Liga Champions
Harga Mahal Inter Milan Gagal Juara UCL, Simone Inzaghi Pasrah dapat Surat Cinta Pemecatan
Simone Inzaghi menerima kenyataan jika dirinya harus dipecat Inter Milan setelah kalah 5-0 dari PSG pada partai final Liga Champions.
TRIBUNNEWS.COM - Pelatih Inter Milan, Simone Inzaghi sudah pasrah jika kegagalan menjuarai Liga Champions 2024/2025 berujung pemecatan.
Bahkan Simone Inzaghi tidak yakin dirinya akan mendampingi Inter Milan mengarungi Piala Dunia Antarklub 2025 yang digelar pertengahan Juni ini.
Mau tak mau Inter Milan harus menerima kenyataan pahit menutup musim 2024/2025 lewat status Zero Tituli alias nirgelar.
Kepastian itu diperoleh setelah digasak Paris Saint-Germain (PSG) lima gol tanpa balas pada partai final Liga Champions di Allianz Arena, Munich, Jerman, Minggu (1/6/2025) dini hari WIB.

Tertinggal 0-2 di babak pertama karena gol-gol Achraf Hakimi dan Desire Doue, gawang Inter dibobol lagi oleh Doue, Khvicha Kvaratskhelia, dan Senny Mayulu.
Kekalahan yang juga memastikan Inter harus mengakhiri musim tanpa gelar, pertama sejak musim 2019/2020. Hasil yang begitu mengecewakan mengingat pada awal April, Inter masih berpotensi meraih treble.
Lain cerita dengan PSG yang akhirnya mengukir beberapa sejarah, seperti pecah telur pertama kali menjuarai Liga Champions. Tidak berhenti sampai di situ, Les Parisiens sukses membukukan Treble Winners bersama Luis Enrique.
Sorotan tertuju kepada pelatih Inter Milan, Simone Inzaghi.
Saudara Pippo Inzaghi ini siap menerima konsekuensi kegagalannya juara Liga Champions, bahkan tidak mempersembahkan gelar apapun bagi tim kesayangan Interisti untuk musim 2024/2025.
Kendati kontraknya bersama Inter sampai Juni 2027, mantan allenatore (pelatih) Lazio ini menerima kenyataan jika dirinya dipecat dalam waktu dekat.
Bahkan dia tidak berani menjamin akan mendampingi skuad Nerazzurri di Piala Dunia Antarklub yang tinggal menghitung hari menggelar laga pertamanya.
Baca juga: Komentar Simone Inzaghi usai Inter Milan Gagal Juara Liga Champions: Kecewa, tapi PSG Pantas Juara
“Saya tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan terakhir itu sekarang,” akunya, dikutip dari laman SempreInter.
“Saya datang ke sini untuk menyampaikan rasa sopan dan hormat. Karena ini adalah kehilangan yang membuat saya sedih.”
“Anda bangkit dari kekalahan dengan lebih kuat. Kedengarannya klise, tetapi kami pernah mengalaminya sebelumnya dan kemudian kami memenangkan liga.”
"Ada rasa getir. Namun, kami harus tetap tegar, karena kami menghadapi tim yang pantas menang," sambungnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.