Kapitalisasi Apple Turun di Bawah 2 Triliun Dolar AS, Pertama Kali Sejak 2021
Penurunan harga saham Apple membuat kapitalisasi pasarnya mencapai 1,99 triliun dolar AS. Kapitalisasi pasar Apple berada di atas Microsoft Corp
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, SAN FRANCISCO - Kapitalisasi pasar Apple Inc menyusut tajam pada Selasa (3/1/2023) menjadi di bawah 2 triliun dolar AS untuk pertama kalinya sejak Maret 2021.
Melansir dari Reuters, saham Apple turun 3,7 persen menjadi 125,07 dolar AS, setelah analis di perusahaan pasar modal Exane BNP Paribas, Jerome Ramel, menurunkan peringkat perusahaan dari "outperform" menjadi "neutral".
Penurunan harga saham Apple membuat kapitalisasi pasarnya mencapai 1,99 triliun dolar AS. Kapitalisasi pasar Apple berada di atas Microsoft Corp, yang mencapai sekitar 1,8 triliun dolar AS.
Baca juga: Penjualan Merosot, Apple Dikabarkan Bakal Pangkas Harga iPhone 15
Kekhawatiran investor bertambah dengan adanya laporan bahwa ekonomi global yang melambat dan inflasi yang tinggi dapat mengganggu permintaan produk Apple, menurut laporan Nikkei yang mengutip seorang sumber yang tidak disebutkan namanya.
Sumber tersebut mengatakan bahwa Apple telah memberi tahu pemasoknya untuk memproduksi lebih sedikit suku cadang untuk earbud, jam tangan, dan laptop.
Ramel memangkas target pengiriman iPhone untuk tahun fiskal 2023 menjadi 224 juta unit dari 245 juta unit, menyoroti adanya masalah rantai pasokan dari produsen Foxconn dan konsumen yang mengurangi pengeluaran untuk ponsel kelas atas.
Dengan kekhawatiran investor mengenai permintaan konsumen, analis rata-rata memperkirakan Apple akan membukukan penurunan 1 persen pada pendapatan kuartal keempat 2022 yang akan terbit dalam beberapa minggu mendatang, menurut Refinitiv. Ini akan menandai penurunan pendapatan kuartalan pertama Apple sejak kuartal pertama 2019.
Baca juga: Apple Akan Luncurkan iPad Mini Baru pada Akhir Tahun Depan
"Mereka (Apple) cenderung condong ke pelanggan perangkat konsumen kelas atas tetapi bahkan demografis itu mungkin terpengaruh oleh tingginya harga semuanya," kata analis dari Bokeh Capital Partners, Kim Forrest.
Aksi jual saham yang tajam pada tahun lalu di Wall Street menghukum raksasa teknologi karena investor khawatir mengenai kenaikan suku bunga yang dapat membuang saham dengan valuasi tinggi.
Nilai pasar saham gabungan dari Apple, Microsoft, Amazon.com Inc, Alphabet Inc, dan Meta Platforms sekarang menyumbang sekitar 18 persen dari S&P 500, turun dari 24 persen pada 2020.
Meski begitu, bahkan setelah penurunan saham sebesar 27 persen pada tahun lalu, Apple telah memberikan pengembalian yang luar biasa kepada pemegang saham jangka panjang.
Investor yang membeli dan memegang saham Apple ketika salah satu pendiri raksasa teknologi itu, Steve Jobs, meluncurkan iPhone pada 2007 telah menikmati keuntungan lebih dari 4.000 persen, tidak termasuk dividen, dibandingkan dengan keuntungan 180 persen di S&P 500 selama periode yang sama.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.