Arsip Digital Jalaluddin Rumi Divisualisasikan Lewat Teknologi AI di Festival Budaya Istanbul
Karya ini dibuat untuk memperingati 750 tahun meninggalnyaJalaluddin Rumi dan menawarkan pengalaman multisensori selama 6,5 menit
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seniman dunia Refik Anadol meluncurkan proyek terbarunya yaitu "Rumi Dreams" di acara seni dan budaya terbesar di Kota İstanbul, Turki, bertajuk Festival Rute Budaya Beyoğlu atau Beyoğlu Culture Route Festival.
Karya seni multisensor baru seniman Turki itu dibuat dengan memvisualisasikan arsip besar dokumen terkait mistikus abad ke-13, Mevlâna Jalaluddin Rumi melalui algoritme pembelajaran mesin berbasis Artificial Intelligence.
Tujuannya, untuk menyajikan pandangan dunia Rumi kepada khalayak luas, “Rumi Dreams” menawarkan pengalaman yang melibatkan gerakan, cahaya, dan suara selama 6 setengah menit.
Instalasi digital ini sukses menarik minat pengunjung sejak kemunculan pertama kalinya di Pusat Kebudayaan Atatürk Istanbul yang ikonik.
Karya ini dibuat untuk memperingati 750 tahun meninggalnyaJalaluddin Rumi dan menawarkan pengalaman multisensori selama 6 setengah menit yang terinspirasi dengan ajaran dan warisan budaya Rumi.
Baca juga: Turki Segera Bahas Ekspor Gandum Ukraina dengan Moskow dan Kyiv
Untuk bisa menciptakan karya ini, Refik Anadol dan studionya mengumpulkan data dari berbagai multidisiplin, termasuk salinan karya monumental Rumi Masnavi dalam 26 bahasa, serta jutaan dokumen dan arsip, manuskrip, rekaman musik, dan pertunjukan sufi.
Data-data tersebut dikumpulkan dari Kota Metropolitan Konya, Kepresidenan Arsip Negara Republik Turki, Arsip Negara Perdana Kementerian, Museum Konya Mevlâna, Perpustakaan Sarajevo Gazi Husrev Bey, Universitas Selçuk dan lembaga-lembaga lainnya.
Ada juga dokumentasi foto-foto diambil dari Museum Konya Mevlâna, dan tempat-tempat yang memuat jejak Jalaluddin Rumi. Rencana arsitektur dan piagam sertifikat yayasan dari semua pondok Mevlevi di seluruh dunia juga disertakan ke dalam format visual dan tertulis.
Jalaluddin Rumi selama ini dikenal dengan puisi dan kata-kata bijaknya yang indah. Penciptaan Rumi Dreams sendiri terinspirasi oleh seruan Rumi untuk "menemukan cahaya dalam diri" dan diciptakan demi menghadirkan lagi alam semesta Mevlâna Jalaluddin Rumi kepada khalayak luas.
Refik Anadol dan timnya meyakini, untuk melambangkan dan mewujudkan panggilan Rumi dalam waktu singkat hanya bisa dilakukan dengan seni digital.
Dengan keyakinan ini, mereka bisa menyampaikan panggilan mistik yang abadi dengan menarik indra visual dan pendengaran, dan menciptakan mimpi.
Rumi Dreams merupakan proyek multisensor ini membenamkan pengunjung ke dalam karya seni dan pandangan dunia Rumi, memperkenalkan mereka yang tidak terbiasa dengan ajaran penyair dan mistik pada tradisi transendental Sufi.
Tulisan-tulisan Rumi selama ini banyak mempengaruhi pemikiran mistik dan sastra secara global, popularitasnya menjadi fenomena budaya global. UNESCO sudah mendeklarasikan tahun 2007 sebagai Tahun Rumi Internasional.
Menurut UNESCO, sosok Jalauddin Rumi adalah pribadi yang humanis, filsuf, dan penyair besar yang menjadi milik umat manusia secara keseluruhan.
Kematian Rumi dihormati setiap tahun dengan upacara Seb-i Arus (Malam Pernikahan) di Konya dan diwarnai oleh kegiatan pameran, konferensi, konser hingga pertunjukan untuk memperingati sang penyair.