Jumat, 3 Oktober 2025

Dari Aplikasi Pemasaran Batik Hingga Gear VR untuk Belajar Sejarah

Berbagai proyek sosial dengan memanfaatkan teknologi digital diusung oleh para mahasiswa XL Future Leaders

Penulis: Hendra Gunawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Berbagai proyek sosial dengan memanfaatkan teknologi digital diusung oleh para mahasiswa XL Future Leaders (XLFL).

Melalui ajang XL Social Innovation Project 2016 yang telah diluncurkan pada Mei 2016 lalu, saat ini sebagian proyek usulan mereka telah mulai dikerjakan dan bahkan sudah ada yang selesai hingga tahap prototype.

Ragam proyek mereka sangat beragam menyasar berbagai sektor, mulai aplikasi untuk membantu memahami motif batik serta filosofi di balik motif tersebut termasuk membantu pemasaran Batik di Yogya, solusi digital untuk pengaturan peminjaman buku perpustakaan, edukasi pencegahan pelecehan seksual pada anak, hingga penciptaan Gear Virtual & Augmented Reality untuk belajar sejarah di museum.

Vice President Corporate Communication and Sustainability XL, Turina Farouk, mengatakan, proyek mereka harus merupakan solusi atas persoalan masyarakat di sekitarnya. Ajang ini memang untuk mengasah kepekaan mereka atas problema yang ada dan sekaligus mencari jalan keluarnya.

"Sebagai pemimpin, mereka tidak boleh abai dengan kondisi masyarakat. Ilmu dan keahlian yang sudah mereka dapatkan di sekolah, kampus, dan program XL Future Leaders harus bisa diterapkan secara nyata untuk mengabdi pada masyarakat,” kata Turina dalam rilisnya, Jumat (12/8/2016).

Menurut Turina, hampir seluruh proposal yang diajukan sudah mengacu pada problem sosial yang terjadi nyata di masyarakat. Beberapa sangat khas suatu daerah, namun banyak juga yang umum terjadi di berbagai daerah.

Karena itu, sebagian besar proyek penciptaan solusi yang sedang dikerjakan oleh peserta sebenarnya sangat sesuai untuk diterapkan di mana saja. Dia menyebut misalnya solusi pencegahan pelecehan seksual, edukasi kerukunan warga lintas agama dan etnis,

Salah satu proyek yang saat ini sedang diselesaikan adalah aplikasi untuk membantu pemasaran Batik. Aplikasi ini memiliki fitur-fitur yang memudahkan wisatawan dalam mendapatkan produk Batik di Yogyakarta dan sekitarnya.

Fitur tersebut antara lain peta toko-toko Batik atau tempat di mana wisatawan bisa belanja Batik. Ada juga Fitur yang menjelaskan ragam aneka motif dan jenis Batik. Selain itu, juga ada ruang percakapan yang bisa dimanfaatkan untuk berkomunikasi secara interaktif antara penjual dan pembeli.

Aplikasi ini bisa dikembangkan lebih lanjut untuk saluran belanja Batik secara online yang bisa dimanfaatkan oleh para perajin.

Selanjutnya ada proyek pembuatan aplikasi untuk mempermudah akses ke berbagai e-book di sekolah untuk menunjang kegiatan belajar siswa. Proyek ini bahkan sudah mulai diterapkan di sebuah SMA Negeri di Kendari, Sulawesi Tenggara.

Aplikasi ini berbasis website yang bisa dijalankan secara offline atau via jaringan intranet. Dengan demikian para siswa tidak memerlukan pulsa untuk bisa mengakses layanan ini melalui smartphone atau laptop-nya.

Sebagai percobaan, proyek yang dikerjakan oleh mahasiswa Kendari ini akan dikembangkan terus hingga setiap kelas di sekolah tersebut bisa mendapatkan akses. Mereka berencana untuk menawarkan aplikasi ini kepada sekolah-sekolah menengah yang ada di kota tersebut.

Dengan Aplikasi ini akan memaksimalkan bukan saja keberadaan e-book yang telah disediakan oleh pemerintah, namun sekaligus juga memaksimalkan pemanfaatan perangkat smartphone dan komputer jinjing yang dimiliki oleh siswa untuk kegiatan belajar.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved