Liga 1
From Zero to Hero Ala Eduardo Almeida: Juru Selamat Arema FC yang Mereplika Taktik Jose Mourinho
Pujian pun layak diberikan kepada sang juru taktik, Eduardo Almeida. Arema baru kebobolan sebanyak 2 gol di Piala Presiden 2022.
TRIBUNNEWS.COM - Arema FC berhasil mengunci gelar Piala Presiden 2022 dengan kepala tegak.
Gian Zola dan kolega menyabet gelar juara dengan notaben tim yang paling sedikit kebobolan di antara kontestan lainnya.
Hingga berlaga di partai final, Arema FC baru kebobolan sebanyak dua gol dari delapan pertandingan yang mereka lakoni di Piala Presiden 2022.
Baca juga: Bawa Arema FC Juara Piala Presiden 2022, Gian Zola Dapat Wejangan dari sang Kekasih

Jelas hal tersebut membuktikan bahwa Singo Edan layak merengkuh trofi pramusim Liga 1 itu.
Pujian pun layak diberikan kepada sang juru taktik, Eduardo Almeida.
Pelatih asal Portugal itu seakan menepis keraguan Aremania saat kedatangannya menuju Kanjuruhan Malang.
Bagaimana tidak, ia ditunjuk sebagai pelatih anyar Arema FC dengan CV yang kurang mentereng.
Almeida pernah menukangi Semen Padang di musim 2018/2019 dengan rekor yang buruk.
Semen Padang dibawanya terseok-seok sepanjang musim hingga akhirnya harus terdegradasi ke Liga 2.
Kabau Sirah harus puas duduk di peringkat 17 setelah hanya mengumpulkan 32 poin dari 32 pertandingan.
Meski begitu, Arema FC seperti melihat sisi lain dari Almeida yang memberinya kesempatan kedua guna membuktikan kemampuan melatihnya.
Dan benar saja, Singo Edan dibawa Almeida tampil menjanjikan dengan skuad mentereng yang ia punya.

Baca juga: Arema FC Hattrick Gelar Juara Piala Presiden, Tantangan Singo Edan Samai Langkah Persija
Almeida mensiasati skuad mewah Arema FC dengan memberi sentuhan permainan pragmatis di dalam tim.
Rotasi pemain yang efisien juga membuat Singo Edan tampil konsisten di setiap pertandingannya.
Sejak bermain di partai awal Piala Presiden 2022, Almeida selalu mampu memenfaatkan pergantian pemain dengan tepat.
Kontra strategi hampir pasti ia terapkan saat laga sudah memasuki 45 menit babak kedua.
Nama-nama mentereng seperti Evan Dimas, Muhammad Rafli, hingga Irsyad Mualana lebih banyak menjadi supersub di babak kedua.
Tujuannya, memberi efek kejut dan keseimbangan untuk lini tengah dan sayap Singo Edan.
Almaida peduli setan dengan permainan ball possession yang mengedepankan akurasi passing dan bola-bola pendek.
Yang ia cari adalah efektivitas dan efisiensi permainan.
Sampai-sampai, pelatih Borneo FC Milomir Seslija dibuat jengkel bukan main dengan sistem permainan yang diusung Almeida.
Saat Borneo FC harus menelan kekalahan dengan skor 1-0 di Kanjuruhan Malang pada (14/7/2022), Milo dengan nada kesal mengkritik gaya bermain Singo Edan.
"Sepanjang pertandingan, Arema bermain bertahan," kata Milo saat konferensi pers seusai pertandingan.
"Saya tidak bisa membayangkan bagaimana bisa mereka bermain seperti itu di hadapan puluhan ribu pendukungnya?" sambungnya.
Milo bahkan melabeli taktik Arema FC menggunakan istilah yang dipopulerkan Jose Mourinho, yaitu parkir bus.
"Kami terus-terusan menguasai pertandingan, sementara mereka bertahan" tutur Milo.
"Arema pakai strategi parkir bus," tandasnya.
Eduardo Almeida pun menanggapi komentar meonohok Milo dengan kepala dingin.

Baca juga: Arema FC Ketagihan Juara Piala Presiden, Singo Edan Hanya Punya Satu Resep Jitu
Pelatih berusia 44 tahun itu tak peduli dengan kritik yanhg dilontarkan Milo, yang ada dipikirannya adalah meraih kemenangan dengan cara apapun.
"Yang saya cari adalah kemenangan, yang penting adalah Arema dapat memenangkan laga."
"Kalau perlu parkir pesawat, kami akan parkir pesawat di Samarinda nanti,” ujar Almeida.
Ya, pelatih-pelatih elite memang selalu memiliki pakem andalan yang ia usung, dan Almeida berhasil menerapkan skema pragmatismenya dengan sempurna.
Bak Jose Mourinho, Almeida membawa Arema FC meraih gelar dengan permainan pragmatis berselimut ocehan juru taktik tim lain yang kesal.
(Tribunnews.com/Deivor)