Simon Tahamata Bantah Bawa Misi Politik atau RMS, Fokus Bantu Timnas Indonesia

Simon Tahamata Bantah Bawa Misi Politik atau RMS, Fokus Bantu Timnas Indonesia

Alfarizy Ajie Fadhilah/Tribunnews.com

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Pemandu Bakat Timnas Indonesia, Simon Tahamata, menegaskan kehadirannya ke Indonesia sama sekali tidak berkaitan dengan urusan politik maupun isu Republik Maluku Selatan (RMS).

Simon menyatakan dirinya datang murni demi membantu Timnas Indonesia berkembang dan bersaing di level dunia.

Dia menepis segala anggapan miring soal keterlibatannya di PSSI yang dikaitkan dengan latar belakangnya sebagai keturunan Maluku dan pernah bersuara soal RMS.

“Saya ke sini tidak ada politik, saya datang buat sport (olahraga, sepak bola), saya mau Indonesia ke muka (terkenal di mata dunia), dan tanah Indonesia akan jadi besar,” ujar Simon, yang hadir dalam sesi latihan Timnas Indonesia di Stadion Madya, Senin (2/6/2025), menjelang laga melawan China.

Simon menyebut keputusannya bergabung dengan PSSI adalah bentuk kepeduliannya terhadap sepak bola nasional.

Dia ingin membantu pelatih kepala Timnas, Patrick Kluivert, serta dua staf pelatih lainnya, Alex Pastoor dan Denny Landzaat, yang merupakan rekan-rekannya sesama alumni Ajax Amsterdam.

“Jadi kami bawa (banyak eks) Ajax di sini untuk tolong Indonesia, karena Indonesia mau bermain di Piala Dunia. Saya ada di sini untuk menolong Timnas Indonesia dan anak-anak muda Indonesia,” tegasnya.

Sebelumnya, keputusan Simon untuk bekerja sama dengan PSSI sempat menuai reaksi negatif.

Seorang aktivis RMS di Belanda, Geronimo Matulessy, sempat melontarkan kritik keras lewat sebuah video di akun Facebook pribadinya.

Dia menuduh Simon berpaling dari komunitas RMS demi kepentingan pribadi.

“Simon Tahamata telah memutuskan untuk melanjutkan karir dengan Federasi Sepak Bola Indonesia (PSSI). Kini dia berpaling dari saudara-saudarinya demi uang,” ujar Geronimo dalam video tersebut.

Simon diketahui memang memiliki latar belakang RMS. Dalam sejumlah wawancara dengan media Belanda, ia pernah menyuarakan harapannya atas kemerdekaan wilayah tersebut.

Kendati begitu, ia menegaskan bahwa tugasnya bersama Timnas Indonesia sepenuhnya berlandaskan semangat olahraga, bukan politik.

“Hanya Dia (Tuhan) yang tahu kapan impian RMS akan menjadi kenyataan. Saya harus tetap percaya bahwa semua akan baik-baik saja. Meskipun aku mungkin tidak mengalaminya seumur hidupku,” kata Simon seperti dikutip dari media Belanda, Algemeen Dagblad (AD).