Liga Spanyol
Dear Vinicius, Jangan Merasa Paling Istimewa, Tak Perlu Tersinggung Jika Main dari Bangku Cadangan
Vinicius Junior kini menghadapi kenyataan baru di Real Madrid. Di bawah asuhan Xabi Alonso, statusnya sebagai starter tak lagi mutlak.
TRIBUNNEWS.COM - Kedatangan pelatih baru kerap kali mengubah nasib seorang pemain, itulah yang terjadi pada Vinicius Junior saat ini.
Vinicius Junior kini menghadapi kenyataan baru di Real Madrid. Di bawah asuhan Xabi Alonso, statusnya sebagai starter tak lagi mutlak.
Dalam lima pertandingan awal musim, winger asal Brasil itu sudah dua kali duduk di bangku cadangan, termasuk saat Los Blancos menghadapi Olympique Marseille di Liga Champions.
Keputusan Alonso jelas menarik perhatian publik, mengingat selama ini Vinicius kerap menjadi tumpuan utama Real Madrid.
Sebelum kedatangan Xabi Alonso, Vinicius di bawah asuhan Carlo Ancelotti bak menjadi senjata utama Real Madrid dalam mencetak gol dan kerap memulai laga sejak awal.
Tapi, beda pelatih tentu beda pula strategi yang diterapkan. Serta beda pula bagaimana memperlakukan pemainnya.
Isu panas muncul setelah media Spanyol melaporkan bahwa Vinicius merasa perannya berkurang.
Sejauh ini, Vinicius tiga kali dimainkan sejak awal, tiga kali pula ia ditarik keluar. Ia mencetak dua gol dan satu assist dari penampilannya itu.
Sejumlah laporan menyebut, Alonso disebut ingin Vinicius tak hanya piawai menyerang, tapi juga bekerja keras dalam bertahan.
Baca juga: Kata Xabi Alonso seusai Real Madrid Pesta Gol, Rodry Starter, Vinicius Cadangan
Oleh karenanya, Alonso menegaskan tidak ada pemain yang boleh merasa tersinggung jika harus memulai dari bangku cadangan.
"Kami berada di momen yang sangat menuntut dan butuh semua pemain.Vini, Mastantuono, Rodrygo… semua harus terhubung."
"Akan ada momen untuk setiap orang. Tak seorang pun boleh tersinggung jika duduk di bangku cadangan," kata Alonso, dikutip dari Marca, Sabtu (20/9/2025).
Alonso menilai pergantian pemain justru memberikan dampak positif dalam permainan.
Hal ini sejalan dengan pendekatan modern: intensitas tinggi menuntut kedalaman skuad, bukan sekadar andal dalam menyerang.
Selain faktor teknis, gosip soal kontrak juga menyeruak.
Vinicius sebenarnya sudah mencapai kesepakatan lisan untuk memperpanjang kontrak, tapi penandatanganan terus tertunda sejak sebelum Piala Dunia Antarklub.
Penundaan ini dikaitkan dengan performanya yang naik-turun.
Meski begitu, Alonso diyakini mengambil keputusan murni berdasarkan pertimbangan taktik.
Sementara itu, Rodrygo mendapat janji kesempatan bersaing di posisi yang sama.
Situasi ini membuat persaingan dua penyerang Brasil tersebut kian terbuka, dan Alonso ditantang menjaga keseimbangan ego di ruang ganti.
Baca juga: Real Madrid vs Espanyol, Madrid Ingin Jaga Rekor Sempurna, Mbappe Menggila
Pola Lama Madrid: Tak Ada yang Abadi
Apa yang dialami Vinicius sejatinya bukan hal baru di Real Madrid. Klub ini punya sejarah panjang dalam mengelola ego bintang.
Cristiano Ronaldo dan Gareth Bale pernah bersaing dalam satu tim, Raul González juga sempat digeser ketika Zinedine Zidane datang.
Bahkan, Iker Casillas pun harus rela tempatnya direbut Keylor Navas di penghujung kariernya di Bernabéu.
Artinya, siapapun pemainnya, tak ada yang kebal dari rotasi dan persaingan. Real Madrid selalu lebih besar daripada satu nama, betapapun istimewanya dia.
Vinicius memang salah satu wajah utama proyek masa depan Real Madrid.
Namun, Alonso ingin menegaskan bahwa di Santiago Bernabeu tidak ada pemain yang kebal rotasi.
Los Blancos bukanlah tim satu bintang, melainkan kolektif besar dengan banyak ego yang harus disatukan.
(Tribunnews.com/Tio)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.