Rabu, 1 Oktober 2025

Transformasi Digital Wajib Didukung Peningkatan Standar Kualitas Keamanan Cyber

Perkembangan teknologi digital yang sangat pesat selalu diikuti kemunculan ancaman baru di dunia cyber.

BBC
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perkembangan teknologi digital yang sangat pesat selalu diikuti kemunculan ancaman baru di dunia cyber.

Ancaman keamanan di dunia cyber terus beradaptasi dan berevolusi seiring perkembangan pesat teknologi digital.

Padahal, di sisi lain, partner penyedia solusi keamanan cyber sangat terbatas.

Baca: Sembilan Sekjen Ingin Tunjukkan Kekompakan Koalisi Indonesia Kerja saat Hadir di KPU

Baca: AHY : Saya Akan Turun Langsung saat Kampanye

Menurut data International Data Corporation (IDC), mayoritas perusahaan di ASEAN termasuk Indonesia masih fokus dalam keamanan operasional dasar, belum di level pengelolaan yang baik dan teroptimalkan.

Dalam mengelola keamanan cyber, sekitar 69,4% perusahaan di ASEAN terutama Indonesia masih dalam tahap adhoc, hanya 0,2% perusahaan yang sudah mencapai tahap optimized. Padahal, ancaman keamanan cyber makin berkembang dan meluas secara cepat.

Sepanjang 2018, ancaman keamanan cyber terbesar terutama berasal dari empat hal, mulai malware, Supply chain attack, hingga Ransomware.

Namun, sebelum melakukan peningkatan sistem keamanan cyber, perusahaan di awalnya perlu lebih dulu melakukan security assesement. Itu berarti sebelum melakukan peningkatan sistem keamanan cyber, diperlukan informasi mengenai kondisi eksisting saat ini.

Hal ini akan membantu mengidentifikasi celah keamanan, mengurangi risiko, dan menempatkan tindakan pencegahan pada tempatnya.

“Hampir 40% dari perusahaan global menilai teknik deteksi lanjutan (advanced detection technique) sebagai cara paling efektif untuk mendeteksi ancaman keamanan cyber,” ujar Mevira Munindra, Senior Research Manager for Consulting and Head of Operations at International Data Corporation (IDC) Indonesia, di acara “Enabling Security in Digital Transformation Journey” yang diadakan oleh Telkomtelstra berkolaborasi dengan IDC, di Jakarta, Rabu lalu.

Penilaian keamanan cyber secara berkala dapat membantu perusahaan menggali jauh ke dalam langkah pertahanan maya dan menentukan apakah keamanan telah dilanggar atau dikompromikan.

Selain itu, ini akan membuat perusahaan tetap berada di atas risiko keamanan terbaru, dan tahu cara mengamankan sistem, data, dan jaringan, serta menempatkan perlindungan di tempat sebelumnya.

Agus F Abdillah, Chief Product and Synergy Officer Telkomtelstra, menambahkan Telkomtelstra Managed Security Services saat ini menghadirkan security assessment terhadap IT infrastructure perusahaan sesuai dengan kebutuhan mulai security check up, penetration testing, vulnerability assessment, hingga cloud risk assessment.

“Pemilihan teknologi atau solusi keamanan cyber yang salah bisa berdampak besar, baik pemborosan sumber daya dan sistem atau jaringan perusahaan masih rentan,” ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved