Liga Inggris
Nyanyian Kegagalan Tottenham Hotspur di Bursa Transfer: Kolaps, Tertikung hingga Ditolak
Kisah menarik mewarnai pergerakan Tottenham Hotspur yang berujung kegagalan di bursa transfer musim panas 2025.
TRIBUNNEWS.COM - Kisah menarik mewarnai pergerakan Tottenham Hotspur di bursa transfer musim panas 2025.
Setelah menjuarai Liga Eropa, Tottenham jelas bernafsu untuk menambah kekuatannya menghadapi musim ini.
Tottenham sejauh ini telah merekrut beberapa nama pemain baru di berbagai posisi, untuk memperkuat skuadnya.
Mohammed Kudus dan Joao Palhinha yang langsung menjadi andalan tentu menjadi yang banyak dibicarakan.
Lalu, ada pula perekrutan Mthys Tel, Kevin Danso, Luka Vuskovic, dan Kota Takai yang mempertebal skuad Tottenham.
Melihat agresivitas pergerakan manajemen Tottenham di bursa transfer, hal itu sebenarnya terasa wajar.
Apalagi Tottenham telah berganti nahkoda dari sosok Ange Postecoglou ke Thomas Frank pada saat ini.
Lalu, kepergian kapten Son Heung-min hingga kepindahan Pierre-Emile HĂžjbjerg tentu membuat Tottenham kehilangan sosok pemain berpengalaman di ruang ganti tim.
Ditambah, Tottenham juga bermain di Liga Champions musim depan, sehingga membuat mereka makin sibuk.
Baca juga: Kisah di Balik Layar Eberechi Eze ke Arsenal: Bukan Pembajakan, Bukti Cinta Pemenangnya
Kedalaman skuad yang mumpuni dan berkualitas tentu menjadi syarat yang harus dipenuhi Tottenham jika ingin survive dalam mengarungi kompetisi musim 2025/2026.
Tak salah, jikalau manajemen Tottenham mencoba memenuhi nafsu belanja Thomas Frank sebagai pelatihnya.in menjadi wajar.
Hanya saja, di balik pergerakan Tottenham di bursa transfer kali ini, tak sedikit yang akhirnya gagal terwujud.
Setidaknya ada tiga pemain yang menjadi incaran utama Tottenham, namun semuanya gagal didatangkan.
Kegagalan Tottenham mendatangkan tiga pemain tersebut dilatarbelakangi berbagai alasan mulai kolaps, tertikung hingga ditolak mentah-mentah.
Dimulai dari nama pertama yakni Morgan Gibbs-White, yang merupakan pemain klub Nottingham Forest.
Awalnya, pemain berposisi gelandang serang atau winger kanan itu hampir pasti merapat ke Tottenham musim ini.
Menurut laporan BBC, proses kepindahan pemain Inggris berusia 25 tahun itu bahkan sudah mencapai tahap akhir.
Sang pemain juga diyakini sudah punya jadwal untuk menjalani tes medis sebelum diresmikan Tottenham.
Hanya saja, kepindahan Morgan Gibbs-White mendadak kolaps di tahap akhir, ia pun batal ke Tottenham.
Uang sebesar 60 juta poundsterling yang akan dilayangkan Tottenham pun mendadak ditolak oleh Nottingham.
Penyebab utamanya pihak Nottingham menduga jika Tottenham telah melakukan pelanggaran serius.

Adapun pelanggaran serius yang dituduhkan oleh Nottingham ialah Tottenham melakukan pendekatan ilegal ke sang pemain yang akan ia rekrut tersebut.
Nottingham merasa tidak pernah memberi izin kepada Tottenham berbicara kepada sang pemain soal transfer ini.
Namun, Tottenham dianggap melakukan pelanggaran, dengan berani melakukan pembicaraan yang terkesan ilegan.
Alhasil, Nottingham pun menghentikan proses negosisasi dengan Tottenham, dan tidak membiarkan Morgan Gibbs-White pergi ke klub asal London Utara tersebut.
Lebih jauh lagi, Nottingham bahkan berani untuk melaporkan pendekatan ilegal Tottenham lewat jalur hukum.
Setelah drama kegagalan Morgan Gibbs-White terjadi, Tottenham kembali merasakan nasib apes pada hal sama.
Kali ini kasusnya bukan kolaps, melainkan Tottenham tertikung oleh rival sekotanya saat mencoba merekrut Eberechi Eze dari Crystal Palace.

Setelah negosiasi alot dijalani Tottenham dengan Crystal Palace selaku pemilik dari Eberechi Eze.
Tottenham dikabarkan hampir mencapai tahap terakhir mendatangkan Eze dengan mahar 60 juta poundsterling.
Namun, harapan Tottenham mendadak ambyar, setelah Arsenal membajak Eze di situasi kritis, sebagaimana yang dilaporkan oleh The Athletic dan berbagai media top Eropa lainnya.
Kondisi Arsenal yang harus kehilangan Kai Havertz yang menderita cedera lutut sebelum melawan Leeds United menjadi penyebabnya.
Adanya kemungkinan Havertz bakal absen lama karena cederanya tersebut, membuat Arsenal mendadak khawatir.
Apalagi Arsenal punya ambisi besar untuk bisa meraih setidaknya satu gelar mayor pada kompetisi musim ini.
Alhasil dengan cederanya Havertz dianggap bakal mengganggu ambisi besar Mikel Arteta bersama Arsenal.
Sontak, Arsenal yang awalnya mundur dari perburuan Eze, kembali ke meja negosiasi dan secara kilat menikung Tottenham untuk mendapatkan pemain berusia 27 tahun tersebut.
Akhirnya, Eze benar-benar pindah dari Crystal Palace ke klub London Utara, namun ke Arsenal, bukan Tottenham.

Terakhir, kisah tragis Tottenham di bursa transfer terjadi setelah mereka menerima penolakan dari Nico Paz.
Nico Paz yang kini tengah menikmati karier di Como 1907, menolak untuk bergabung dengan Tottenham.
Pemain jebolan akademi Real Madrid itu enggan bergabung karena masih berproses di Como 1907.
Sky Italia mengungkapkan Tottenham bersedia untuk menggelontorkan uang 50 juta demi Nico Paz.
Hanya saja, penawaran yang hampir mencapai Rp.1 Trilliun itu ditolak mentah-mentah oleh sang pemain serta Como 1907 selaku pihak klub.
Dengan alasan Nico Paz masih ingin sabar berproses dengan proyek Como 1907, ia berani menolak pinangan sang juara Liga Eropa.
Penolakan yang dirasakan Tottenham ketika ingin mendapatkan jasa Nico Paz seakan menambah daftar kegagalan tim tersebut mendatangkan pemain incarannya musim panas ini.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.