Minggu, 5 Oktober 2025

Super Pandit

Kualitas Inter Milan di Liga Italia, Skema Kolektif Inzaghi, Keberuntungan AC Milan Raih Scudetto

Trofi Coppa Italia dan Piala Super Italia telah didapat, gagal meraih scudetto bukan berarti adaptasi Simone Inzaghi gagal.

Penulis: deivor ismanto
Editor: Claudia Noventa
AFP/ISABELLA BONOTTO
Gelandang Inter Milan asal Kroasia Marcelo Brozovic (kiri) menjegal pemain tengah Juventus Kolombia Juan Cuadrado dalam pertandingan final Piala Italia (Coppa Italia) antara Juventus dan Inter pada 11 Mei 2022 di stadion Olimpiade di Roma. (Photo by Isabella BONOTTO / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Inter Milan memang gagal meraih gelar Liga Italia di musim ini.

Namun secara kualitas, pasukan Simone Inzaghi sebenarnya mampu tampil lebih legit dari sang juara AC Milan.

Statistik dan dua raihan liga domestik menjadi bukti betapa kolektifnya permainan Inter Milan yang diusung juru taktik asal Italia itu.

Keberhasilan Simone Inzaghi mengandaskan perlawanan Juventus di final Coppa Italia membuat namanya melejit.

Dilansir Squawka, sejak dilatih Inzaghi, Inter tak pernah merasakan kekalahan saat bersua Juventus.

Pelatih kepala Inter Milan Italia Simone Inzaghi bereaksi selama pertandingan sepak bola Serie A Italia antara Inter dan Napoli, di Stadion San Siro di Milan, pada 21 November 2021.
Pelatih kepala Inter Milan Italia Simone Inzaghi bereaksi selama pertandingan sepak bola Serie A Italia antara Inter dan Napoli, di Stadion San Siro di Milan, pada 21 November 2021. (FILIPPO MONTEFORTE / AFP)

Baca juga: Koar-koar di Atas Bus Perayaan AC Milan Juara, Ibrahimovic Hina Calhanoglu

Baca juga: Pertarungan Milan dan Inter Berlanjut ke Striker Rp 622 Miliar, Ibra Olok-olok Calhanoglu

Dari rekor empat pertemuan, Inter Milan sukses mencacatkan kemenangan tiga kali, dan sisanya berakhir imbang.

Ya, gelar Coppa Italia yang disumbangkan Simone Inzaghi juga semakin membuktikan bahwa ia adalah juru taktik andal.

Pikulan beban berat harus menggantikan posisi Antonio Conte yang sukses memberi gelar Scudetto di musim lalu nyatanya tak membuat Inzaghi berkeringat dingin.

Justru sebaliknya, adaptasi dan filosofi yang ia berhasil membuat Inter Milan tampil lebih agresif dan bertaji.

Sebelum memberi gelar Coppa Italia, trofi Piala Super Italia pun sukses ia berikan setelah 12 tahun lamanya Nerazurri tak berhasil meraihnya.

Dari segi taktik, Inzaghi mempertahankan skema lamanya di Lazio, yaitu bermain dengan pakem 3-5-2.

Harus ditinggal beberapa pemain kunci seperti Romelu Lukaku dan Acharaf Hakimi, tak membuat Inter Milan kehilangan tajinya.

Dilansir FBref, xG komulatif Inter Milan berada di angka 38.12, menjadi yang tertinggi di Liga Italia, mengalahkan Atalanta yang bermain ofensif, pun dengan rival mereka, AC Milan yang hanya memiliki xG 34.11.

Juga dengan torehan gol musim ini, Nerazzurri menjadi tim paling produktif di Liga Italia dengan koleksi 84 gol.

Sedangkan sang juara, AC Milan hanya mampu membukukuan 69 gol hingga musim berakhir,

Meski hanya mendatangkan striker gaek berusia 35 tahun, Edin Dzeko untuk pengganti top skor Nerazzurri musim lalu, Romelu Lukaku.

Inzaghi terbukti mampu membuat Dzeko tampil ganas.

Torehan 18 gol Dzeko untuk Inter Milan musim ini menjadi yang tertinggi kedua dibawah Lautaro Martinez yang telah mengantongi 29 gol.

(Dari kiri) Penjaga gawang Inter Milan asal Slovenia Samir Handanovic, penyerang Inter Milan Lautaro Martinez dan pemain tengah Inter Milan dari Chili Arturo Vidal memberi salam kepada publik di akhir pertandingan sepak bola Serie A Italia antara Inter dan Empoli pada 6 Mei 2022 di San Siro stadion di Milan.
(Dari kiri) Penjaga gawang Inter Milan asal Slovenia Samir Handanovic, penyerang Inter Milan Lautaro Martinez dan pemain tengah Inter Milan dari Chili Arturo Vidal memberi salam kepada publik di akhir pertandingan sepak bola Serie A Italia antara Inter dan Empoli pada 6 Mei 2022 di San Siro stadion di Milan. (MIGUEL MEDINA / AFP)

Pemain yang didepak Mourinho dari AS Roma itu tak kesulitan untuk beradaptasi dengan skema Inzaghi.

Rotasi yang kerap juru taktik asal Italia itu lakukan membuat Dzeko tak kehabisan tenaga.

Ia mampu menunjukkan performa apik ketika dimainkan, baik saat tampil starter ataupun datang dari bangku cadangan.

Secara permainan, Inzaghi mengusung play position dengan mengandalkan pergerakan pemain dan perpindahan bola dengan cepat dari kaki ke kaki.

Itu yang menjadi perbadaan gaya permainannnya dengan Conte meski sama-sama menggunakan pakem dasar 3-5-2.

Conte lebih bermain secara direct dan pragmatis, ia mengedepankan umpan lambung yang menusuk mencari para wing back yang memiliki kecepatan.

Permainan yang diusung Inzaghi terbukti mampu membuat Inter Milan lebih sering melakukan passing di dalam kotak penalti.

Rata-rata umpan ke dalam kotak penalti Nerazzurri musim ini berada di angka 14.11 per pertandingannya.

Sedangkan di era Conte, Inter hanya mampu melakukan progresi umpan ke dalam kotak hanya berada di angka 11.23 per pertandingan.

Dari segi kolektivitas, Inzaghi juga mampu meberikan sentuhan yang apik.

Sudah ada 21 pemain berbeda Inter Milan yang mampu mencatatkan namanya di papan skor.

Bahkan, sang wing back, Ivan Perisic telah menciptkan 11 gol untuk Nerazzurri musim ini.

Gelandang Inter Milan asal Kroasia Ivan Perisic melakukan selebrasi setelah mencetak gol ke-4 pada pertandingan final Piala Italia (Coppa Italia) antara Juventus dan Inter pada 11 Mei 2022 di stadion Olimpiade di Roma.
Gelandang Inter Milan asal Kroasia Ivan Perisic melakukan selebrasi setelah mencetak gol ke-4 pada pertandingan final Piala Italia (Coppa Italia) antara Juventus dan Inter pada 11 Mei 2022 di stadion Olimpiade di Roma. (Filippo MONTEFORTE / AFP)

Inter tak terlalu bergantung pada 1 atau 2 pemain untuk mencetak gol.

Saat Dzeko atau Lautaro mengalami paceklik, peran lini kedua sering kali mampu menjadi pemecah kebuntuan.

Lalu di lini tengah, Inzaghi juga mampu mempertahankan permainan apik yang ditunjukkan Brozovic dan Barella musim lalu.

Kedua pemain tersebut tak kehilangannya sentuhannya meski Inzaghi menerapkan adaptasi yang berbeda dengan Antonio Conte.

Brozovic menjadi regista yang mengatur tempo permainan Inter Milan.

Akurasi passing pria asal Kroasia itu mencapai di angka 88.12 % per pertandingan.

Ia juga menjadi sosok kunci di lini tengah sebagai penghalau pertama transisi bertahan ke menyerang lawan saat Nerazurri mendapat serangan balik.

Dengan kuatnya aspek bertahan Brozovic, memberi keleluasaan kepada Barella untuk tampil lebih ke depan dan merepotkan pertahanan lawan.

Barella telah menerobos ke kotak penalti lawan lewat dribel sebanyak tujuh kali, menjadi yang tertinggi di antara gelandang Inter lainnya.

Dribel sukses pria asal Italia itu juga berada di angka 2.66 per pertandingan, kembali menjadi yang tertinggi di antara pemain tengah Nerazzurri.

Gelandang Inter Milan Nicolo Barella (tengah) diberi selamat oleh rekan setimnya setelah mencetak gol selama pertandingan sepak bola Serie A Italia antara Inter Milan dan Hellas Verona pada 9 April 2022 di stadion San Siro di Milan.
Gelandang Inter Milan Nicolo Barella (tengah) diberi selamat oleh rekan setimnya setelah mencetak gol selama pertandingan sepak bola Serie A Italia antara Inter Milan dan Hellas Verona pada 9 April 2022 di stadion San Siro di Milan. (MIGUEL MEDINA / AFP)

Ya, adaptasi permainan yang dilakukan Inzaghi selama ini membuat Inter Milan tetap menjadi tim yang diperhitungkan untuk meraih scudetto meski ditinggal oleh derertan pemain kunci.

Ramuan-nya juga sukses membuat Inter Milan melangkah lebih jauh di Liga Champions, mengakhiri catatan buruk yang diukir Conte.

Gaya permainan yang berbeda dengan Antonio Conte juga mampu membuat Inter Milan tampil lebih menghibur dan berbahaya.

Trofi Coppa Italia dan Piala Super Italia telah didapat, gagal meraih scudetto bukan berarti adaptasi Simone Inzaghi gagal.

Ketidakberuntungan di pertengahan musim akibat sistem permainannya yang sempat tak berjalan membuat AC Milan yang bermain pragmatis mampu menyusul mereka.

(Tribunnews.com/Deivor)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Roma
6
4
1
1
5
1
4
13
2
Inter Milan
6
4
0
2
17
8
9
12
3
AC Milan
5
4
0
1
9
3
6
12
4
Napoli
5
4
0
1
10
5
5
12
5
Juventus
5
3
2
0
9
5
4
11
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved