Jumat, 3 Oktober 2025

Merasa Dirugikan, Gedung Putih Siapkan Peraturan untuk Tundukkan Google

"Sebanyak 96 persen hasil pencarian untuk 'berita Trump' berasal dari media sayap kiri nasional, ini sangat berbahaya."

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
NEW YORKER
Penasehat Ekonomi Utama Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Larry Kudlow 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Penasehat Ekonomi Utama Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Larry Kudlow mengatakan Gedung Putih sedang mempertimbangkan apakah mesin pencarian Google harus 'tunduk' pada beberapa bentuk peraturan pemerintah.

Ia menyampaikan pernyataan itu pada Selasa kemarin waktu setempat.

"Kami sedang mempertimbangkan itu," kata Kudlow kepada wartawan di luar Gedung Putih saat ditanya tentang apakah Trump yakin Google harus berada di bawah aturan pemerintah.

Dikutip dari laman Washington Examiner, Rabu (29/8/2018), tanggapan Kudlow itu muncul setelah Trump memposting beberapa cuitannya di akun Twitter pribadinya yang menuduh Google telah mencurangi hasil pencarian.

Donald Trump menuding raksasa teknologi itu telah melanggar hukum.

Hasil pencarian Google untuk 'berita Trump' hanya menampilkan tampilan atau artikel dari media berita yang ia anggap palsu.

Suami Melania Trump tersebut juga meminta Google segera mengambil langkah untuk mengatasi dugaan manipulasi hasil pencariannya meski dirinya tidak menjelaskan tindakan apa yang harus diambil Google.

"Sebanyak 96 persen hasil pencarian untuk 'berita Trump' berasal dari media sayap kiri nasional, ini sangat berbahaya. Google menekan suara konservatif dan menyembunyikan informasi serta berita yang benar," tulis Trump.

Larry Kudlow
Penasehat Ekonomi Utama Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Larry Kudlow

Baca: Mercedes-Benz Segera Luncurkan Bus Baru untuk Pasar Indonesia

"Mereka (Google) mengendalikan apa yang bisa dan tidak bisa dilihat, ini adalah situasi yang sangat serius dan harus ditangani,".

Dalam sebuah pernyataan, Google pun membantah tudingan tersebut.

"Saat pengguna mengetikkan pertanyaan ke dalam bilah pencarian Google, tujuan kami adalah memastikan mereka menerima jawaban yang paling relevan dalam hitungan detik," kata Juru Bicara Google dalam sebuah pernyataan.

"Pencarian tidak digunakan untuk menetapkan agenda politik dan kami tidak menghubungkan hasil pencarian kami terhadap ideologi politik, setia tahunnya, kami mengeluarkan ratusan perbaikan untuk algoritma demi memastikan konten berkualitas tinggi menanggapi permintaan pengguna,".

"Kami terus bekerja untuk meningkatkan Google Penelusuran dan kami tidak pernah memberi peringkat pada hasil penelusuran untuk memanipulasi sentimen politik," ungkapnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved