Super Pandit
Persaingan Gelar Juara BRI Liga 1: Persib Menanti Marwah Pemain Muda, Persebaya Usung Kolektivitas
Dua tim dengan nama besar dan menjadi langganan juara sejak era galatama, Persib dan Persebaya menjadi yang paling dinanti untuk memulangkan gelar.
TRIBUNNEWS.COM - BRI Liga 1 telah sampai hingga pekan yang ke-27, persaingan gelar juara pun semakin sengit.
Jika dikalkulasi, masih ada 5 tim yang berpotensi besar untuk merengkuh trofi paling bergengsi di Liga Indonesia tersebut.
Bali United berada di puncak klasemen dengan torehan 57 angka, di posisi kedua, Arema FC mengintai dengan kumpulan 55 poin mereka.
Persib dan Bhayangkara sama-sama telah mengumpulkan 54 poin untuk berada di peringkat 3 dan 4 klasemen.

Baca juga: Klasemen BRI Liga 1 Pekan 27: Bali United di Pucuk, Posisi Arema Gagal Diusik Persib & Bhayangkara
Baca juga: Jadwal BRI Liga 1 Pekan 28: Kebangkitan Arema FC, Derbi Suramadu, Persija vs Persib, Live Indosiar
Sedangkan di peringkat 5, ada Persebaya Surabaya yang menatap gelar juara dengan raihan 51 angka.
Ya, jarak poin yang begitu sedikit antara kelima tim teratas tersebut membuat persaingan gelar juara musim ini begitu seru.
Dua tim dengan nama besar dan menjadi langganan juara sejak era galatama, Persib dan Persebaya menjadi yang paling dinanti untuk memulangkan gelar BRI Liga 1.
Persib menanti Magis Beckham Putra
Tim yang disebutkan pertama dapat dikatakan sebagai tim yang paling jor-joran dalam mengeluarkan uang untuk membuat skuat yang mumpuni.
Nama-nama besar seperti Marc Klok, David Da Silva, Teja Paku Alam, hingga striker yang pernah menimba ilmu di Ajax Amsterdam, Bruno Cantanhede sengaja Maung Bandung datangkan untuk meraih gelar juara.
Namun siapa sangka, kunci dari permainan Persib Bandung justru datang dari sosok pemain muda mereka, Beckham Putra.
Sampai-sampai Robert Rene Albert rela melakukan kontra strategi untuk memaksimalkan peran pemain asli Bandung itu.
Di laga melawan Persipura Jayapura adalah penampilan terbaik Persib musim ini dan Beckham Putra adalah aktor dari kecemerlangan Persib di laga tersebut.
Dan benar saja, saat Beckham harus absen lantaran terkena Covid-19, Maung Bandung harus rela ditahan imbang dengan skor 1-1 melawan tim papan bawah Persela Lamongan.
Saat menghadapi Persipura, Beckham Putra yang diberi peran menjadi seorang playmaker atau pemain nomor 10 sukses menyumbangkan 2 gol pada menit 46' dan 66'.
Kontra strategi yang dilakukan sang juru taktik Persib, Robert Alberts membuat penampilan Beckham melejit.
Jika biasanya Robert mengusung skema 4-4-2 dengan menaruh Beckham di posisi sayap kanan, di pertandingan itu ia memakai foromasi 4-2-3-1 dan menaruh pemain berusia 20 tahun tersebut menjadi seorang gelandang serang yang berdiri tepat di belakang David da Silva.

Pemain bernomor punggung 7 tersebut mengisi pos nomor 10 yang lebih sering bergerak di area kotak penalti, perannya yang begitu ke depan di-back up oleh dua gelandang pengangkut maung bandung Marck Klok dan Dedi Kusnandar.
Mengubang sistem 4-4-2 menjadi 4-2-3-1 memang mengharuskan Robert mencadangkan salah satu dari dua striker mahal miliknya, namun itu membuat serangan Persib Bandung menjadi lebih rancak.
Bermainnya Beckham di posisi nomor 10 membuat serangan Persib Bandung menjadi lebih berbahaya di sepertiga akhir.
Beckham adalah jawaban ketika Robert menginginkan kreativitas di lini tengah dan menghadirkan peluang di area kotak penalti.
