Sabtu, 4 Oktober 2025

Liga 2

Pegadaian Liga 2 2024/2025 Berakhir dengan Senyuman Bahagia, Pelaku UMKM Memanen Untung

Pegadaian Liga 2 2024/2025 berakhir dengan senyum, tidak hanya suporter PSIM yang merayakan tim kesayangan mereka yang juara, tetapi juga pelaku UMKM.

TRIBUNNEWS/Muhammad Nursina
SENYUM BAHAGIA - Pelaku UMKM, Haryanto sedang mempersiapkan barang dagangannya di Shelter Stadion Manahan, Solo, Rabu (26/2/2025). Haryanto merupakan pedagang Tahu Kupat dan Mie Ayam asal Sragen yang ketiban berkah saat event final Pegadaian Liga 2 2024/2025. 

TRIBUNNEWS.COM – Senyum bahagia terpancar dari para suporter PSIM Yogyakarta di Stadion Manahan pada Rabu (26/2/2025) malam. Tim kesayangan mereka keluar sebagai jawara Pegadaian Liga 2 musim 2024/2025 setelah mengalahkan Bhayangkara FC di laga final.

PSIM Yogyakarta menang dengan skor 2-1 melalui perpanjangan waktu 2x15 menit. Gol Rafinha pada menit ke-9 mampu dibalas Felipe Ryan (71’), hingga waktu normal berakhir kedudukan bertahan dengan skor imbang 1-1. Penentu kemenangan PSIM tercipta pada menit 96 lewat tendangan Roken Tampubolon.

Sorak sorai dari pendukung PSIM bergemuruh kencang menyambut gol PSIM. Tidak hanya saat gol Roken yang menjadi penentu kemenangan, tetapi hampir sepanjang pertandingan, pendukung dari klub berjuluk Laskar Mataram itu memberikan dukungan yang tiada henti.

Hingga peluit panjang dibunyikan wasit, PSIM sukses mempertahankan keunggulan untuk memastikan gelar juara di kasta kedua kompetisi sepak bola Indonesia.

PERAYAAN JUARA - Tim official PSIM Yogyakarta merayakan gelar juara Liga 2 2024/2025 di Stadion Manahan, Solo, Rabu (26/2/2025) sore. PSIM Yogyakarta berhasil keluar sebagai juara Liga 2 setelah mengalahkan Bhayangkara FC 2-1 pada laga final. Tribun Solo/Muhammad Nursina
PERAYAAN JUARA - Tim official PSIM Yogyakarta merayakan gelar juara Liga 2 2024/2025 di Stadion Manahan, Solo, Rabu (26/2/2025) sore. PSIM Yogyakarta berhasil keluar sebagai juara Liga 2 setelah mengalahkan Bhayangkara FC 2-1 pada laga final.  (Tribun Solo/Muhammad Nursina)

Senyuman bahagia itu tidak hanya terpancar dari wajah suporter PSIM, tetapi juga dari wajah Haryanto, pedagang Tahu Kupat dan Mie Ayam yang berjualan di shelter Stadion Manahan.

Dagangan pria 40 tahun asal Sragen itu laku keras diborong para suporter yang datang dari Yogyakarta.

Sedari pukul 09.00 WIB, ia sudah bergegas mempersiapkan barang dagangannya. Hari itu dia membawa lebih karena mengetahui ada event final Pegadaian Liga 2 2024/2025 yang berlangsung di Stadion Manahan.

Menurut Haryanto, penjualannya bisa meningkat ketika ada event di Stadion Manahan. Sekira pukul 12.00 WIB, suporter mulai berdatangan. Dari pantauan Tribunnews sebelum waktu kick-off pertandingan pukul 15.00 WIB, silih berganti orang yang datang untuk membeli dagangannya.

“Cukup berbeda dengan hari biasa. Kalau ada event itu penjualan lumayan bagus,” cerita Haryanto saat ditemui usai pertandingan.

“Perbandingan bisa mencapai 50 persen. Hari biasa pendapatan kotor bisa sekitar Rp 300-400 ribu, tapi kalau seperti hari ini bisa mendapatkan 50 persen lebih banyak,” sambungnya.

Bagi Haryanto yang sudah cukup lama berjualan di shelter Manahan, ada perbedaan ketika pertandingan sepak bola klub lokal dengan klub luar kota saat bermain di stadion kebanggaan warga Solo itu. Tingkat rasa penasaran dan transaksi jual beli saat supporter klub luar kota lebih besar karena menurutnya orang akan penasaran dengan jenis makanan Tahu Kupat Solo yang mungkin jarang dijumpai di daerah lain.

Cerita Haryanto serupa dengan pelaku UMKM lainnya saat Tribunnews berkunjung ke Yogyakarta untuk menyaksikan pertandingan PSIM vs PSPS Pekanbaru pada laga pamungkas babak 8 besar Pegadaian Liga 2 di Stadion Mandala Krida, Senin (17/2/2025).

Suporter sudah mulai berdatangan ke venue pertandingan sekitar pukul 12.30 WIB. Padahal ketika itu hujan turun cukup deras sesaat sebelum waktu kick-off yang digelar sore hari.

Namun, kondisi tersebut tidak menyurutkan antusiasme suporter karena tim kesayangan mereka akan memastikan satu tiket promosi ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia (Liga 1) setelah penantian 20 tahun lamanya.

Benar saja, ada 11 ribu lebih pasang mata yang menyaksikan pertandingan bersejarah itu, menurut data dari PT Liga Indonesia Baru (LIB).

Jumlah kehadiran suporter yang begitu banyak memberikan dampak luar biasa terhadap para pelaku UMKM yang berada di sekitar Stadion Mandala Krida. Beberapa pedagang mengaku bahwa penjualan mereka pada hari itu 2 kali lebih banyak dibandingkan hari biasa ketika tidak ada event.

“Dari segi omzet berpengaruh. Saat ada pertandingan seperti ini Alhamdulillah meningkat dibandingkan harian saat jualan di dalam (area stadion),” aku Siti Zuliani yang berjualan es teh jumbo dan air mineral.

“Kalau harian bisa sekitar Rp 75-100 ribu. Saat ada event bisa mencapai Rp 250 ribu,” sambung perempuan asal Yogyakarta itu.

Pelaku UMKM, Haryanto sedang mempersiapkan barang dagangannya di Shelter Stadion Manahan, Solo, Rabu (26/2/2025). Haryanto merupakan pedagang Tahu Kupat dan Mie Ayam asal Sragen. TRIBUNNEWS/Muhammad Nursina
Pelaku UMKM, Haryanto sedang mempersiapkan barang dagangannya di Shelter Stadion Manahan, Solo, Rabu (26/2/2025). Haryanto merupakan pedagang Tahu Kupat dan Mie Ayam asal Sragen.  (TRIBUNNEWS/Muhammad Nursina)

Suratman yang sudah berjualan Bakwan Kawi selama 15 tahun di Yogyakarta juga merasakan hal yang sama. Bahkan ia merasakan bagaimana perubahan dari masa ke masa saat klub sepak bola bertanding di Stadion Mandala Krida.

Jika dulu dia sempat merasakan tingkah suporter yang jail, kini sudah berkurang. Jualan bisa lebih tenang dan itu juga tergantung dari klub apa yang bertanding.

“Kalau dulu agak rese, tapi sekarang sudah tertib. Jadi kalau berjualan nyaman sekarang dibandingkan yang dulu. Nyamannya, tidak ada kericuhan,” beber Suratman tentang pengalamannya berjualan.

“Baru-baru ini kalau PSIM bertanding penjualan 100 persen habis,” tambahnya.

Pedagang lainnya, Suharto bahkan tampak sedang beres-beres ketika dijumpai usai pertandingan. “Maaf mas, habis,” ujar pria berusia 35 asal Lumajang itu.

Pedagang siomay pangsit yang sehari-harinya jualan di daerah Bantul itu sengaja berjualan di Stadion Mandala Krida karena mengetahui adanya pertandingan.

“Hari ini karena ramai penonton jualan habis. Kalau ada pertandingan seperti hari ini penjualan bisa sampai Rp 600 ribu,” akunya ketika bercerita soal penghasilan.

Selaras dengan Tujuan

Sepak bola merupakan hiburan rakyat yang paling digemari oleh masyarakat Tanah Air. Oleh karena itu, tidak sedikit dari pertandingan sepak bola yang mengundang banyak masa untuk datang dan hadir ke stadion.

Seperti jawara Pegadaian Liga 2 musim ini, PSIM Yogyakarta. Jumlah penonton yang datang ke stadion mengalami kenaikan dibandingkan musim sebelumnya. Jika musim 2023/2024 sebanyak 55 ribu lebih, musim 2024/2025 mencapai angka 58 ribu penonton, menurut data Transfermarkt.

Jumlah kehadiran tersebut akan menimbulkan banyak dampak yang melibatkan para pelaku UMKM, seperti yang dicontohkan dari kisah para pedagang di bagian atas artikel.

Hal ini selaras dengan tujuan Induk Organisasi Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan operator liga, PT LIB yang menginginkan kompetisi sepak bola Indonesia maju ke arah lebih baik agar animo masyarakat untuk menyaksikan pertandingan bisa meningkat.

Dalam hal ini termasuk juga dari pihak sponsor Liga 2, yakni PT Pegadaian melalui program Pegadaian Peduli yang mana musim ini merupakan tahun kedua menjadi penyokong keberlangsungan kompetisi sepak bola kasta kedua Indonesia.

“Kalau untuk Liga 2 di musim kompetisi 2024/2025 ini kalau kami melihat secara penyelenggaraan kompetisi sudah banyak kemajuan, baik dalam format kompetisi dan sebagainya,” kata EVP Marketing PT Pegadaian, Yudi Sadono dari video wawancara yang diterima pada Kamis (27/2/2025).

“Sampai final ini dengan antusias semua penonton yang sama-sama kita lihat (Stadion Manahan full suporter PSIM) menjadi sebuah kebanggaan bagi kita. Penyelenggaraan tahun ini lebih baik di mana seluruh tim peserta kompetisi Liga 2 juga memberikan penampilan yang terbaik untuk bisa naik kasta,” sambungnya.

Yudi mengungkapkan, Pegadaian ingin berperan serta memajukan sepak bola Indonesia serta meningkatkan pendapatan dari pelaku UMKM. Dengan hadir sebagai sponsor, ia berharap ajang ini menjadi wadah untuk mendekatkan Pegadaian yang kini holding dengan BRI dan PNM di sektor Ultra Mikro (UMi) memenuhi kebutuhan pelaku usaha dan dapat memberikan pelayanan seefisien mungkin.

“Pegadaian ingin berperan serta untuk meningkatkan pendapatan dari UMKM yang tersebar di setiap kompetisi (pertandingan) yang dilakukan. UMKMnya pasti bergerak dengan adanya kumpulan-kumpulan dari suporter atau masyarakat yang ingin menyaksikan pertandingan sepak bola,” ungkapnya.

Sinergi

Mengambil potongan kata Yudi soal kemajuan kompetisi, hal yang diperlukan agar semua berjalan baik dan berkembang tentu sebuah sinergi.

Pelaku UMKM membutuhkan pihak-pihak tertentu untuk mengembangkan produk dan dagangan mereka. Bisa dalam bentuk permodalan, proses produksi, packaging, hingga pemasaran yang bisa mencakup skala lebih besar bahkan internasional.

Menurut Founder Creative Space Solo, Joko Purwono yang intens bergerak di bidang UMKM kota Solo, industri sepak bola dengan pelaku UMKM sangat berkorelasi.

Pelaku UMKM yang terlibat di dalamnya tidak hanya dari bidang makanan, tetapi bisa melebar ke bidang fashion.

“Sangat berkorelasi sebenarnya. Di UMKM ini kan ada industri yang bergerak di bidang fashion, kerajinan, dan makanan. Seperti sepak bola di Stadion Manahan itu ada stand-stand kulinernya yang sebelumnya sudah dikurasi, kemudian teman-teman UKM bisa menyediakan merchandise-nya, seperti shall. Kemudian bisa kaos dan jaket,” ungkap Joko ketika dikonfirmasi Tribunnews.

“Kalau UKM kerajinan bisa menyediakan suvenirnya. Jadi memang sangat terkorelasi,” sambungnya.

Atau misalkan ada tamu atau suporter yang ingin berwisata di daerah tersebut, juga bisa menyediakan jasa porter untuk membawa mereka ke tempat wisata, kuliner, dan tempat oleh-oleh.

Jadi, selain kompetisi yang maju dengan meningkatkan animo Masyarakat untuk datang ke stadion, tetapi juga meningkatkan perekonomian daerah karena akan terjadi transaksi.

Joko berharap, Lembaga, pemerintahan, dan pelaku UMKM ke depannya dapat bersinergi dengan baik sehingga bisa memperluas jangkauan terhadap produk yang diperjual belikan. Tidak hanya di Solo, tetapi juga daerah-daerah lainnya yang menjadi venue kompetisi pertandingan.

“Harapan saya ke depan tentu sinergi ini semakin dikembangkan, semakin diperluas. Bahkan tidak hanya di Kota Solo, tetapi juga melebar ke daerah lainnya,” bebernya.

Joko mencontohkan, Solo yang ditopang oleh beberapa kabupaten, di seperti Karanganyar sudah menjadi aglomerasi Solo Raya. Jadi, bisa lebih banyak melibatkan UMKM dan stakeholder terkait untuk membantu UKM tersebut.

Dengan begitu, haparannya bisa menstimulus pelaku UMKM agar semakin kreatif untuk bersaing.

“Sekarang kita sudah bicara aglomerasi Solo Raya, jadi bisa semakin banyak melibatkan UMKM kemudian nanti bisa semakin banyak stakeholder yang membantu UMKM.”

“Menstimulus teman-teman UKM bisa menscale-up produknya, kualitasnya, karena sangat banyak akses dan bantuan dari pemerintah saat ini. Jadi bisa saling simbiosis mutualisme, bisa saling menguntungkan,” tutupnya.

(Tribunnews.com/Sina)

Sumber: TribunSolo.com

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Borneo FC
6
6
0
0
12
3
9
18
2
PSIM
7
3
3
1
9
6
3
12
3
Malut United
7
3
2
2
13
10
3
11
4
Persija Jakarta
7
3
2
2
13
8
5
11
5
Persebaya
6
3
1
2
8
5
3
10
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved