Liga 1
Sorotan Liga 1: Menanti Ketajaman Dimas Drajad di Persikabo dan Jawab Keluhan Shin Tae-yong
Dimas Drajad adalah striker bertipikal target man, ia tak banyak menjemput bola ke tengah untuk membantu proses serangan tim yang ia bela.
TRIBUNNEWS.COM - Juru taktik Timnas Indonesia, Shin Tae-yong sempat memberikan pernyataan yang menohok.
Menurutnya, klub Liga 1 Indonesia tak banyak memberi kesempatan kepada striker lokal untuk menunjukkan kemampuannya.
Striker asing lebih banyak dipilih untuk menjadi juru gedor kontestan Liga 1.
Baca juga: Jadwal Persija di Liga 1 2022, Menanti Permainan dari Kaki ke Kaki Khas Eropa Racikan Thomas Doll

Namun sebenarnya ada satu nama yang tak luput meski banyak striker asing berkualitas berdatangan.
Adalah Dimas Drajad di Persikabo 1973.
Dimas Drajad adalah striker bertipikal target man, ia tak banyak menjemput bola ke tengah untuk membantu proses serangan tim yang ia bela.
Postur tubuhnya yang mencapai 178 cm dan badannya yang kekar, membantunya untuk berduel dengan striker-striker berposur tinggi besar.
Ia lebih banyak berada di kotak penalti, menunggu umpan dari lini kedua untuk melakukan finishing dengan sundulan kepala ataupun kedua kakinya.
Meski begitu, ia bukanlah striker yang malas, bersama Persikabo, ia begitu sibuk melakukan pressing hingga setengah lapangan.
Ia bahkan mampu menjadi pelayan bagi Ciro Alves di musim lalu untuk mengembangkan permainannya.
Dimas Drajad mampu menjadi tembok untuk memberi bola pantul kepada Ciro yang bergerak menusuk.
Terbukti, selain menciptakan 11 gol, torehan enam assist adalah angka yang mencolok untuk pemain yang bermain sebagai striker murni.
Di Persikabo, bahkan ia menggeser nama Hanis Saghara untuk lebih banyak duduk di bangku cadangan.
Pesona Dimas Drajad di Timnas Indonesia
Dimas Drajad menjadi pemain yang tampil mengkilap meski hanya bermain satu babak saat Timnas Indonesia menghancurkan Nepal dengan skor tujuh gol tanpa balas.
Dimas menjadi sang pembuka skor lewat sundulan kepala-nya di menit ke-6', gol sang striker memang seret di sisa waktu.
Namun, perannya memberi ruang kepada lini kedua serta kepekaannya untuk menahan dan melepas bola di saat yang tepat menunjukkan bahwa ia adalah striker lengkap.
Pemain milik Persikabo itu memiliki peran penting untuk gol kedua Timnas Indonesia yang diciptakan Witan Sulaeman di menit ke-43'.
Baca juga: Prediksi Formasi Persija di Liga 1 setelah Abdulla Yusuf Gabung: Skema 3 Bek Thomas Doll Makin Ngeri

Dengan jeli, ia memilih untuk tak mengeksekusi umpan yang diberikan oleh Asnawi Mangkualam.
Sebelum menerima bola, ia melakukan scanning dan peka terhadap posisi Witan yang lebih menguntungkan jika mendappat umpan cut back dari Asnawi.
Dan benar saja, Dimas melakukan dummy untuk menipu lawan dan melayani Witan yang berada di posisi apik untuk mengeksekusi umpan.
Witan pun dengan mudah melakukan plesing dan merobek jala gawang Nepal untuk kedua kalinya bagi Timnas Indonesia.
Satu gol dan permainan berkelas dari Dimas Drajad seakan memberi jawaban untuk apa yang dicari Shin Tae-yong selama ini.
Sejak melatih Timnas Indonesia, sorotan berada di posisi striker Timnas Indonesia, terhitung, Shin Tae-yong telah memanggil tujuh striker sejak gelaran Piala AFF 2020.
Nama-nama tersebut adalah Ezra Walian, Hanis Saghara, Dedik Setiawan, Kushedya Hari Yudo, Ronaldo Kwateh, Irfan Jauhari, hingga Muhammad Rafli.
Di ajang Kualifikasi Piala Asia 2023, juru taktik asal Korea Selatan itu mengambil keputusan krusial.
Hanya Muhammad Rafli striker berpengalaman yang dipanggil Shin Tae-yong, nama lainnya, ia memanggil debutan di Timnas Senior, Dimas Drajad.
Jika dibandingkan dengan performa musim lalu di ajang BRI Liga 1, nama Dimas Drajad lebih tajam.
Striker milik Persikabo Bogor itu sukses menciptakan 11 gol dan enam assist dari 31 pertandingan.
Sedangkan Muhammad Rafli, hanya mampu menyumbangkan lima gol dan tiga assist dari 27 laga bersama Arema.
(Tribunnews.com/Deivor)