Minggu, 5 Oktober 2025

Super Pandit

Sorotan Liga Inggris: Sean Dyche Dipecat Burnley, Identitas Pecundang Selimuti Pelatih Lokal Inggris

Pelatih lokal asal Inggris memang dipandang sebelah mata oleh berbagai khalayak dan tim-tm besar.

Penulis: deivor ismanto
Editor: Claudia Noventa
AFP/OLI SCARFF
Sean Dyche dipecat oleh Burnley pada Jumat (15/4/2022) setelah hampir 10 tahun menjabat sebagai pelatih kubu Turf Moor tersebut. 

TRIBUNNEWS.COM - Setelah hampir 10 tahun menukangi Burnley, secara mengejutkan klub Liga Inggris itu memutuskan untuk memecat Sean Dyche dari kursi kepelatihan.

Burnley memilih untuk melepas Sean Dyche lantaran performa buruk yang pria asal Inggris itu torehkan di liga domestik.

Burnley terperosok di posisi 18 klasemen Liga Inggris dengan hanya mengoleksi 24 angka dari 30 pertandingan.

Ancaman degradasi pun menyelimuti Burnley di sisa laga Liga Inggris, mereka tertinggal 4 poin dari Everton untuk selamat dari jurang degradasi.

Sean Dyche
Sean Dyche (lancashiretelegraph.co.uk)

Baca juga: Sorotan Piala FA: Hilangkan Label Spesialis Semifinal, Misi Besar Guardiola Singkirkan Liverpool

Baca juga: Siaran Langsung Semifinal Piala FA Manchester City vs Liverpool: Malam Ini, Live di MNCTV

Sean Dyche hanya mampu membawa Burnley meraih satu kemenangan dari tujuh laga terakhir mereka di Liga Inggris.

Keputusan mengejutkan Burnley untuk memecat sang juru taktik terasa sangat realistis jika melihat hal tersebut.

"Pertama, kami ingin menyampaikan terima kasih tulus kami kepada Sean dan stafnya atas pencapaian mereka di klub selama satu dekade terakhir," kata ketua Burnley Alan Pace melalui pernyataan klub dikutip dari Stats Perform.

"Selama waktunya di Turf Moor, Sean telah menjadi kredit baik di dalam maupun di luar lapangan, dihormati oleh para pemain, staf, pendukung, dan komunitas sepak bola yang lebih luas,".

“Namun, hasil musim ini mengecewakan dan meskipun ini adalah keputusan yang sangat sulit, dengan delapan pertandingan penting musim tersisa, kami merasa perubahan diperlukan untuk memberi skuat peluang terbaik untuk mempertahankan tempat di Liga Inggris,".

Dipecatnya Sean dari kursi kepelatihan Burnley semakin memberi citra buruk pelatih lokal Liga Inggris.

Dan faktanya, pelatih lokal asal Inggris memang dipandang sebelah mata oleh berbagai khalayak dan tim-tm besar.

Baca juga: Berjuang Finish 4 Besar Liga Inggris, Arsenal Menanti Peran Takehiro Tomiyasu & Magis Mikel Arteta

Di tim big six saja, tak ada satupun yang ditangani oleh pelatih asli asal Inggris. 

Kini, hingga 32 pekan Liga Inggris, sudah ada sembilan juru taktik yang dicopot dari kursi kepelatihannya.

Di antaranya adalah Xisco Munoz (Watford), Daniel Farke (Norwich), Nuno Espirito Santo (Tottenham), Steve Bruce (Newcastle), Dean Smith (Aston Villa), Ole Gunnar Solskjaer (Man United), Rafael Benitez (Everton), Claudio Ranieri (Watford), dan Sean Dyche (Burnley).

Yang menjadi pelik, tiga dari sembilan nama yang disebutkan (Steve Bruce, Dean Smith, Sean Dyche) merupakan pelatih yang berstatus sebagai juru taktik lokal asal Inggris.

Dilansir Transfermarkt, dengan dipecatnya mereka, hanya ada empat nama saja yang merupakan orang asli Inggris dalam daftar 20 pelatih yang berlaga di Liga Primer Inggris musim 2021/2022.

Nama-nama tersebut adalah Howe Eddie (Newcastle United), Lampard (Everton), Graham Potter (Brighton and Hove Albion), dan Steven Gerrard (Aston Villa).

Pelatih kepala Aston Villa Inggris Steven Gerrard bereaksi pada peluit akhir selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Liverpool dan Aston Villa di Anfield di Liverpool, barat laut Inggris pada 11 Desember 2021.
Pelatih kepala Aston Villa Inggris Steven Gerrard bereaksi pada peluit akhir selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Liverpool dan Aston Villa di Anfield di Liverpool, barat laut Inggris pada 11 Desember 2021. (OLI SCARFF / AFP)

Baca juga: Bawa Aston Villa Bangkit di Liga Inggris: Momentum Steven Gerrard Gantikan Jurgen Klopp di Liverpool

Nama-nama yang disebutkan di atas, praktis hanya menangani klub-klub papan tengah dan bawah Liga Inggris.

Artinya, pelatih lokal di sana memang tak diperhitungkan untuk menjadi sosok pelatih yang mumpuni.

Lebih buruknya, sampai detik ini, tidak ada satu pun pelatih asal Inggris yang berhasil membawa timnya menjuarai Liga paling kompetitif di Eropa tersebut.

Fakta itu berbanding terbalik dengan empat liga Top Eropa lainnya.

Musim lalu saja (2020/2021) para peraih gelar di Serie A, La Liga, Bundesliga hingga League 1, berhasil diraih oleh tim yang dinahkodai oleh pelatih-pelatih lokal.

Inter Milan bersama Antonio Conte, Atletico Madrid bersama Diego Simeone, Bayern Munchen bersama Hans-Dieter Flick, dan Lille OSC bersama Christophe Galtier.

Tim-tim elit di Liga Primer Inggris lebih mempercayakan timnya untuk ditukangi oleh pelatih asing, juru taktik asal Jerman menjadi yang paling favorit.

Sebenarnya, pelatih lokal Inggris pernah berjaya pada musim 1991/1992.

Saat itu, Liga teratas di Negeri Ratu Elizabeth berhasil dimenangkan oleh Leeds United yang dinahkodai oleh juru taktik lokal bernama, Howard Wilkinson.

Liga nomor satu di Inggris masih bernama First Division, barulah di musim 1992/1993 Liga Primer Inggris mulai digelar.

Dan setelahnya, tak ada lagi pelatih lokal di sana yang berhasil meraih kejayaan.

Sebenarnya, asa untuk menghadirkan pelatih lokal hebat pernah terlahir dalam diri Frank Lampard.

Di musim 2019/2020, pelatih muda berusia 43 tahun tersebut dipercaya untuk menukangi bekas tim yang membesarkan namanya, Chelsea.

Musim pertamanya bersama Chelsea berjalan begitu meyakinkan, ia berhasil membawa The Blues untuk finish di peringkat empat klasemen Liga Inggris.

Manajer Everton Inggris Frank Lampard tiba untuk pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara West Ham dan Everton di Stadion London, di London pada 3 April 2022.
Manajer Everton Inggris Frank Lampard tiba untuk pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara West Ham dan Everton di Stadion London, di London pada 3 April 2022. (BEN STANSALL / AFP)

Baca juga: Angin Perubahan Frank Lampard di Everton Kalah Ampuh dari Olok-olokan Pelatih Burnley

Baca juga: Siaran Langsung Semifinal Piala FA Manchester City vs Liverpool: Malam Ini, Live di MNCTV

Ia juga menjadi pelopor tim yang berkandang di Stamford tersebut untuk mengorbitkan pemain-pemain muda.

Nama-nama seperti Mason Mount, Tammy Abraham, dan Fikayo Tomori adalah deretan pemain muda yang ia bawa pulang dari masa peminjaman untuk mendapatkan tempat mengisi skuat inti The Blues.

Debut Lampard yang meyakinkan tersebut, membuat Roman Abrahamovic semakin percaya dengannya.

Untuk menaungi Liga Primer Inggris musim 2020/2021, Abrahamovic menggelontorkan dana sebesar 200 juta euro atau sekitar 3,2 triliun rupiah sebagai modal belanja pelatih asal Inggris itu.

Namun, hal tersebut justru menjadi bencana untuk Lampard.

Nama-nama besar yang ia boyong tak mampu ia kombinasikan dengan skuat muda miliknya.

Alhasil, Chelsea dibawanya tercecer di papan tengah Liga Inggris hingga pekan ke-13.

Kondisi tersebut membuat Abrahamovic geram dan memecatnya pada bulan Januari untuk digantikan oleh juru taktik asal Jerman, Thomas Tuchel.

Dipecatnya Frank Lampard membuat asa untuk pelatih lokal dapat membawa pulang gelar Liga Inggris pun pupus.

(Tribunnews.com/Deivor)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Arsenal
7
5
1
1
14
3
11
16
2
Liverpool
7
5
0
2
13
9
4
15
3
Tottenham
7
4
2
1
13
5
8
14
4
Bournemouth
7
4
2
1
11
8
3
14
5
Crystal Palace
6
3
3
0
8
3
5
12
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved