Minggu, 5 Oktober 2025

Super Pandit

Masalah Lukaku di Chelsea, Kepala Batu Thomas Tuchel, Persaingan dengan Kai Havertz

Seakan tak butuh tenaga Lukaku, Tuchel hanya membiarkan pria asal Belgia itu duduk manis di bangku cadangan.

Penulis: deivor ismanto
(Foto oleh Alex Pantling/Getty Images)
Romelu Lukaku dari Chelsea mengacungkan jempol kepada para penggemar setelah pertandingan Leg Pertama Semi Final Carabao Cup antara Chelsea dan Tottenham Hotspur di Stamford Bridge pada 05 Januari 2022 di London, Inggris. 

TRIBUNNEWS.COM - Nasib Romelu Lukaku bersama Chelsea kembali menjadi perbincangan hangat.

Lukaku tak dimasukkan Thomas Tuchel meski Chelsea membutuhkan gol saat bersua Everton pada pekan ke-34 Liga Inggris.

Dalam laga yang digelar di Goodison Park tersebut, Chelsea harus menelan kekalahan menyakitkan dengan skor satu gol tanpa balas dari sang tuan rumah.

Ya, seakan tak butuh tenaga Lukaku, Tuchel hanya membiarkan pria asal Belgia itu duduk manis di bangku cadangan.

Pelatih Chelsea asal Jerman, Thomas Tuchel (kanan) bersalaman dengan striker Chelsea asal Belgia, Romelu Lukaku usai laga Liga Inggris antara Aston Villa melawan Chelsea di Stadion Villa Park, Birmingham, Inggris, Senin (27/12/2021) dini hari WIB. Chelsea memenangi pertandingan dengan skor 3-1 (1-1). AFP/Oli SCARFF
Pelatih Chelsea asal Jerman, Thomas Tuchel (kanan) bersalaman dengan striker Chelsea asal Belgia, Romelu Lukaku usai laga Liga Inggris antara Aston Villa melawan Chelsea di Stadion Villa Park, Birmingham, Inggris, Senin (27/12/2021) dini hari WIB. Chelsea memenangi pertandingan dengan skor 3-1 (1-1). AFP/Oli SCARFF (AFP/OLI SCARFF)

Baca juga: Sorotan Liga Inggris: Tuchel Garuk-garuk Kepala, Mau Lihat Chelsea Menang Kok Susah!

Baca juga: Mason Mount Belum Mendapat Penawaran Perpanjangan Kontrak Dari Chelsea

Komentar menohok pun dilontarkan oleh salah satu mantan penggawa The Blues, Frank Sinclair.

"Terkait Romelu Lukaku ada masalah besar di sana," Kata Sinclair dilansir Stadium Astro.

Menurut saya, dengan sisa 10 menit di mana anda butuh gol dan anda punya seorang pemain yang sudah mencetak banyak sekali gol dan memiliki rasa nyaman di klub," lanjutnya.

"Menurut saya tidak masuk akal untuk tidak memasukkan dia dan memberi dia waktu 10 atau 15 menit untuk mencoba dan mengubah permainan dan mendapatkan sesuatu dari situ," tambahnya.

Apa yang dikatakan Sinclair ada benarnya, Chelsea pun di paga tersebut gagal mencetak sebiji gol pun ke gawang Everton yang bermain disiplin di belakang.

Romelu Lukaku sendiri pernah memberi komentar pedas terkait kariernya di Chelsea bersama asuhan Thomas Tuchel.

Ia mengeluhkan sistem permainan yang diterapkan Thomas Tuchel yang kontribusi golnya untuk Chelsea tak seproduktif kala ia masih berseragam Inter Milan.

"Secara fisik saya baik-baik saja, namun saya tak nyaman dengan situasi di Chelsea," kata Lukaku dilansir Skysport.

"Tuchel memilih menggunakan sistem yang lain, tapi saya akan tetap profesional saya akan bekerja lebih keras," lanjutnya.

"Saya selalu bilang bahwa Inter selalu di hati saya, saya tahu saya akan kembali ke Inter, saya harap demikian," tambahnya.

"Saya jatuh cinta dengan Italia, ini adalah waktu yang tepat untuk bicara dan biarkan orang tahu apa yang terjadi," pungkas Lukaku.

Ya, sebelum Lukaku sukses mencetak dua gol di dua pertandingan berturut-turut di Liga Inggris, ia sempat mengalami paceklik gol yang berkepanjangan.

Seakan kehilangan tajinya, Romelu Lukaku mengalami paceklik gol di 12 laga Chelsea, baik di kancah domestik maupun kontinental.

Bek Manchester City asal Inggris John Stones (kiri) menjegal striker Chelsea Belgia Romelu Lukaku selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Manchester City dan Chelsea di Stadion Etihad di Manchester, barat laut Inggris, pada 15 Januari 2022.
Bek Manchester City asal Inggris John Stones (kiri) menjegal striker Chelsea Belgia Romelu Lukaku selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Manchester City dan Chelsea di Stadion Etihad di Manchester, barat laut Inggris, pada 15 Januari 2022. (OLI SCARFF / AFP)

Baca juga: Hasil Bola Tadi Malam: Real Madrid Pesta Juara ke-35, Liverpool di PHP Manchester City

Baca juga: Adu Mekanik antara Inter dan AC Milan, Siapa Lebih Layak Rengkuh Trofi Liga Italia?

Nama Romelu Lukaku tak tercatat di papan skor ketika Chelsea bertanding melawan Tottenham Hotspur, Aston Villa, Manchester City, Juventus, Southampton, Brentford, Malmo, Manchester United, Watford, dan West Ham.

Ya, selama 2 bulan lebih Lukaku tak menyumbangkan satu gol pun untuk The Blues, tiga laga terakhir yang disebutkan di atas adalah pertandingan yang ia jalani setelah mengalami cedera.

Thomas Tuchel pun beralasan bahwa ia masih beradaptasi dengan stiker barunya tersebut, juru taktik asal Jerman itu juga menambahkan bahwa lukaku terlalu banyak dimainkan di musim ini.

ketika harus menjadi juru gedor Chelsea, Lukaku juga menjadi tumpuan Timnas Belgia di lini depan.

Alasan Tuchel memang ada benarnya, namun, jika dilihat dari kualitas Romelu Lukaku, seharusnya ia tak kesulitan dalam urusan merobek jala gawang lawan, performanya di Inter begitu sempurna.

Hal tersebut-lah yang menjadi alasan Chelsea berani mengeluarkan dana yang tak sedikit untuk memboyongnya, dan Tuchel pun mengakui kualitas strikernya itu.

“Dia (Lukaku) adalah atlet yang fantastis dan pria yang kompetitif sehingga dia ingin memenangkan segala hal," Kata Tuchel dilansir The Guardian.

Lantas, melihat aspek tersebut, beberapa asumsi menyalahkan Thomas Tuchel yang dirasa tak mampu memaksimalkan kemampuan Lukaku, salah satunya Antonio Conte.

"Jika Anda memiliki penyerang tengah seperti Lukaku, anda perlu menggunakan dia, dan saya rasa Chelsea belum menemukan cara untuk menggunakannya," kritik tajam Conte dilansir Goal.

Ya, Lukaku memang dibuat garang oleh Antonio Conte, jika di Manchester United Lukaku mengalami paceklik, penampilannya di Inter Milan begitu tajam.

Sempat dianggap terlalu mahal saat mendarat di San Siro, nyatanya polesan tangan dingin Conte mampu membuat Lukaku menjadi penyerang sohor yang namanya disejajarkan bersama Ronaldo dan Immobile di Liga Italia musim lalu.

Dari 44 pertandingan bersama Inter Milan di musim 2020/2021, pria asal Belgia itu sukses mencetak 30 gol dan 10 assist untuk Nerazzurri.

Di Inter, Conte menduetkan pemain Lukaku bersama Lautaro Martinez yang lebih dominan berada di lini tengah. Hal tersebut membuat Lukaku bermain lebih fleksibel.

Striker berbadan tambut tersebut, banyak bergerak di sisi kiri, kanan, hingga menjemput bola sampai ke tengah.

Hal tersebut membuat Lukaku mampu mencari ruang-nya sendiri untuk menciptakan gol, dan hal tersebutlah yang tak terlihat di Chelsea.

Tuchel dengan pakem 3-4-3 dan 3-5-2 andalannya, sering menduetkan Lukaku bersama Werner. Masalahnya adalah, Werner bukanlah pemain yang nyaman berada di kotak penalti.

Itu membuat Lukaku lebih dioptimalkan oleh Tuchel untuk berada lebih banyak berdiri di kotak 16, tentu hal tersebut berpengaruh pada ketajaman sang pemain.

Musim ini, dilansir FBref, shots total Lukaku berada di angka 2.45 per pertandingan, jauh turun dibandingkan musim lalu saat dirinya masih bermain untuk Inter, shots total Lukaku mencapai angka 3.78 per pertandingan.

Itu statistik terkait individu, statistik lain berdasarkan permainan kolektif di lapangan, terlihat rekan Lukaku di lini depan Chelsa begitu jarang memberi umpan kepadanya.

Catatan Skysport per (15/9/2021), menunjukkan bahwa belum satu kali pun seorang Kai Havertz mengirimkan umpan kepada Lukaku.

Bahkan asumsi liar beredar bahwa Havertz sengaja melakukan hal tersebut agar ia mampu menggeser posisi Lukaku di lini depan Chelsea.

Faktanya, progesi skema Thomas Tuchel lebih efektif ketika Chelsea bermain tanpa striker murni atau false nine.

Meski tak rajin mencetak gol, Havertz mampu membuka ruang bagi Mount dan winger Chelsea lainnya untuk bermain lebih menusuk dan fleksibel.

Havertz yang sering bergerak ke lini tengah dan samping membuat Mount bebas bergerak untuk mengisi pos yang ditinggalkan pemain asal Jerman tersebut.

Gelandang Chelsea asal Jerman Kai Havertz menguasai bola saat pertandingan sepak bola Liga Inggris antara Manchester United dan Chelsea di Old Trafford di Manchester, barat laut Inggris, pada 28 April 2022.
Gelandang Chelsea asal Jerman Kai Havertz menguasai bola saat pertandingan sepak bola Liga Inggris antara Manchester United dan Chelsea di Old Trafford di Manchester, barat laut Inggris, pada 28 April 2022. (Lindsey Parnaby / AFP)

Baca juga: Adaptasi Antonio Conte di Tottenham Hotspur: Poles Son Heung-min Lebih Tajam dari Kane & CR7

Pun dengan keleluasaan para wing back The Blues, ketiadaan Lukaku yang sering berada di kotak penalti membuat Chillwell dan Reece James bebas untuk masuk ke kotak penalti tanpa bertabrakan dengan striker Chelsea.

Namun, dengan cederanya dua wing back Chelsea dan menurunnya performa Havertz membuat nama Lukaku diharapkan mampu menjadi goal getter utma The Blues.

Keluhannya mengindikasikan bahwa ia tak nyaman dengan sistem yang dipakai Tuchel.

Jika bersama Inter performanya begitu apik, bersama Chelsea untuk mencetak gol saja ia harus menunggu waktu yang cukup lama.

Total dari 40 pertandingan yang sudah ia jalani bersama The Blues, Lukaku hanya mampu mencatatkan namanya di papan skor sebanyak 12 kali.

Tetapi, ada hal lain yang bisa mempengaruhi tumpulnya Lukaku di lini depan The Blues selain aspek-aspek yang disebutkan di atas, yaitu kutukan nomor punggung 9.

Dengan memakai nomor punggung 9, Lukaku mewarisi nomor milik para striker hebat sekaligus paling terkutuk di Chelsea.

Dimulai dari Chris Sutton memakainya selama musim 1999/2000 bersama The Blues, ia pun hanya mencetak satu gol dalam 28 penampilan di Liga Inggris.

Jimmy Floyd Hasselbaink kemudian mengenakan nomor punggung 9 di tahun 2000-2004 dan mampu tampil mengesankan, ia mencetak 81 gol dari 140 pertandingan bersama Chelsea.

Namun, sejak kepergian pemain berdarah Suriname tersebut, tidak ada striker Chelsea bernomor punggung 9 yang berhasil tampil bertaji.

Sebut saja Franco Di Santo, Fernando Torres, Gonzalo Higuain, Alvaro Morata, Hernan Crespo, hingga Radamel Falcao.

Mereka semua tak bisa memenuhi ekspetasi khalayak Stamford Bridge, dengan hanya menyumbang segelintir gol untuk The Blues sebelum memilih hengkang ke klub lain.

(Tribunnews.com/Deivor)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Arsenal
7
5
1
1
14
3
11
16
2
Liverpool
7
5
0
2
13
9
4
15
3
Tottenham
7
4
2
1
13
5
8
14
4
Bournemouth
7
4
2
1
11
8
3
14
5
Crystal Palace
6
3
3
0
8
3
5
12
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved