Saham Anjlok, Facebook dan Samsung Sedang Mengalami Pekan yang Berat
Pengamat keuangan Ariston Tjendra menilai fenomena anjloknya saham perusahaan di atas kemungkinan bukan karena era teknologi sudah berakhir

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemerosotan Samsung pada 2021 semakin parah seiring dengan saham perusahaan turun lebih dari 20 persen sejak Januari.
Melansir androidpolice.com, memang saham-saham teknologi mengalami pekan berat setelah Facebook turun lebih dari 5 persen imbas down pada Senin.
Sementara, Samsung adalah satu di antara perusahaan yang berjuang untuk mempertahankan momentum kenaikan saat memasuki fase baru dibanding 2020.
"Ini adalah berita yang cukup buruk bahwa perusahaan turun lebih dari 3 persen hingga Oktober, penurunan yang sesuai dengan sebagian besar industri saat ini. Saham Samsung juga turun 21 persen sejak sahamnya mencapai puncak pada 11 Januari senilai 15,3 miliar dolar AS dijual oleh investor asing," tulis artikel tersebut, Kamis (7/10/2021).
Alasan utama penurunan ini dinilai akibat penjualan smartphone yang buruk di antaranya rumor kinerja Galaxy S21 yang biasa-biasa saja meski telah ada sejak musim panas.
"Galaxy S21 dengan permintaan dilaporkan turun dibanding dengan seri S20 dan S10. Itu juga mengakibatkan Samsung kehilangan tempat sebagai pembuat smartphone teratas untuk penjualan bulanan global, beralih ke Xiaomi musim panas ini," lanjut tulisan androidpolice.
Baca juga: Facebook dan Whatsapp Error Jadi Berkah Buat Telegram, Penggunanya Bertambah 70 Juta
Meskipun merosot, perusahaan terus mempertahankan peringkat layak belinya di antara para analis di Korea Selatan dengan ekspektasi akan naik 40 persen tahun depan.
"Namun, tidak semua berita buruk bagi Samsung. Hasil awal kuartal III akan diumumkan pada Jumat dan perusahaan diharapkan untuk mengungkapkan rekor pendapatan dan laba kuartalan terbaiknya sejak 2018," tutup artikel tersebut.
Pengamat keuangan Ariston Tjendra menilai fenomena anjloknya saham perusahaan di atas kemungkinan bukan karena era teknologi sudah berakhir.
"Kayaknya bukan, kemarin kan ada masalah dengan down server Facebook. Kalau Samsung mungkin dari masalah dengan terhambatnya suplai chip, sehingga bisa memperlambat atau mengurangi produksi dan penurunan permintaan smartphone," kata dia.
Menurutnya lebih pas adalah penurunan saham-saham teknologi sebagai bentuk antisipasi investor dalam menghadapi rencana tapering Negeri Paman Sam.
"Pelaku pasar juga sedang reposisi portofolio menghadapi tapering, sehingga harga saham-saham teknologi sempat tertekan," pungkas Ariston.

Saham Facebook Anjlok
Tumbangnya aplikasi Facebook, Instagram, dan WhatsApp padai Senin (4/10/2021) kemarin merupakan salah satu yang terpanjang dalam sejarah Facebook dalam satu grup. Kini Instagram dan WhatsApp adalah milik Facebook.
Mengutip USA Today, Selasa (4/10) berdasarkan situs down detector, jejaring sosial dan platform milik Facebook berhenti bekerja sekitar pukul 11:30 Eastern Daylight Time (EDT). Sekitar pukul 17.40, beberapa pengguna dapat mengakses platform. Tetapi tidak semua fungsi kembali.
Jadi gangguan itu lebih dari enam jam. Maret lalu gangguan serupa muncul, tapi cuma berlangsung satu jam.
"Kepada semua orang yang terkena: kami minta maaf. Kami tahu miliaran orang dan bisnis di seluruh dunia bergantung pada produk dan layanan kami untuk tetap terhubung. Kami menghargai kesabaran Anda saat kami kembali online,” kata Facebook, kepada USA Today.
Chief Technology Officer Facebook, Mike Schroepfer mengeluarkan, permintaan maaf lain kepada pengguna di Twitter:
Baca juga: Samsung Dikabarkan akan Membuat Chip Self-Driving Mobil Tesla Generasi Berikutnya
"Layanan Facebook sekarang kembali online - mungkin perlu waktu untuk mencapai 100 persen. Untuk setiap bisnis kecil dan besar, keluarga, dan individu yang bergantung pada kami, saya' maaf,” kata Mike.
Tumbangnya Facebook bisa mempengaruhi penghasilan perusahaan tersebut. Menurut eMarketer, .iklan digital Facebook di Amerika Serikat lebih dari US$ 48 miliar. Itu sebabnya Facebook bergegas memperbaiki agar kembali aktif dan berjalan.
Facebook mengatakan, masalah berasal dari masalah jaringan yang mengganggu komunikasi antara pusat data. Server dan pusat data tidak dapat berkomunikasi. Masalah meningkat berujung pada seluruh sistem.
“Tumbangnya Facebook menjadi salah satu yang terlama yang pernah dicatat,” kata Luke Deryckx, CTO perusahaan pengujian internet Ookla. Kepopuleran gabungan dari Facebook, Instagram, WhatsApp menyebabkan miliaran pengguna telah terdampak .
Pada perdagangan Senin (4/10/2021) kemarin, harga saham Facebook turun hampir 5 persen.