Senin, 29 September 2025

Era Vuca: yang Adaptif yang Akan Mampu Bertahan

Transformasi digital tersebut memunculkan konsekuensi terbaru di mana para penyedia jasa akan bergantung pada penggunaan teknologi (mesin)

IST
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat kini tengah dihadapkan pada era double disruption.

Era dimana setiap orang harus memiliki kemampuan adaptif dan eksploratif yang mumpuni.

Kemampuan ini sekaligus menjawab tantangan gelombang digitalisasi dan transformasi digital yang semakin pesat merambat ke berbagai lini kehidupan.

Transformasi digital tersebut memunculkan konsekuensi terbaru di mana para penyedia jasa akan bergantung pada penggunaan teknologi (mesin) dan mulai mempertimbangkan untuk mengoptimalkan dan menyesuaikan sumber daya agar bisnis lebih efektif dan efisien.

Kombinasi sumber daya manusia dengan sumber daya lainnya yang berada pada lokasi, waktu, dan pekerjaan yang tepat pada akhirnya dapat membantu tercapainya produktivitas yang diinginkan dengan sebuah target yang telah ditentukan.

Baca juga: Pelaku Usaha Diingatkan Serius Jalankan Transformasi, demi Antisipasi Cepatnya Disrupsi Digital

Hal tersebut dikenal sebagai rightsizing.

Salah satu contohnya adalah PT Hero Supermarket Tbk, yang menutup seluruh gerainya di Indonesia.

Penutupan gerai tersebut disebabkan alih fokus bisnis merk dagang lain seperti Guardian dan IKEA.

Dalam kurun waktu dua tahun, Hero Group menargetkan jumlah gerai IKEA empat kali lipat dibandingkan tahun 2020.

Selain itu pihaknya akan membuka 100 gerai Guardian baru hingga akhir tahun 2022.

Sebagai bagian dari fokus bisnis baru, PT Hero Supermarket Tbk akan mengubah lima gerai Giant menjadi IKEA dengan harapan dapat menambah aksesibilitas pelanggan.

Baca juga: Era Digital Banking Bisa Jadi Ancaman Jika Data Nasabah dan Bank Tidak Terlindungi

Hal ini bertujuan untuk beradaptasi terhadap dinamika pasar dan tren pelanggan yang terus berubah seiring merosotnya popularitas format hypermarket dalam beberapa tahun terakhir.

Saat rightsizing diterapkan oleh para pelaku bisnis atau penyedia jasa maka terdapat sejumlah penyesuaian, termasuk pada sumber daya manusia (SDM).

Sumber daya manusia yang dapat mengikuti perkembangan zaman dan bertransformasi dinilai akan mampu menghadapi industri 5.0 yang semakin dinamis.

Dalam bukunya yang berjudul Let’s Change (2014), Rhenald Kasali menyebut bahwa bukan mereka yang terkuat yang mampu bertahan, melainkan mereka yang paling adaptif dalam merespons perubahan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan