Rabu, 1 Oktober 2025

Pakar Fortinet Beberkan Rahasia Keamanan Internet Bagi Anak, Kuncinya di Orangtua

cegah cyberbully, orang tua perlu memasang perangkat lunak antivirus dan filter konten komersial untuk menambah lapisan pengaman.

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Sanusi
HO
cegah Cyberbully, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah memulai gerakan seperti Gerakan Literasi Digital Siber Kreatif, yang bermaksud memberdayakan publik, bahkan anak-anak, untuk menciptakan ruang daring yang aman. Kominfo berharap 50 juta masyarakat berliterasi digital pada tahun depan. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Internet dapat menjadi sarana anak-anak untuk banyak belajar hal-hal baru, bersenang-senang, dan terhubung dengan teman mereka. Namun, sama seperti di dunia nyata, bahaya yang mungkin tidak disadari anak-anak mengintai di tempat tersembunyi.

Pelaku pengancaman dapat mengirimkan konten berbahaya untuk melakukan perundungan siber (cyberbully) kepada anak-anak atau mengirimkan tautan palsu untuk mencuri informasi pribadi orang tua dengan menjanjikan imbalan besar.

Terkait ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah memulai gerakan seperti Gerakan Literasi Digital Siber Kreatif, yang bermaksud memberdayakan publik, bahkan anak-anak, untuk menciptakan ruang daring yang aman. Kominfo berharap 50 juta masyarakat berliterasi digital pada tahun depan.

Baca juga: Serangan Siber Lagi Marak, Perusahaan Perlu Antisipasi Bocornya Data Berharga Pelanggan

Country Director Indonesia Fortinet Edwin Lim menjelaskan, hal yang mencemaskan adalah Indonesia mendapatkan peringkat 42 dari 100 negara di jajak pendapat Indeks Keamanan Daring Anak (COSI) 2021 yang dilakukan DQ Institute.

Setelah menggali lebih lanjut, dalam laporan ini ditemukan beberapa bagian yang kurang, termasuk kedisiplinan penggunaan teknologi, rancangan keamanan, dan kepercayaan masyarakat pada platform digital.

Selain itu, bidang lain seperti penghindaran risiko siber, digital parenting, dan peraturan perlindungan daring anak masih berada di tingkat sedang dan dapat ditingkatkan.

“Karena itu, orang tua, dengan dukungan figur otoritas lainnya, harus memainkan peran aktif dalam meningkatkan kesadaran keterampilan higienitas siber, agar anak-anak dapat melindungi diri mereka sendiri di dunia maya," ungkap Edwin dalam keterangan tertulis, Kamis 10 Agustus 2023.

Edwin menambahkan, ada kiat dan siasat higienitas siber yang ramah untuk anak. Sifat obrolan online dan email yang tidak pribadi membuat penyerang siber mudah meniru teman dekat dan meyakinkan mereka untuk memberikan informasi pribadi seperti nama, alamat, dan nomor telepon orang tua.

Sebab itu, nasihat kepada anak-anak agar tidak memberikan informasi tanpa izin orang tua kepada siapa pun yang mengobrol dengan mereka, harus menjadi langkah pertama dalam membangun keterampilan higienitas siber anak.

Langkah kedua adalah mengawasi situs web yang dikunjungi anak dan menasihati mereka mengenai jenis situs web yang boleh mereka buka. Hal ini perlu dilakukan karena penyerang siber dapat terus menipu mereka untuk mengunjungi situs web mencurigakan yang menawarkan hadiah, permainan, atau unduhan gratis.

Baca juga: BSSN: Tak Ada Negara yang Aman dari Serangan Siber

Setelah mengklik tautan itu, mereka akan tanpa sengaja membuka pintu bagi taktik seperti pencurian data dan malware. Serupa dengan itu, orang tua dan guru perlu mengedukasi anak-anak untuk tidak membuka lampiran email yang mencurigakan karena dapat berisi berkas berbahaya, termasuk virus dan konten berbahaya.

Anak-anak juga perlu diedukasi mengenai kebiasaan kata sandi yang baik, karena sangat penting untuk menurunkan risiko yang membahayakan akun. Terutama, orang tua perlu membantu anak-anak mereka untuk membuat kata sandi berbeda untuk tiap layanan online yang mereka gunakan.

Untuk satu layanan, mereka dapat menggunakan huruf pertama ungkapan kesukaan mereka dan nama tokoh video game untuk yang lainnya.

Sebagai langkah pencegahan lebih lanjut, orang tua harus menasihati anak-anak untuk tidak membagikan kata sandi kepada siapa pun, bahkan teman mereka, dan tidak menyimpannya di tempat yang dapat mudah ditemukan.

Terakhir, orang tua harus memastikan gawai selalu diamankan dengan perangkat lunak (software) dan patch keamanan terbaru. Ini membantu mereka aman dari ancaman siber yang baru dan terus berkembang, yang menjangkiti lanskap digital.

Selanjutnya, cara terbaik bagi orang tua dalam melindungi kebiasaan anak-anak menjelajah daring adalah menetapkan batasan. Ini termasuk membatasi jumlah jam yang dapat mereka habiskan di depan komputer, kegiatan yang dapat mereka lakukan, dan jenis situs web yang dapat mereka kunjungi.

Selain itu, juga disarankan untuk meletakkan komputer di ruang umum, seperti di ruang tamu atau dapur, agar orang tua dapat mengawasi perilaku anak dan langsung mengintervensi kapan pun.

Orang tua juga dapat mengaktifkan kendali orang tua yang ditawarkan penyedia layanan internet (ISP) dan peramban web untuk meningkatkan keamanan kegiatan online anak di bawah umur.

Menurut Edwin peran orang tua cukup besar, orang tua juga harus mengambil langkah pencegahan untuk melindungi anak dari konsumsi dan penggunaan perangkat online.

“Orang tua juga perlu mengambil langkah pencegahan untuk mengurangi risiko penyerang siber menargetkan anak-anak mereka. Terutama memeriksa pengaturan privasi media sosial mereka, karena mungkin belum diatur untuk melindungi informasi pribadi secara default," ungkap Edwin Lim.

Baca juga: Searce Dilibatkan Menjaga Keamanan Data untuk Memerangi Serangan Siber

Di saat bersamaan, orang tua perlu memasang perangkat lunak antivirus dan filter konten komersial untuk menambah lapisan pengaman.

Terakhir, orang tua harus berdiskusi dengan anak-anak mereka mengenai kewaspadaan saat menghadapi scam atau tautan palsu. Ajari mereka cara mengenali tanda-tandanya, dan selalu sediakan waktu untuk mendampingi mereka jika mereka tidak yakin akan konten yang mereka hadapi.

“Tanggung jawab utama orang tua adalah melindungi anak-anak mereka dari ancaman, dan tidak berbeda di dunia digital, dengan adanya penyerang siber yang selalu mengincar korban," ungkap Edwin Lim.

"Beberapa strategi di atas dapat melindungi dari ancaman ini, memungkinkan keluarga menjelajahi situs web dengan aman. Ingat, tidak pernah ada kata terlalu dini bagi anak-anak untuk mempelajari higienitas siber," imbuhnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved