Liga C
Carlo Ancelotti Bicara Magis Final Liga Champions Jelang Dortmund vs Real Madrid di Wembley
Pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti bicara magis final Liga Champions yang seringkali menyihir banyak mata para pecinta sepak bola.
TRIBUNNEWS.COM - Pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti bicara magis final Liga Champions yang seringkali menyihir banyak mata para pecinta sepak bola yang menyaksikannya.
Sebagai salah satu sosok paling sukses dalam sejarah Liga Champions baik sebagai pemain ataupun pelatih.
Ancelotti mengungkapkan alasan mengapa final kompetisi Liga Champions begitu spesial dan istimewa nilainya.
Berbagai aksi ajaib, momen magis hingga drama yang menguras emosi seakan campur menjadi satu di final Liga Champions.
Tak salah jikalau berbagai momen tersebut membuat setiap edisi final Liga Champions selalu dikenang dalam sejarahnya.
Tak terkecuali laga final Liga Champions musim ini yang bakal mempertemukan Borussia Dortmund vs Real Madrid.
Baca juga: Andai Real Madrid Juara Liga Champions, Jude Bellingham Jadi Bocah Inggris Paling Beruntung di Dunia

Berlangsung di Stadion Wembley, Minggu (2/6/2024) jam 02.00 WIB, Dortmund dan Real Madrid bakal saling sikut memperebutkan gelar Liga Champions edisi kali ini.
Jelang pertempuran laga kedua tim, Ancelotti secara khusus mengutarakan final Liga Champions merupakan laga berbahaya.
Dikatakan berbahaya karena ada banyak momen tak terduga yang akan dirasakan finalis jika terpeleset pada beberapa momen saja.
Tim yang awalnya diunggulkan bisa saja malah bernasib sebaliknya menjadi pecundang di laga final.
Dan sebaliknya, tim yang tidak terlalu diunggulkan bisa saja menjadi pemenang karena mampu menciptakan hal ajaib pada beberapa momen saja.
Berkaca dari hal itulah, Ancelotti merasa final Liga Champions memiliki magis tersendiri yang menyihir banyak orang.
"Final Liga Champions adalah laga yang paling penting sekaligus paling berbahaya," akui Ancelotti dilansir BBC Sports.
"Anda harus sedikit beruntung, bermain bagus dan tidak boleh lengah sama sekali,"
"Situasi akan rumit ketika laga akan selesai dimana justru anda malah mulai merasa khawatir," tukasnya menambahkan.
Pemilik enam trofi Liga Champions itu pun merasa wajar jika sebuah tim merasa khawatir dan takut jelang digelarnya laga final Liga Champions.
Hal ini dikarenakan kuatnya magis Liga Champions membuat hampir mayoritas penduduk dunia akan menonton laganya.
Alhasil berbagai tekanan akan dirasakan khususnya para pemain yang bertarung di atas lapangan pada laga final tersebut.
"Rasa ketakutan itu normal, jika anda punya lebih banyak rasa takut, anda justru akan lebih bahagia ketika mampu memenangkan final," ujar Ancelotti.
"Ini seperti pisau bermata dua, kami harus menikmatinya, ketika kekhawatiran muncul, kami hanya perlu merasa tenang,"
"Karena jika khawatir itu muncul, justru itu pertanda kami sudah sangat dekat dengan hal terpenting dalam sepak bola (red: juara)," tambahnya.
Apa yang dikatakan Ancelotti barangkali tidak salah mengingat ia sudah kenyang dengan kompetisi Liga Champions.
Baik ketika masih berstatus sebagai pemain hingga kini menjadi pelatih, Ancelotti layak dianggap sebagai salah satu yang terbaik.
Ketika masih menjadi pemain AC Milan, Ancelotti tercatat mampu memenangkan gelar Liga Champions sebanyak dua kali.
Sementara ketika menjabat pelatih, Ancelotti berhasil menjuarai Liga Champions sebanyak empat kali.
Kesuksesan Ancelotti dalam menaklukkan Liga Champions baik sebagai pemain dan pelatih seakan menunjukkan keberuntungannya ketika berkompetisi di turnamen tersebut.
Kini, Ancelotti tinggal butuh satu kemenangan lagi untuk meraih trofi Liga Champions ketujuhnya, dinihari nanti.
Dan satu kemenangan yang dibutuhkan Ancelotti harus didapatkan Real Madrid saat bertemu Borussia Dortmund di Wembley.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.