Adopsi Big Data dan AI Juga Penting untuk UMKM dan Startup
Di Indonesia ada banyak peluang untuk mengolah data dengan baik karena banyak perusahaan yang masih mengolah datanya secara manual
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini pengadopsian big data dan kecerdasan buatan (artificial intelligence) menjadi perbincangan di dunia usaha.
Namun, tidak banyak yang paham bagaimana mengimplementasikannya secara baik.
Hal tersebut terungkap dalam sesi diskusi Big Data & Artificial Intelligence yang dihelat Rosebay Group, perusahaan teknologi asal Nepal .
Padahal dampak adopsi big data dan AI di perusahaan tidak hanya masif, namun juga bisa dipakai di segala jenis industri termasuk UMKM.
Founder dan Executive Chairman Rosebay Group Rohit Kumar mengatakan, data yang dipadukan dengan kecerdasan buatan akan menjadi data pintar (smart data).
Smart data itu lah yang akan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan. Mulai dari mengurangi risiko diambilnya keputusan yang salah, efisiensi, rekomendasi, hingga pemasaran.
”Dengan data, kita bisa mengirim iklan SMS atau email ke konsumen. Dibantu kecerdasan buatan, kita bisa menentukan apakah iklan SMS dan email tersebut benar-benar terkirim sesuai ke konsumen yang sesuai,” ujar Rohit, yang baru saja meluncurkan buku terkait Data & Cyber Security serta AI & Data Science di perhelatan DataGovAI 2020.
Baca juga: Luncurkan KMSTROPER, Badan Restorasi Gambut Buka Akses Data Riset Ke Publik
Di Indonesia sendiri big data adalah wilayah baru. Begitu juga dengan artificial intelligence. Padahal, kebutuhan akan smart data sangat tinggi.
”Di Indonesia ada banyak peluang untuk mengolah data dengan baik. Karena banyak perusahaan yang masih mengolah datanya secara manual,” ujar Rohit. Adapun teknologi artificial intelligence saat ini hanya digunakan oleh perusahaan e-commerce atau perbankan besar.
”Rosebay ingin menutup celah itu. Bagaimana agar big data dan AI ini bisa lebih merata. Kami ingin mewujudkan lebih banyak lagi perusahaan yang berorientasi pada data (data driven organization) dalam menjalankan bisnis mereka,” ujarnya.
Big Data dan AI Juga Penting untuk UMKM
Big data dan AI ternyata tidak hanya penting untuk perusahaan besar yang sudah mengumpulkan data sejak 5-10 tahun terakhir. Ternyata, perusahaan perintis atau startup dan UMKM pun perlu.
”Banyak UMKM merasa big data dan AI tidak relevan bagi mereka, karena perusahaan mereka baru saja dibentuk dan masih memiliki sedikit sekali data tentang konsumen. Selain Indonesia, saya temukan juga di pasar seperti Vietnam dan Kamboja,” ujar Aaja Baruwal, Data Driven Transformation for businesses Rosebay Group.
Baca juga: Perluas Pasar Pangan Lokal, Kementan Dorong UMKM Go Digital
Padahal, kata Aaja teknologi AI bisa melakukan melakukan prediksi hingga rekomendasi tentang perilaku konsumen.
”Jadi, siapapun bisa mendapatkan keuntungan dengan AI,” katanya.
Hal serupa juga terjadi di blockchain. Meera Tiwari mengatakan bahwa kebutuhan penyimpanan data secara aman lewat teknologi blockchain dibutuhkan oleh semua perusahaan, baik kecil maupun besar.
”Dan bisa digunakan untuk semua bisnis. Bahkan, dalam 5-10 tahun ke depan blockchain akan menjadi teknologi umum yang akan digunakan oleh semua perusahaan,” ujar Meera.
Kegunaan Big Data dan AI untuk Perusahaan
Big data dan AI bisa digunakan di berbagai sektor usaha.
Mulai dari kesehatan/health care, logistik/supply chain, telekomunikasi, hingga sektor publik.
Rosebay mencontohkan bagaimana mereka melakukan transformasi data warehouse milik LPJK (Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional) sehingga menjadi sebuah big data yang berdampak pada penghematan besar yang dilakukan oleh perusahaan.
Sedangkan institusi finansial seperti bank dan lembaga keuangan akan sangat terbantu dengan adanya digitalisasi.
”Mulai membantu proses audit keuangan, hingga dalam hal strategi marketing dan salses yang mendatangkan revenue,” ujar Rohit yang menyebut bahwa teknologi AI bisa memproduksi consumer behaviour.
Setidaknya ada 3 area yang terus dikembangkan Rosebay dalam menyediakan layanan Big Data dan AI terbaik di Indonesia.
Pertama, teknologi face recognition di sektor finansial yang akurat dan mempermudah nasabah bank untuk mencocokkan identitas dan mencegah penipuan/fraud.
Kedua, mengurangi bottle neck atau penyumbatan adopsi Big Data dan AI di Indonesia.
”Karena banyak yang tidak bisa mengaplikasikan big data dan AI dengan baik. Saya melihat ada perusahaan yang menghabiskan waktu 2 tahun untuk persiapan dan implementasi, tapi tidak mendapatkan hasil sesuai harapan,” ungkap Rohit.
Fokus ketiga adalah soal Security atau keamanan dengan menggabungkan teknologi blockchain dan AI.
”Kombinasi blockchain dan AI bisa memprediksi kapan security breach (kebocoran/pembobolan data) akan terjadi. Blockchain akan membuat data sangat aman, sedangkan AI akan melakukan prediksi dan melakukan pencegahan (counteractive measures),” tambah Meera Tiwari, Blockchain Business Solution Rosebay Group.
Bagaimana Pengadopsian Big Data dan AI?
Founder dan Executive Chairman Rosebay Group Rosebay Group Rohit Kumar menyebut ada beberapa hal yang harus dilakukan saat perusahaan berencana mengadopsi big data dan AI ke dalam struktur organisasi mereka.
”Pertama, departemen IT harus bisa mengkomunikasikan dampak adopsi teknologi baru seperti big data dan AI terhadap bisnis kepada manajemen C-level di perusahaan,” ujar Rohit.
Kedua, awali dengan project-project kecil yang bisa memberikan hasil positif.
”Sebelum akhirnya melakukan perubahan besar terhadap perusahaan,” ungkapnya.
Ketiga, Rohit menyebut bahwa adopsi teknologi dilakukan secara bertahap diiringi analitik sebagai bagian dari prosesnya.
”Hindari transformasi tunggal. Sebagian besar perusahaan IT/konsultan lebih suka Anda melakukan investasi besar tunggal karena mereka akan dibayar lebih banyak. Kami tidak merekomendasikan pendekatan ini,” bebernya.