Wisata Alam Umbul Sidomukti
Asyiknya Paralayang di Ketinggian 1.700 Meter Selama 30 Menit, Bayar Dulu Rp 300 Ribu !
Dengan ketinggian 1.700 meter di atas permukaan laut, kawasan wisata alam Umbul Sidomukti pas buat olahraga paralayang!
TRIBUNNEWS.COM - Dengan ketinggian 1.700 meter di atas permukaan laut, kawasan wisata alam Umbul Sidomukti di Desa Sidomukti, desa di lereng puncak Gunung Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, amat pas buat olahraga paralayang.
Ya. Untuk memperkaya fasilitas wisatawan di Umbul Sidomukti, saat ini pengelola membangun landasan di kawasan puncak Sidomukti, dekat pondok kopi untuk keperluan wisata paralayang (gantole).
Direktur Taman Renang Umbul Sidomukti Bambang Ari Wijanarko mengemukakan, animo masyarakat terhadap olahraga paralayang perlu diwadahi. Kalau perlu, paralayang akan menjadi fasilitas wisata di Umbul Sidomukti.
”Kami telah menyiapkan lima gantole yang dapat digunakan pengunjung menikmati olahraga sambil rekreasi. Hanya saja, pengunjung akan diajak terbang tandem oleh ahli dari anggota dan pengurus Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) Kabupaten Semarang,” ujarnya. (berita lainnya yang terkait wisata alam Sido Mukti, klik di sini )
Pihaknya berencana membuka fasilitas rekreasi paralayang ini pada0 Maret 2015. Setiap pengunjung yang ingin menikmati terbang layang dengan tandem dikenai tarif tiket Rp 300.000 sekali terbang, dengan durasi lama di udara mulai 15 menit sampai setengah jam. Mereka nanti dapat terbang dari ketinggian 1.700 mdpl, kemudian turun di lapangan sepak bola Sidomukti dan kembali ke lokasi awal menggunakan fasilitas kendaraan pengelola obyek wisata ini.
Untuk menuju lokasi Umbul Sidomukti, sebagaimana ciri wisata pegunungan, jalan memang berliku-liku dan naik-turun. Jalan pun tidak terlalu lebar, dengan sisi jalan penuh jurang. Oleh karena itu, mobil dan pengemudi yang hendak ke Umbul Sidomukti harus dalam kondisi prima.
Semua kendaraan bermotor akan dipandu warga setempat menuju jalan yang membelah Desa Sidomukti. Jalan di kampung di kawasan pegunungan itu memang hanya dapat dilalui satu mobil. Saat berpapasan, mobil harus saling mengalah, bergantian. Kondisi jalan terus menanjak hingga tiba di Umbul Sidomukti. (Winarto Hadi Sansono)