Rabu, 1 Oktober 2025

KaryaKarsa Ajak Konten Kreator Memonetisasi Karya Lewat IP Management dan Platform Digital

Sejak berdiri di 2019, hingga kini KaryaKarsa menaungi sekitar 100 ribu kreator yang rata-rata menghasilkan lebih dari 3.000 karya per bulan

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
istimewa
Kiri ke kanan: Chief Executive Officer KaryaKarsa, Ario Tamat; Chief Business Officer Noice, Niken Sasmaya; Head of Growth KaryaKarsa, Pribadi Prananta, dan Aria Rajasa, Chief Technology Officer KaryaKarsa dalam jumpa pers dengan media, Senin (30/5/2022). 

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para kontent kreator dan para story teller kini bisa mendapatkan penghasilannya dengan memasukkan karya-karyanya di platform digital.

Salah satu platform yang menawarkan cuan melalui penyebarluasan karya untuk dinikmati audiens adalah Karyakarsa.

Sejak berdiri di 2019, hingga kini KaryaKarsa menaungi sekitar 100 ribu kreator yang rata-rata menghasilkan lebih dari 3.000 karya per bulan.

Di platform ini para konten kreator, terutama para storyteller diajak berkreasi melalui cerita dan menjadikan karya-karyanya dikenal luas masyarakat dan mendapatkan penghasilan lewat dukungan yang diberikan oleh audiens penikmat karya-karya mereka.

Tak hanya itu, KaryaKarsa juga memberikan dukungan kepada para konten kreator dan story teller berupa intellectual property (IP) management atau manajemen kekayaan intelektual atas semua karya mereka agar tetap aman, menguntungkan sekaligus dapat dinikmati oleh masyarakat luas secara legal.

Ario Tamat, co-founder dan Chief Executive Officer KaryaKarsa dalam paparannya kepada media di Jakarta, Senin (30/5/2022) menjelaskan, karya yang telah memiliki IP dan berpotensi menjangkau publik lebih luas selama ini memiliki kelemahan dari sisi IP management. 

Baca juga: Sandiaga Uno Ajak UMKM Kembali Bangkit, Besarkan Usaha di Platform Digital

Mereka tidak memiliki bekal pengetahuan bisnis yang cukup saat berhadapan dengan pihak ketiga yang tertarik untuk mengkomersialkan karyanya, terutama saat menegosiasikan harga yang pantas dan persyaratan perizinan.

Dia mencontohkan, bagi story teller, salah satu cara mendapatkan penghasilan bagi story teller adalah menerbitkan buku. Namun untuk ke sana butuh waktu cukup lama mulai dari cari publisher, editing sampai proses cetak. Pemilik karya juga hanya mendapatkan 7 sampai 10 persen pendapatan bersih.

"Dengan bergabung di Karyakarsa, story teller bisa langsung mempublikasikan karyanya dan bis mengajukan offering harga ke audiensnya. Mereka bisa mendapatkan hingga 90 persen pendapatan dari harga yang dipublikasikan," jelas Ario.

Karena itu, pihaknya juga berupaya menjalankan peran sebagai rumah pemberdayaan bagi para storyteller dengan menyediakan layanan IP management.

"Indonesia punya banyak sekali storyteller dengan cerita yang bisa dinikmati oleh khalayak luas karena orang Indonesia adalah penutur yang baik dan penyimak cerita yang bagus. Kami melihat ada potensi story teller yang besar di Indonesia dan sayang sekali jika mereka tidak diwadahi," ujar Ario.

Dengan adanya IP management di KaryaKarsa, para storyteller dapat menawarkan IP mereka, lengkap dengan data ketertarikan penonton berbayar di KaryaKarsa kepada pihak ketiga yang tertarik untuk mengadaptasi IP asli ke dalam berbagai format lain.

Kesepakatan dapat ditawarkan dan dilakukan melalui platform, mulai dari opsi hingga lisensi akhir, dengan KaryaKarsa mewakili kepentingan bisnis dan dokumen ruang belakang yang diperlukan, termasuk pendaftaran resmi hak kekayaan intelektual kepada pemerintah dan dokumen hukum.

IP management KaryaKarsa juga akan menyarankan harga dan persyaratan terbaik untuk pembuat dan penerima lisensi, menuju hubungan kreatif yang lebih adil.

Ario menjelaskan, secara umum, para konten kreator digolongkan dalam 2 jenis yakni konten kreator yang memiliki karya dan konten kreator yang hasil karyanya timeline seperti influencer.

Aria Rajasa, Chief Technology Officer KaryaKarsa menambahkan, ketika berkarya di Karyakarsa, para konten kreator dan story teller mereka bisa mendapatkan pertambahan audiens dan follower dan follower akan mendapatkan update karya-karya terbaru mereka yang tayang di platform.

"Kami hanya mengambil 10 persen pendapatan. Sebagai pengelola platform kami juga mencegah praktik pembajakan," ungkapnya.

Head of Growth KaryaKarsa Pribadi Prananta menyatakan, di platform ini pihaknya juga mengajak beberapa kreator membuat kelas menulis dan membagikan beragam tips sampai soal bagaimana menentukan harga.

Menurut Ario, pada November 2021 lalu KaryaKarsa dapat dukungan pendanaan sebesar Rp 7 miliar dari investor dan angel investors untuk operasional selama setahun.

Gandeng Noice

KaryaKarsa juga menggandeng Noice, platform konten audio terkemuka di Indonesia sebagai partner IP management dengan menghadirkan ragam konten dari penulis dan storyteller pilihan KaryaKarsa yang diadaptasi lewat format audio series di aplikasi Noice.

Noice saat ini menjelma sebagai platform audio yang memproduksi IP konten audio lokal terbesar di Indonesia.

Niken Sasmaya, Chief Business Officer (CBO) Noice, bersama KaryaKarsa, platformnya siap memfasilitasi para penulis lokal berbakat pilihan KaryaKarsa untuk mengembangkan konten tulisan mereka ke dalam bentuk audio series dan memberikan sesuatu yang berbeda kepada para pembaca setianya.

"Format audio series ini sangat unik dan kian banyak peminatnya karena menghadirkan pengalaman berbeda dalam menikmati rangkaian cerita yang dibawakan dengan kekuatan suara sehingga dapat menciptakan theatre of mind atau interpretasi visual tersendiri dari masing-masing orang berdasarkan apa yang mereka dengar,” ujar Niken Sasmaya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved