Senin, 6 Oktober 2025

Super Pandit

Sorotan Liga 1: Mengapa Jarang Ada One Man Club & Kontrak Jangka Panjang di Klub Indonesia?

Saat di sepak bola eropa menghadirkan banyak pemain yang loyal yang hanya bermain untuk satu klub, di indonesia justru sebaliknya.

Penulis: deivor ismanto
ligaindonesiabaru.com
Persib Bandung versus Persebaya Surabaya pada laga pekan ke-32 Liga 1 2021-2022 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, Sabtu (19/3/2022). 

TRIBUNNEWS.COM - Saat di sepak bola eropa menghadirkan banyak pemain yang loyal yang hanya bermain untuk satu klub, di indonesia justru sebaliknya.

Sangat jarang ada pemain yang berlabel one man club hingga sang pemain memilih untuk gantung sepatu.

Tim-tim Liga 1 Indonesia begitu pelit memberi kontrak jangka panjang kepada para penggawanya.

Baik pemain lokal maupun asing, begitu banyak yang hanya mendapat kontrak jangka pendek oleh pihak klub.

Nama-nama mentereng yang sudah terbukti kualitasnya pun tak mendapat kepercayaan lebih dan kesempatan untuk bermain di klubnya dengan jangka waktu yang lama.

Dua pemain asing PSIS Semarang, Taisei Marukawa dan Carlos Fortes sudah terlihat hadir dalam latihan PSIS di Stadion Citarum, Semarang, Rabu (25/5/2022) sore. Momen tersebut merupakan latihan perdana keduanya bersama PSIS jelang mengarungi kompetisi Liga 1 2022/2023. Menariknya, kedua pemain tersebut baru saja tiba di Semarang. Taisei Marukawa lebih dulu datang pada Selasa (24/5) malam kemarin, sedangkan Carlos Fortes baru saja tiba di Semarang pada Rabu siang. TRIBUN JATENG/ARIEL
Dua pemain asing PSIS Semarang, Taisei Marukawa dan Carlos Fortes sudah terlihat hadir dalam latihan PSIS di Stadion Citarum, Semarang, Rabu (25/5/2022) sore. Momen tersebut merupakan latihan perdana keduanya bersama PSIS jelang mengarungi kompetisi Liga 1 2022/2023. Menariknya, kedua pemain tersebut baru saja tiba di Semarang. Taisei Marukawa lebih dulu datang pada Selasa (24/5) malam kemarin, sedangkan Carlos Fortes baru saja tiba di Semarang pada Rabu siang. TRIBUN JATENG/ARIEL (TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/ARIEL)

Baca juga: Sorotan Liga Italia: Poros Baru AC Milan & Monza, Rekan Bisnis Anyar Rossoneri Musim Depan

Baca juga: Kenyataan Pahit Tersingkirnya PSG di Liga Champions, Messi Akui Magis Kehebatan Real Madrid

Berbeda dengan klub-klub eropa yang tak segan memberi kontrak hingga 5 tahun, klub Indonesia terkenal pelit untuk memberi durasi kontrak yang lama.

Contoh yang paling nyata terjadi di musim ini adalah bagaimana Carlos Fortes dan Taisei Marukawa.

Mereka mampu tampil mentereng bersama Arema FC dan Persebaya Surabaya.

Carlos Fortes yang bermain sebagai striker mampu mencetak 20 gol selama gelaran BRI Liga 1 2021/2022 bersama Arema FC.

Sedangkan catatan Taisei Marukawa lebih mentereng lagi, ia menjadi satu-satunya pemain yang sukses menyumbang dua digit gol dan assist di musim ini.

Persebaya Surabaya pun digendongnya menuju papan atas klasemen BRI liga 1 dengan sumbangan 17 gol dan 10 assist.

Namun, Arema FC dan Persebaya tak mampu mempertahankan dua pemain andalannya tersebut karena sisa kontrak yang habis.

Ya, keduanya hanya dikontrak selama 1 tahun dan ogah untuk memperpanjang kontrak lantaran mendapat tawaran yang lebih menggiurkan dari kontestan Liga 1 lainnya, PSIS Semarang.

Carlos Fortes dan Marukawa pun sudah resmi bergabung bersama PSIS per hari ini, Jumat (01/04/2022).

Hal tersebut jelas sudah menjadi resiko bagi kedua tim asal Jawa Timur itu untuk kehilangan dua pemain kesayangan mereka karena durasi kontrak yang begitu singkat.

Yang menjadi pertanyaan, mengapa klub-klub Indonesia begitu 'pelit' untuk memberi kontrak jangka panjang kepada para penggawanya?

1. Finansial Klub

Selebrasi striker Persikabo, Ciro Alves setelah membobol gawang Persiraja Banda Aceh dalam lanjutan pekan 32 BRI Liga 1 2021.
Selebrasi striker Persikabo, Ciro Alves setelah membobol gawang Persiraja Banda Aceh dalam lanjutan pekan 32 BRI Liga 1 2021. (Dok: Ligaindonesiabaru)

Sebagian besar para kontestan Liga 1 dapat dikatakan tak memliki finansial yang sehat.

Di tiap musimnya, hampir pasti mereka selalu kelimpungan untuk mengontrol keuangan mereka baik dari menggaji pemain dan membeli penggawa baru.

Untuk itu, durasi kontrak jangka pendek adalah solusi bagi mereka untuk menghebat biaya pengeluaran.

Semakin banyak durasi kontrak yang mereka berikan kepada pemain anyarnya, maka akan semakin mahal pula nilai kontrak sang pemain.

Tak heran, banyak nama mentereng yang hanya mendapat kontrak singkat bersama klub barunya.

Selain dua contoh di atas, Evan Dimas Darmono juga pernah hanya kontrak selama semusim dengan Persija Jakarta.

Padahal saat itu, gelandang Timnas Indonesia itu sedang dalam performa yang apik dan menjadi tulang punggung di lini tengah Macan Kemayoran.

2. Proses Scouting yang singkat

Pesepak bola Persebaya Surabaya, Arsenio Valpoort (tengah) diadang pesepak bola dan penjaga gawang PSM Makassar, Adam Mitter (kanan), Hilman Syah (kiri) saat menggiring bola pada pekan 19 BRI Liga 1 2021-2022 di Stadion I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Jumat (14/1/2022) malam. Persebaya Surabaya berhasil mengalahkan PSM Makassar dengan skor 2-1 lewat gol Taisei Marukawa (3') dan Marselino Ferdinan (55'), satu gol balasan PSM Makassar dicetak Wiljan Pluim (84'). Tribunnews/Muhammad Nursina
Pesepak bola Persebaya Surabaya, Arsenio Valpoort (tengah) diadang pesepak bola dan penjaga gawang PSM Makassar, Adam Mitter (kanan), Hilman Syah (kiri) saat menggiring bola pada pekan 19 BRI Liga 1 2021-2022 di Stadion I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Jumat (14/1/2022) malam. Persebaya Surabaya berhasil mengalahkan PSM Makassar dengan skor 2-1 lewat gol Taisei Marukawa (3') dan Marselino Ferdinan (55'), satu gol balasan PSM Makassar dicetak Wiljan Pluim (84'). Tribunnews/Muhammad Nursina (TRIBUNNEWS/Muhammad Nursina)

Tak seperti tim eropa yang begitu gencar melakukan scouting hingga berangkat keluar negeri untuk mencari pemain anyar yang berkualitas, klub Liga Indonesia lebih memilih jalan yang instan.

Tak jarang proses scouting hanya dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu bulan.

Untuk itu, durasi kontrak singkat yang mereka berikan menjadi solusi untuk mengantisipasi jika sang pemain memiliki performa yang tak memuaskan.

Khususnya di pemain asing, karena Liga 1 hanya memberi regulasi empat pemain asing saja di dalam skuat klub, maka sebagian kontestan Liga 1 lebih membilih memberi kontrak singkat kepada para legiun asing mereka.

Dan faktanya, memang banyak pemain asing di Liga 1 musim yang menampilkan performa buruk.

Yang paling disorot adalah striker asing milik Persebaya Surabaya, Arsenio Valpoort.

Didatangkan di paruh musim kedua untuk memberi suntikan tenaga di lini depan Bajol Ijo, penampilan pemain asal Belanda itu sangat mengecewakan.

Ia hanya mampu mencetak sebiji gol dari 11 pertandingan yang ia jalani bersama Persebaya Surabaya.

Praktis, di posisi striker Persebaya hanya mengandalkan Samsul Arif yang sudah berusia 37 tahun.

Meski mampu tampil apik dengan torehan 11 golnya, Samsul tak mampu membantu Marukawa untuk membawa Persebaya meraih gelar juara musim ini.

3. Jadwal Liga 

Tim PSIS Semarang mulai menjalani latihan jelang mengarungi kompetisi Liga 1 2022/2023, di Stadion Citarum, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (16/5/2022) sore. Latihan yang disaksikan cukup banyak penonton ini juga sekaligus persiapan menghadapi pertandingan uji coba dengan Arema FC pada 22 Mei mendatang. Tim Mahesa Jenar rencananya akan melakoni laga uji coba away kontra Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. TRIBUN JATENG/FRANCISKUS ARIEL SETIAPUTRA
Tim PSIS Semarang mulai menjalani latihan jelang mengarungi kompetisi Liga 1 2022/2023, di Stadion Citarum, Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (16/5/2022) sore. Latihan yang disaksikan cukup banyak penonton ini juga sekaligus persiapan menghadapi pertandingan uji coba dengan Arema FC pada 22 Mei mendatang. Tim Mahesa Jenar rencananya akan melakoni laga uji coba away kontra Arema FC di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. TRIBUN JATENG/FRANCISKUS ARIEL SETIAPUTRA (TRIBUN JATENG/FRANCISKUS ARIEL SETIAPUTRA)

Membandingkan Liga Eropa dan Indonesia adalah hal yang paling jelas untuk melihat wajah sepakbola di Tanah Air.

Selain membandingkan proses scouting, perbandingan pembuatan jadwal liga oleh pihak LIB dan PSSI dengan Liga Eropa juga terdapat perbedaan yang begitu mencolok.

Di Liga Eropa, jadwal liga tersusun rapi dari draft jadwal pertandingan hingga kapan musim akan berakhir.

Dari situ, klub-klub di sana dapat melakukan persiapan yang matang dari pembentukan skuat hingga merekrut pemain yang mereka inginkan dengan durasi kontrak yang tak singkat.

Namun di Liga Indonesia, jadwal yang dibuat tak pasti dan kurang terstruktur dengan baik.

Selalu saja terdapat kendala dan masalah yang membuat jadwal tak kunjung keluar dan harus diundur dengan durasi yang tak ditentukan.

Berkaca dari hal tersebut, membuat klub-klub Indonesia tak berani untuk memberi kontrak jangka panjang kepada pemain anyar mereka untuk menghindarkan para penggawanya dari 'memakan gaji buta'.

(Tribunnews.com/Deivor)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Borneo FC
6
6
0
0
12
3
9
18
2
Persita
7
4
1
2
9
9
0
13
3
PSIM
7
3
3
1
9
6
3
12
4
Persija Jakarta
7
3
2
2
13
8
5
11
5
Malut United
7
3
2
2
13
10
3
11
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved