Minggu, 5 Oktober 2025

Super Pandit

Degradasi Performa Inter Milan di Liga Italia, 3-5-2 Inzaghi yang Usang, Scudetto Terancam Hilang

Di tengah partai-partai krusial untuk meraih scudetto, Inter Milan justru banyak kehilangan poin sempurna.

Penulis: deivor ismanto
MEDINA / AFP
Pemain depan Inter Milan Argentina Lautaro Martinez (kiri) merayakan dengan rekan satu timnya setelah mencetak gol pertama timnya selama pertandingan sepak bola Serie A Italia antara Inter Milan dan Salernitana di Stadion Giuseppe Meazza (juga disebut San Siro), di Milan, pada 4 Maret 2022 .MIGUEL 

TRIBUNNEWS.COM - Di tengah partai-partai krusial untuk meraih scudetto, Inter Milan justru banyak kehilangan poin sempurna.

Setelah di tahan imbang oleh Torino di giornata 28 dengan skor 1-1, Inter Milan lagi-lagi hanya bermain imbang melawan tim papan tengah, Fiorentina dengan skor yang sama pada giornata 29.

Sebelum dua hasil mengecewakan tersebut, Penampilan Inter Milan juga mengalami penurunan yang drastis.

Nerazzurri sempat mengalami paceklik dengan gagal mencetak gol di empat laga beruntun baik di ajang kontinental maupun domestik.

Gelandang Inter Milan asal Turki Hakan Calhanoglu (kedua dari kanan) berebut bola dengan gelandang Salernitana asal Mali Lassana Coulibaly (kanan) selama pertandingan sepak bola Serie A Italia antara Inter Milan dan Salernitana di Stadion Giuseppe Meazza (juga disebut San Siro), di Milan, pada 4 Maret 2022.
Gelandang Inter Milan asal Turki Hakan Calhanoglu (kedua dari kanan) berebut bola dengan gelandang Salernitana asal Mali Lassana Coulibaly (kanan) selama pertandingan sepak bola Serie A Italia antara Inter Milan dan Salernitana di Stadion Giuseppe Meazza (juga disebut San Siro), di Milan, pada 4 Maret 2022. (MIGUEL MEDINA / AFP)

Baca juga: Hasil Drawing Perempat Final Liga Champions: Chelsea vs Real Madrid hingga Liverpool vs Benfica

Baca juga: Kunci Kebangkitan Arsenal & Kans Lolos ke Liga Champions: Magis Arteta Poles Atribut Pemain Muda

Jika dikalkulasi, Inter Milan telah gagal mencetak gol di empat laga beruntun saat melawan Liverpool, Sassuolo, Genoa, dan AC Milan.

Namun, alih-alih bergegas mencari obat penawar, sang juru taktik, Simone Inzaghi justru tak terlalu memusingkan hal tersebut, ia beranggapan bahwa anak asuhnya telah bermain menekan dan tampil dominan.

“Saya sadar akan ada berita besar, jika kami tak mencetak gol pada empat laga. Tetapi, kami tengah mengerjakannya. Kami memiliki striker bertalenta yang segera berada dalam kondisi bagus,” kata Inzaghi dilansir Football Italia.

“Tentu ada efek psikologis, karena kami terus menekan dengan intensitas tinggi selama November, Desember, dan Januari," lanjutnya.

Ya, degradasi performa dan paceklik yang dialami Nerazzurri memang menjadi hal yang mengejutkan, pasalnya mereka selalu tampil agresif dan menjadi tim produktif sejak awal musim.

Inter Milan hingga saat ini menjadi tim dengan jumlah gol paling banyak di Liga Italia dengan dulangan 62 gol dari 29 pertandingan.

Pertanyaannya, apa yang membuat Nerazzurri mengalami penurunan performa yang begitu drastis?

Simone Inzaghi dikenal sebagai pelatih idealis dengan skema yang ia usung.

Di seluruh pertandingan Nerazzurri musim ini ia selalu bermain dengan skema 3-5-2.

Pelatih Inter Milan asal Italia, Simone Inzaghi memberikan instruksi kepada pemainnya dari pinggir lapangan dalam laga leg kedua babak 16 besar Liga Champions antara Liverpool melawan Inter Milan di Stadion Anfield, Liverpool, Inggris barat laut, Rabu (9/3/2022) dini hari WIB. Pertandingan tersebut berakhir dengan skor 0-1 (0-0) untuk Inter, namun Liverpool tetap lolos ke babak perempat final karena unggul agregat 2-1. AFP/PAUL ELLIS
Pelatih Inter Milan asal Italia, Simone Inzaghi memberikan instruksi kepada pemainnya dari pinggir lapangan dalam laga leg kedua babak 16 besar Liga Champions antara Liverpool melawan Inter Milan di Stadion Anfield, Liverpool, Inggris barat laut, Rabu (9/3/2022) dini hari WIB. Pertandingan tersebut berakhir dengan skor 0-1 (0-0) untuk Inter, namun Liverpool tetap lolos ke babak perempat final karena unggul agregat 2-1. AFP/PAUL ELLIS (AFP/PAUL ELLIS)

Baca juga: Berita Milan, Nama-Nama Besar yang Potensial Merapat ke San Siro di Jendela Transfer Mendatang

Baca juga: Lorenzo Insigne Buktikan Dirinya Masih Bisa Diandalkan Di Napoli

Tak pernah ada kontra strategi yang ia lakukan dengan bermain memakai empat bek ataupun menggunakan 3 striker di depan.

Lawan pun mulai mampu membaca permainan dan titik lemah Inter Milan, permainan kolektif yang diusungnya diakali lawan dengan bermain lebih menekan di area tengah.

Dilansi FBref, di delapan pertandingan Inter Milan terakhir, mereka hanya mampu mengumpulkan rata-rata penguasaan bola sebanyak 53.18%.

Jauh turun dibanding pertandingan yang sudah dijalani Nerazzurri dalam partai-partai sebelumnya. Pasukan Inzaghi itu mengumpulkan rata-rata penguasaan bola sebanyak 60.1%.

Dengan ditekannya lini tengah Inter Milan maka kesempatan mereka untuk mengalirkan bola ke depan pun makin sedikit.

Kombinasi yang biasa dilakukan Barella dan Calhanoglu untuk melayani dua striker di depan pun mulai menurun intensitasnya.

Striker yang paling sering dimainkan Inzaghi adalah Edin Dzeko dan Lautaro Martinez, keduanya merupakan pemain yang memiliki tipikal target man dan membutuhkan pelayan untuk mencetak rentetan gol.

Jika tak ada kreativitas dan sumber umpan yang matang dari lini tengah, maka torehan gol mereka pun juga ikut menurun.

Masalah seperti ini tak boleh dibiarkan Inzaghi jika ingin mempertahankan gelar Liga Italia dan membawa Nerazzurri lebih berprestasi di musim pertamanya menjadi juru taktik.

Apa yang dialami Inzaghi hampir mirip dengan apa yang akhir-akhir ini sedang menjadi masalah Thomas Tuchel di Chelsea.

Sama-sama bermain dengan pakem tiga bek, Chelsea juga sempat terseok-seok di pertengahan musim Liga Inggris.

Namun, Tuchel pun segera peka dengan hal tersebut dan mengubah sistem tiga beknya (3-4-3/3-5-2) dan lebih sering bermain menggunakan pakem 4-3-3 dan 4-2-2-2.

Kedalaman skuat yang dimiliki Chelsea memang membuat Tuchel tak pusing untuk bermain menggunakan sistem apapun sesuai rancangannya.

Pelatih Chelsea asal Jerman, Thomas Tuchel memberikan aplaus pada suporter usai laga lanjutan Liga Inggris antara Norwich City melawan Chelsea di Stadion Carrow Road, Norwich, Inggris timur, Jumat (11/3/2022) dini hari WIB. Pertandingan tersebut berakhir dengan skor 1-3 (0-2) untuk kemenangan tim tamu, The Blues. AFP/GLYN KIRK
Pelatih Chelsea asal Jerman, Thomas Tuchel memberikan aplaus pada suporter usai laga lanjutan Liga Inggris antara Norwich City melawan Chelsea di Stadion Carrow Road, Norwich, Inggris timur, Jumat (11/3/2022) dini hari WIB. Pertandingan tersebut berakhir dengan skor 1-3 (0-2) untuk kemenangan tim tamu, The Blues. AFP/GLYN KIRK (AFP/GLYN KIRK)

Baca juga: Jadwal Perempat Final Liga Champions: Benfica vs Liverpool, City vs ATM dan Chelsea vs Real Madrid

Baca juga: Peran False Nine di Sepak Bola Modern: Bantu Chelsea hingga Liverpool Raih Trofi Bergengsi Eropa

Hal tersebutlah yang sulit untuk dilakukan Inzaghi, dari skuat yang ia miliki, tak ada nama winger mentereng yang mampu mendongkrak lini serang dari sisi tepi.

Praktis hanya ada Alexis Sanchez dan Joaquin Correa yang mampu berperan menjadi pemain sayap yang apik.

Namun, Sanchez tidak lagi dalam usia emasnya, ia telah berusia 34 tahun, untuk bermain agresif lewat sisi tepi jelas akan menguras tenaga pemain asal Chile tersebut.

Apesnya, Joaquin Correa yang paling berpotensi untuk bermain sebagai seorang winger justru juga mengalami penurunan performa lantaran masalah cedera yang ia alami.

Nampaknya faktor tersebutlah yang membuat Inzaghi tak berani melakukan kontra strategi seperti yang sudah Tuchel lakukan bersama The Blues.

Ya, apapun itu, Inzaghi harus segera mencari obat penawar dari penurunan performa yang sedang dialami anak asuhnya.

Pakem tiga beknya tak boleh usang, kecerdasannya dalam meracik strategi harus mampu ia tunjukkan di laga-laga Nerazzurri selanjutnya.

Raihan scudetto yang di depan mata tak boleh terlewatkan begitu saja hanya karena inkonsistensi di akhir musim.

Inter Milan saat ini tertahan di peringkat tiga klasemen Liga Italia dengan torehan 60 poin dari 29 pertandingan.

Edin Dzeko dan kolega tertinggal tiga angka dari Napoli yang nangkir di posisi kedua klasemen.

Sedangkan dengan AC Milan yang duduk di posisi puncak, Nerazzurri tertinggal enam poin.

(Tribunnews.com/Deivor)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Inter Milan
6
4
0
2
17
8
9
12
2
AC Milan
5
4
0
1
9
3
6
12
3
Napoli
5
4
0
1
10
5
5
12
4
Roma
5
4
0
1
5
1
4
12
5
Juventus
5
3
2
0
9
5
4
11
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved