Insiden Galaxy Note 7 Terbakar, Korsel Perketat Pengawasan Baterai
Pascakasus terbakarnya Samsung Galaxy Note 7, Korea Selatan (Korsel) memperketat pengawasan produksi baterai ponsel.
Penulis:
Ruth Vania C
Editor:
Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Pascakasus terbakarnya Samsung Galaxy Note 7, Korea Selatan (Korsel) memperketat pengawasan produksi baterai ponsel.
Senin (6/2/2017), pemerintah setempat mengatakan persyaratan keamanan untuk penggunaan dan produksi baterai lithium-ion akan diperketat.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi Korsel Jeong Marn-ki.
Jeong Marn-ki juga mengatakan inspeksi dan pengawasan ketat akan dilakukan terhadap penggunaan dan pengembangan baterai jenis itu.
"Kami meminta tiap industri untuk sepakat berupaya menjamin keamanan produknya, yang juga penting dalam mengembangkan produk-produk baru melalui inovasi teknologi," kata Jeong Marn-ki.
Pengawasan lebih juga akan dilakukan terhadap upaya Samsung untuk meningkatkan keamanan baterainya.
Hal itu dilakukan melalui uji sinar X dan pemberlakuan standar yang ketat terhadap prosedur desain ponsel.
Atas banyaknya kasus Galaxy Note 7 terbakar, Samsung menarik ponsel tersebut dari pasaran sejak Oktober, untuk melakukan investigasi.
Berdasarkan hasil investigasi, Samsung kemudian mengonfirmasi bahwa penyebab sering terbakarnya ponsel pintar tersebut adalah baterainya.
Menurut perusahaan teknologi yang berbasis di Korsel itu, material baterai dan desainnya tidak cocok untuk mengakomodasi kinerja baterai. (Business Insider/Reuters)