Jumat, 3 Oktober 2025

Liga Inggris

Tugas Pertama Graham Potter di Chelsea: Kembalikan Magis Pemain Terpinggirkan Thomas Tuchel

Menjadi pengganti Thomas Tuchel, Graham Potter harus mampu memanfaatkan skuad Chelsea yang sebelumnya merupakan kerangka tim pelatih asal Jerman itu.

Penulis: deivor ismanto
Editor: Claudia Noventa
Lindsey Parnaby / AFP
Manajer Brighton Inggris Graham Potter merayakan dengan para pemainnya setelah menang di akhir pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Manchester United dan Brighton and Hove Albion di Old Trafford di Manchester, barat laut Inggris, pada 7 Agustus 2022. Brighton and Hove Albion menang 2 - 1 melawan Manchester United. 

TRIBUNNEWS.COM - Graham Potter datang menuju kursi kepelatihan Chelsea dengan beban yang tak enteng.

Menjadi pengganti Thomas Tuchel, Potter harus mampu memanfaatkan skuad Chelsea yang sebelumnya merupakan kerangka tim pelatih asal Jerman itu.

Salah satu alasan 'terusirnya' Tuchel dari jabatannya sebagai pelatih Chelsea adalah ketidakharmonisan sang juru taktik dengan pemain The Blues.

Baca juga: Inggris Berkabung, Jadwal Liga Champions Liverpool, Chelsea, Spurs dan Man City Masih Sama

Manajer Brighton Inggris Graham Potter bereaksi selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Brighton and Hove Albion dan Leicester City di American Express Community Stadium di Brighton, Inggris selatan pada 4 September 2022.
Manajer Brighton Inggris Graham Potter bereaksi selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Brighton and Hove Albion dan Leicester City di American Express Community Stadium di Brighton, Inggris selatan pada 4 September 2022. (Adrian DENNIS / AFP)

Thomas Tuchel memberi bangku cadangan untuk pemain yang memiliki atribut mentereng bahkan mentransformasi posisi penggawanya yang membuat performa mereka redup.

Hasilnya Chelsea dibawanya terseok-seok di musim ini dan membuat Todd Boehly memutuskan untuk memecatnya.

Graham Potter sengaja diboyong dari Brighton untuk mereparasi Chelsea dari penyakit yang dibawa Tuchel.

Sekaligus memulihkan sihir pemain-pemain yang dipinggirkan Thomas Tuchel.

Hakim Ziyech

Didatangkan dari Ajax Amsterdam, Hakim Ziyech gagal memikat hati Thomas Tuchel untuk memberi jam terbang yang sesuai.

Pemain asal Maroko itu kalah saing dengan Havertz dan penyerang Chelsea lainnya.

Alhasil ia lebih banyak mengisi bangku cadangan The Blues.

Gelandang Chelsea asal Maroko, Hakim Ziyech melakukan selebrasi usai timnya memenangi laga lanjutan Liga Inggris antara Crystal Palace melawan Chelsea di Stadion Selhurst Park, London Selatan, Inggris, Sabtu (19/2/2022) malam WIB. Pertandingan berakhir dengan skor 0-1 (0-0) untuk kemenangan Chelsea berkat gol semata wayang Hakim Ziyech di ujung laga (89'). AFP/GLYN KIRK
Gelandang Chelsea asal Maroko, Hakim Ziyech melakukan selebrasi usai timnya memenangi laga lanjutan Liga Inggris antara Crystal Palace melawan Chelsea di Stadion Selhurst Park, London Selatan, Inggris, Sabtu (19/2/2022) malam WIB. Pertandingan berakhir dengan skor 0-1 (0-0) untuk kemenangan Chelsea berkat gol semata wayang Hakim Ziyech di ujung laga (89'). AFP/GLYN KIRK (AFP/GLYN KIRK)

Tuchel bahkan lebih memilih untuk memainkan Ziyech sebagai seorang wingback yang jelas membuat penampilan Ziyech tak maksimal.

Di Ajax, pemain berkaki kidal ini sering bermain sebagai playmaker dan winger yang kreatif.

Namun, Tuchel begitu jarang memakai Ziyech di posisi tersebut.

Christian Pulisic

Sejak kedatangan Raheem Sterling, Christian Pulisic lebih banyak duduk di bangku cadangan Chelsea.

