Kabar Abroad Timnas Indonesia
Pemain Indonesia Biasa Jadi Camat di Liga Jepang, Misi Senyap Sandy Walsh Gabung Yokohama
Keputusan Sandy Walsh bergabung dengan klub Liga Jepang, Yokohama F Marinos, menjadi tantangan dirinya memperbaiki rekam jejak buruk pemain Indonesia.
TRIBUNNEWS.COM - Pemain Timnas Indonesia, Sandy Walsh secara resmi bergabung dengan klub Liga Jepang, Yokohama F Marinos per hari ini, Minggu (9/2/2025).
Kepastian Sandy Walsh bergabung dengan Yokohama F Marinos telah dirilis melalui laman resmi klub tersebut.
Dalam rilisnya, pihak klub merasa senang bisa menuntaskan kepindahan Sandy Walsh dari KV Mechelen.
Kebahagiaan manajemen klub yang berkompetisi di J League tersebut kian bertambah berkali-kali lipat.
Hal ini dikarenakan Yokohama F Marinos tidak perlu mengeluarkan uang sepeserpun untuk merekrut Sandy Walsh.
Fakta bahwa kontrak Sandy Walsh bersama KV Mechelen di Liga Belgia berakhir musim panas 2025 jadi alasannya.
Dengan kondisi tersebut, Sandy Walsh memiliki kesempatan untuk berbicara dengan klub lain yang tertarik merekrutnya.
Hingga pada akhirnya, keputusan besar diambil Sandy Walsh dengan meninggalkan Eropa untuk bergabung dengan Yokohama F Marinos yang berkompetisi di Liga Asia, tepatnya negara Jepang.
"Kami dengan senang hati mengumumkan bahwa Sandy Walsh telah bergabung dengan klub ini dengan transfer permanen dari KV Mechelen (Belgia)," bunyi pernyataan Yokohama F Marinos lewat laman resminya.

Di Yokohama F Marinos, Sandy Walsh yang bermain sebagai fullback kanan bakal mengenakan seragam bernomor punggung 15.
Adapun kontrak yang disepakati Sandy Walsh dengan klub barunya berdurasi 2,5 tahun alias sampai Juni 2027.
Sandy Walsh sendiri mengaku cukup senang dengan tantangan baru yang akan segera ia hadapi di Liga Jepang.
Ditambah, kompetisi Liga Jepang yang baru akan kembali bergulir pada 14 Februari 2025 mendatang.
Secara tidak langsung membuat Sandy Walsh punya kesempatan untuk membuktikan kualitas terbaiknya.
Baca juga: Profil Yokohama F Marinos: Calon Klub Baru Sandy Walsh, Ternyata Anak Perusahaan Man City
Pemain yang kini berusia 29 tahun itu merasa tertantang untuk bisa mensukseskan klub barunya.
"Saya sangat senang dan merasa terhormat karena bisa pindah ke Yokohama F Marinos," kata Sandy Walsh.
"Saya merasa misi saya adalah berkontribusi penuh untuk membantu klub mencapai tujuan ambisiusnya di Liga Jepang,"
"Saya telah bertemu dengan semua rekan setim saya, mereka adalah pemain hebat, kami yakin akan memiliki musim bagus bersama pelatih baru,"
"Saya akan memberikan segalanya disini, bekerja keras, berjuang setiap hari dan melakukan yang terbaik untuk membuat orang bangga,"
"Saya berharap dapat segera melihat penggemar di lapangan, mari kita jalani musim terbaik bersama-sama," tukasnya.
Dengan usianya yang sudah hampir memasuki kepala tiga, keputusan Sandy Walsh untuk berkarier di Liga Jepang, tentu akan menarik untuk dinanti.
Jika melihat rekam jejaknya, Liga Jepang tampaknya bukanlah Liga yang bersahabat khususnya bagi pemain Indonesia.
Hal ini dikarenakan banyak pemain Indonesia yang bahkan sudah berlabel Timnas kerapkali kesulitan mendapat menit bermain yang layak di Liga Jepang.
Sebut saja ada Irfan Bachdim, Stefano Lilipaly, Justin Hubner dan baru-baru ini Pratama Arhan.
Kualitas dari nama-nama pemain tersebut tentu tidak perlu diragukan lagi jika mengacu pada kontribusi mereka di Timnas Indonesia.
Hanya saja pada kenyataannya, hal itu belum cukup memberikan jaminan menit bermain reguler di klubnya.
Sebutan camat alias cadangan mati seakan menjadi label yang seringkali dicap untuk pemain-pemain tersebut.
Jangankan mendapat menit bermain rutin tiap laga, untuk masuk list pemain cadangan tidaklah mudah.

Sebagaimana misal Irfan Bachdim yang berkesempatan untuk meniti karier di Liga Jepang pada tahun 2014.
Selama hampir tiga tahun berkarier di Liga Jepang mulai Januari 2014 s/d Januari 2017, Irfan Bachdim memperkuat dua klub berbeda.
Yakni Ventforet Kofu (1 tahun) dan Hokkaido Consadole Sapporo (2 tahun), di mana Irfan Bachdim mengalami berbagai kendala termasuk menit bermain.
Di Ventforet Kofu yang hanya setahun kontraknya, Irfan Bachdim terhitung hanya bermain 2 laga saja (70 menit).
Sementara di Hokkaido Consadole Sapporo, Irfan Bachdim cuma bermain 10 laga selama dua musim (228 menit).
Melihat minimnya menit bermain tersebut, Irfan Bachdim akhirnya memutuskan kembali berkarier di Indonesia dan pensiun setelahnya.
Hal sama juga dirasakan Stefano Lilipaly yang hanya bertahan tidak lebih dari setahun ketika memperkuat Hokkaido Consadole Sapporo di Liga Jepang.

Selama memperkuat klub tersebut pada periode Maret 2014 s/ Desember 2014, Lilipaly hanya bermain sekali alias 90 menit saja.
Baru-baru ini, dua pemain yang masih aktif bermain di Timnas Indonesia juga mengalami nasib tak jauh berbeda.
Justin Hubner (Cerezo Osaka) dan Pratama Arhan (Tokyo Verdy) merasakan sulitnya bermain reguler di klubnya.
Contohnya, Justin Hubner yang hanya betah bertahan setengah musim lantaran hanya bermain 8 laga (190 menit).
Lalu, Pratama Arhan hanya mendapat kesempatan bermain selama 4 laga saja (255 menit) di Liga 2 Jepang.
Minimnya menit bermain pemain Timnas Indonesia di Liga Jepang pun menyisakan berbagai isu liar.
Termasuk isu liar bahwa pemain asal Indonesia hanya direkrut untuk kebutuhan marketing, karena basis suporter tanah air menjadi salah satu paling gila dan bergairah ketika berbicara soal sepak bola.
Kini, anggapan isu negatif tersebut menjadi misi senyap yang harus dituntaskan Sandy Walsh setelah bergabung dengan Yokohama F Marinos di Liga Jepang.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.