Super Pandit
Kemenangan AC Milan di Liga Italia, Peran Theo Hernandez & Ismael Bennacer, Scudetto di Depan Mata
Saat AC Milan membangun serangan, Theo naik ke lini tengah dari bek kiri untuk melakukan fenetrasi menuju kotak penalti lawan.
TRIBUNNEWS.COM - AC Milan menatap gelar scudetto dengan kepala tegak.
Kemenangan meyakinkan melawan Cagliari dan hasil imbang yang diterima Inter Milan membuat Rossoneri saat ini duduk nyaman di puncak klasemen Liga Italia dengan torehan 66 poin.
AC Milan memang hanya mampu menang dengan skor tipis 1-0 melawan Cagliari pada Minggu, (20/02/2022).
Namun, performa impresif yang mereka tunjukkan membuat AC Milan layak dijadikan sebagai calon terkuat untuk meraih gelar Liga Italia musim ini.
Rossoneri mampu menguasai ball possessions sebanyak 58%, torehan 5 shot on target dari 13 kali percobaan juga menjadi bukti kedigdayaan permainan yang diusung Stefano Piolo.
Salah satu pemain yang menunjukkan performa apik adalah Theo Hernandez.
Bermain sebagai bek kiri, ia juga diberi tanggung jawab untuk menerobos lini pertahahan Cagliari lewat lini tengah.

Baca juga: Berita Milan, Nama-Nama Besar yang Potensial Merapat ke San Siro di Jendela Transfer Mendatang
Saat AC Milan membangun serangan, Theo naik ke lini tengah dari bek kiri untuk melakukan fenetrasi menuju kotak penalti lawan.
Franck Kessie, Ismael Bennacer, dan Brahim Diaz yang bermain sebagai gelandang 'mengosongkan lini tengah' untuk memberi space bagi Theo guna menerobos fondasi pertahanan lawan lewat tengah.
Kecepatan dan kemampuan dribel Theo terbukti ampuh untuk membuat lini pertahanan Cagliari kelimpungan.
Meski tak mencetak gol ataupun memberi assist, ia memiliki statistik apik dengan total melakukan 3 change created, 2 umpan kunci, dan 2.56 dribble succes.
Hadirnya pemain asal Spanyol itu dalam skuat AC Milan membuat Pioli semakin kaya untuk meracik strategi terbaiknya.
Kedatangannya bagikan hadiah dari Real Madrid untuk Rossoneri guna membantu mereka meraih trofi bergengsi musim ini.
Theo Hernandez pernah memperkuat Real Madrid di musim 2018/2019, namun ia sering tersisih dari skuat Real Madrid lantaran usianya yang dianggap terlalu muda (21).
Ia hanya bermain sebanyak 8 kali bersama Los Blancos, perannya sebagai bek kiri kalah saing melawan Marcelo yang saat itu sedang bagus-bagusnya.
"Saya tidak bisa melakukan yang terbaik untuk Real Madrid karena saya tidak memiliki menit bermain yang banyak," kata Theo dilansir Marca.
Pemain asal Prancis itupun akhirnya dipinjamkan ke Real Sociedad untuk mendapatkan menit bermain lebih.
Saat itu Theo mampu tampil konsisten bersama Sociedad, dengan seringkali menyumbangkan gol dan assist untuk tim asal Spanyol tersebut.
Bakat Theo yang cemerlang pun dilirik oleh AC Milan, tanpa ragu, klub raksasa Italia itupun menggelontorkan dana sebanyak 21 juta euro untuk memboyongnya ke San Siro di musim 2019/2020.
Tak perlu menunggu lama, Theo langsung cocok dengan permainan AC Milan dan sepak bola Italia.
Ia diberi kepercayaan oleh Pioli untuk bermain reguler mengisi pos bek kiri Rossoneri.
Memanfaatkan kecepatan dan skill olah bolanya, Theo mampu memberi kontribusi luar biasa untuk AC Milan.
Sumbangan 19 gol dan 21 assist mampu ia torehkan untuk AC Milan hingga saat ini.
Penampilan cemerlang Theo pun membawanya dipanggil Timnas Prancis musim ini dan langsung memberi gelar UEFA Nation League untuk Les Bleus.
Itu dari lini belakang, di lini tengah, AC Milan juga memiliki pemain cemerlang yang perannya tak kalah krusial dari Theo.
Ya, Pioli memang pantas sumringah, kedalaman skuat Milan di lini tengah tak perlu diragukan lagi, ia juga memiliki satu regista handal untuk mendongkrak efisiensi skema yang diusungnya.
Ismael Bennacer adalah jawaban saat Milan membutuhkan keseimbangan dan kreatifitas permainan. Pemain berdarah Aljazair tersebut memiliki karakter permainan ofensif dan apik dalam hal mengatur tempo serangan.

Baca juga: Kabar Transfer, Mo Salah Enggan Bertahan di Liverpool, Terbuka Buat Barca-PSG, Ronaldo Tetap di MU
Bennacer di Milan bermain sebagai penghubung antara lini tengah dan depan, ia kerap turun menjemput bola kemudian melakukan progresi ke depan dengan umpan-umpan pendek dan melakukan dribel untuk menerobos lini tengah lawan.
Pass completion sang pemain berada di angka 85.9% per pertandingan, kemampuan dribelnya juga mengesankan, dribbles completed pemain berusia 24 tahun tersebut berada di angka 2.04 per pertandingannya.
Dengan atribut semegah itu membuat Bennacer bermain begitu ofensif, ia juga sering dimainkan Pioli untuk menjadi playmaker yang mendongkrak lini depan Milan saat mengalami kebuntuan.
Contohnya adalah saat AC Milan bertemu Bologna pada giornata kesembilan, saat skor imbang 2-2, Pioli mendorong Bennacer untuk bermain lebih ke depan untuk berada di belakang Ibrahimovic.
Dan benar saja, melakukan dribel dari tengah hingga ke sepertiga akhir, Bennacer dengan pintar memberi umpan matang kepada Ibrahimovic yang membuka ruang di depan kotak penalti, dengan dingin, striker berusia 40 tahun tersebut mengonversi umpan Bennacer untuk membawa Rossoneri unggul.
Tak hanya menyumbang assist, pemain yang menimba ilmu bersama akademi Arsenal tersebut juga sukses mencetak gol lewat tendangan spektakuler dari luar kotak 16.
Bahkan, kehebatan Bennacer juga pernah mendapatkan pujian dari Cristiano Ronaldo saat keduanya masih bermain untuk Empoli dan Juventus.
"Saya sangat kagum dengan pemain Empoli yang bernomor punggung 10 (Bennacer), dia bisa menjadi seorang pemenang di masa depan," kata kapten Timnas Portugal tersebut dilansir Football Italia.
Apa yang dilontarkan Ronaldo dua tahun lalu pun perlahan mampu dibuktikan Bennacer, mentalitas bertandingan dan kontribusinya untuk AC Milan terus memberikan hasil positif untuk Rossoneri.
Ya, Ismael Bennacer adalah regista yang menjadi kunci gemilangnya performa Milan di musim ini.
Dalam skema 4-2-3-1 yang dipakai Pioli, Bennacer menjadi kunci lewat kemampuan bertahan dan menyerang yang baik,
Hadirnya Bennacer juga membuat Pioli mampu melakukan transisi bertahan ke menyerang dengan baik.
Tak hanya itu, pergerakan dan penempatan posisi Bennacer membuat Rossoneri memiliki banyak opsi saat membangun serangan dari belakang.
Ia dapat membuka jalur umpan dan memudahkan para pemain bertahan Milan untuk melakukan passing dari kaki ke kaki.
Scudetto nampaknya tak menjadi hal yang sulit untuk mampu diraih Milan musim ini, efisiensi serta konsistensi dari Bennacer begitu mendongkrak penampilan Rossoneri di Liga Italia.
(Tribunnews.com/Deivor)