Pulisic belum sama sekali merasakan tampil sebagai starter di musim ini dari tujuh laga yang sudah dijalani The Blues.

Alhasil, ia gagal menyumbang satu gol dan satu assist pun bagi Chelsea di musim ini.

Gelandang Chelsea asal AS, Christian Pulisic melakukan selebrasi usai mencetak gol dalam laga leg pertama babak 16 besar Liga Champions antara Chelsea melawan Lille (LOSC) di Stadion Stamford Bridge, London, Inggris, Rabu (23/2/2022) dini hari WIB. Chelsea berhasil menaklukkan tim tamu dengan skor 2-0 (1-0). AFP/JUSTIN TALLIS
Gelandang Chelsea asal AS, Christian Pulisic melakukan selebrasi usai mencetak gol dalam laga leg pertama babak 16 besar Liga Champions antara Chelsea melawan Lille (LOSC) di Stadion Stamford Bridge, London, Inggris, Rabu (23/2/2022) dini hari WIB. Chelsea berhasil menaklukkan tim tamu dengan skor 2-0 (1-0). AFP/JUSTIN TALLIS (AFP/JUSTIN TALLIS)

Tuchel lebih memilih untuk memberi panggung bagi Raheem Sterling yang diboyong dari Manchester City.

Pemain asal Inggris itu diduetkan bersama Kai Haverz ataupun Mason Mount di lini depan.

Conor Gallagher

Gallagher yang mampu tampil apik bersama Crystal Palace musim lalu gagal mempertahankan performnya saat kembali dari masa peminjaman.

Faktornya, karena Tuchel lebih memilih untuk memberinya peran sebagai pemain nomor 8 dengan format 3-4-3.

Padahal pemain berusia 22 tahun itu adalah gelandang produktif yang dimaksimalkan Viera (pelatih palace) bermain tepat di belakang striker.

Gelandang serang Crystal Palace berstatus pinjaman dari Chelsea, Conor Gallagher. Peforma sang pemain dilaporkan makin mengilap yang membuat banyak pihak terutama fans The Blues meminta agar sang pemain ditarik sebagai solusi lini tengah skuad Thomas Tuchel.
Gelandang serang Crystal Palace berstatus pinjaman dari Chelsea, Conor Gallagher. Peforma sang pemain dilaporkan makin mengilap yang membuat banyak pihak terutama fans The Blues meminta agar sang pemain ditarik sebagai solusi lini tengah skuad Thomas Tuchel. (Tangkap Layar The Chelsea Chronicle)

Hasilnya, Gallagher mampu menciptakan sembilan gol dan lima assist untuk membawa Palace bertengger di papan tengah Liga Inggris.

Namun, bersama Chelsea, sudah enam laga yang sudah ia jalani, pemain asal inggris itu belum sama sekali menyumbang gol dan assist.

Romelu Lukaku

Lukaku menjadi pemain yang paling terpuruk dari format yang dipakai Thomas Tuchel.

Ia kehilangan ketajamannya di depan gawang dan membuatnya 'mengemis' untuk balikan bersama Inter Milan.

Pemain depan Inter Milan, Romelu Lukaku (kanan) berduel dengan gelandang Lazio Danilo Cataldi selama pertandingan sepak bola Serie A Italia di stadion Olimpiade, pada 26 Agustus 2022.
Pemain depan Inter Milan, Romelu Lukaku (kanan) berduel dengan gelandang Lazio Danilo Cataldi selama pertandingan sepak bola Serie A Italia di stadion Olimpiade, pada 26 Agustus 2022. (Alberto PIZZOLI / AFP)

Dalam wawancaranya bersama Sky Sports, Lukaku mengeluhkan sistem yang dipakai Tuchel yang membuatnya tak mampu bergerak secara maksimal di lini depan.

Ditebus mahal Chelsea dari Inter, Lukaku hanya mampu menyumbangkan 15 gol dari 44 pertandingan.

Padahal saat masih berseragam Nerazzurri pemain asal Belgia itu mampu menciptakan 30 gol dan mengantar Inter menjadi juara Liga Italia 2020/2021.

(Tribunnews.com/Deivor)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Liverpool
6
5
0
1
12
7
5
15
2
Arsenal
6
4
1
1
12
3
9
13
3
Crystal Palace
6
3
3
0
8
3
5
12
4
Tottenham
6
3
2
1
11
4
7
11
5
Sunderland
6
3
2
1
7
4
3
11
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved