannya tak terlalu banyak yakni sekitar Rp 5.000 sampai Rp 10.000, namun karena jumlahnya lebih dari lima pos, maka pengeluarannya lumayan besar.
Untungnya rombongan ini mengendarai mobil berpelat merah dan diisi orang dinas, sehingga tim tidak harus mengeluarkan uang.
Perjalanan dilanjutkan dengan jalanan yang naik dan turun.
Pemandangan yang tampak selama perjalanan adalah perkebunan, hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), perbukitan, jurang, serta beberapa perkampungan warga.
Di perkampungan yang dilintasi terlihat banyak warga yang sedang menjemur kopi di halaman rumahnya yang hanya beralaskan tanah.
Perjalanan juga melewati jalan menuju pertambangan emas Nataran Mining.
Dan selama perjalanan, tidak ada satupun penunjuk jalan yang bisa ditemukan.
Sehingga untuk menuju Dusun Sugimukti di Desa Suka Marga yang menjadi tujuan untuk menginap, terpaksa tim mesti bertanya pada penduduk setempat.
Hingga akhirnya estimasi waktu yang diperkirakan sore sekitar pukul 17.00 WIB bisa tiba di lokasi, molor hingga pukul 19.00 WIB.
Rombongan pun disambut pemandu wisata setempat Cucun Sunarya dan rangger TNBBS Supriatna di kediaman Kepala Desa Suka Marga.
Setelah itu, dilanjutkan dengan ngobrol dan diskusi terkait rencana mengunjungi tempat wisata yang ada di Suoh.

Pemandangan di Suoh, Lampung. (Dok Tribun Lampung/Teguh Prasetyo)
Menurut Cucun, di Suoh terdapat lima danau yakni Danau Asam (85 ha), Danau Lebar (65 ha), Danau Minyak (15 ha), Danau Belibis (25 ha), dan Danau Belikan.
"Ada tiga danau yang bisa dikunjungi yakni Danau Lebar, Asam, dan Minyak. Untuk Danau Belibis saat ini banyak ditutupi rawa-rawa dan sulit dijangkau.
Sedangkan untuk Danau Belikan, meski banyak ikannya, saat ini kondisinya sudah berubah menjadi persawahan warga," kata Cucun.
Selain kelima danau, di Suoh juga terdapat Keramikan yang merupakan hamparan pasir silika yang sudah mengeras dengan ketebalan antara 1 meter hingga 0,5 meter.
Bahkan, masih ada juga yang ketebalannya hanya 10 cm.
Sehingga untuk melewatinya dibutuhkan pengawasan dari pemandu karena di beberapa bagian masih kerap terjadi letupan air dari gas alam yang memiliki hawa panas ratusan derajat celsisus tersebut.
"Tak hanya itu saja, di Suoh juga terdapat hamparan Pasir Kuning yang menyerupai pantai dengan hamparan pasir putih yang sangat memikat.
Serta terdapat lokasi tumbuhnya tanaman kantong semar," ujar Cucun.
Akhirnya disepakati tim mulai akan menjelajahi berbagai lokasi itu mulai dari pukul 07.00 WIB.

Suoh, Lampung. (Dok Tribun Lampung/Teguh Prasetyo)
Rombongan akan memulai perjalanan ke Danau Lebar yang letaknya tidak begitu jauh dari pemukiman warga dengan mengendarai motor.
Sedangkan lokasi-lokasi lainnya hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki menembus hutan dan menyebrangi sungai serta padang ilalang.
Tim pun beristirahat agar esok pagi bisa fit menempuh perjalanan yang lumayan melelahkan. Bersambung.