Bisa dikatakan ia adalah pemain nomor 10 murni yang tak cocok ketika dimainkan lebih melebar untuk menjadi seorang winger, dan Robert pun mulai menyadari hal tersebut.
Penggawa Timnas Indonesia U-23 itu adalah jawaban ketika Robert menginginkan kreativitas di lini tengah dan menciptakan ancaman di area kotak penalti lawan.
Kualitas passing dan visi bermain Beckham membuat serangan-serangan Persib Bandung menjanjikan, ia juga bisa menyelesaikan peluang dengan apik.
Dua golnya ke gawang Persipura Jayapura adalah contoh nyatanya.
Gol pertama yang ia sarangkan di menit 46' berasal dari visi bermain dan kecerdasannya membaca situasi permainan.
Sebelum Febri Haryadi melakukan crossing, Beckham berlari dari tengah menuju kotak penalti untuk tepat di belakang David da Silva.
Tak egois, striker asal Brasil itu melakukan umpan cut back kepada Beckham, dengan keras ia melakukan shooting kaki kanan yang menghujam gawang Persipura.
Bergeraknya Beckham secara tiba-tiba dari lini tengah ke kotak penalti membuat ia lolos dari penjagaan para pemain belakang Mutiara Hitam.
Kecerdasannya dalam menafsirkan ruang menjadi kunci untuk gol yang membuat namanya mampu tercatatat di papan skor di pertandingan tersebut.
Gol kedua yang ia sarangkan ke gawang Persipura lagi-lagi juga berasal dari pergerakannya yang muncul dari lini kedua.
Saat Frets Butuan melakukan gerakan individu, Beckham tak buru-buru untuk masuk ke kotak penalti untuk meminta bola.
Ia menunggu momen dan waktu yang tepat untuk mencari celah pertahanan Persipura yang terlena dengan aksi dribel seorang Frets Butuan.
Barulah ketika winger lincah Maung Bandung itu melakukan shooting dan mengenai pemain belakang Persipura, Beckham datang dari lini kedua dan langsung melakukan sontekan keras yang tak bisa dibendung Fitrul Rustapa.
Menafsirkan ruang, melakuakn fenetrasi, dan mencetak gol adalah atribut spesial yang dimiliki Beckham Putra dan membuat Persib Bandung kembali tampil bertaji.
Bermainnya Beckham di posisi nomor 10 terbukti membuat Maung Bandung mampu memenangkan pertandingan dengan defisit 3 gol untuk yang pertama kalinya di putaran kedua musim ini.
Sebelumnya, 5 dari 7 pertandingan yang dimenangkan Persib Bandung di BRI Liga 1 pada putaran kedua, mereka hanya mampu unggul dengan defisit 1 gol saja.
Itu semakin membuktikan bahwa sudah seharusnya Robert Rene Albert mempertahankan skema 4-2-3-1 yang ia usung dan meninggalkan sistem 4-4-2 jika ingin memaksimalkan atribut seorang Beckham Putra.
Jika terus dipercaya tampil di posisi aslinya, bukan tidak mungkin Beckham mampu mengantar Persib Bandung menjuarai BRI Liga 1 2021/2022.
Kolektivitas Persebaya & Taktik Jitu Aji Santoso
Hasil positif yang ditorehkan Persebaya tak terlepas dari kecerdasan Aji Santoso dalam meracik strategi dan melakukan bongkar pasang pemainnya.
Contohnya adalah kala Coach Aji melakukan kontra strategi saat menghentikan rekor Arema FC yang tak pernah kalah selama 23 pertandingan di BRI liga 1.
Meski harus tampil tanpa sang playmaker andalan, Marselino Ferdinan dan cederanya Ricky Kambuaya pada babak pertama, Aji mampu melakukan kontra strategi yang apik.
Peran playmaker ia berikan kepada Alwi Slamet yang memiliki visi bermain dan dribel yang mumpuni.
Kerja Alwi di lini tengah juga dibantu Taisei Marukawa yang ia perankan menjadi false nine dan menggeser Valpoort untuk lebih banyak bergerak di sisi sayap.
Bermain tanpa gol di babak pertama, membuat Aji Santoso melakukan perubahan dengan memasukkan dua pemain cepat di babak kedua.
Adalah Samsul Arif dan Supriadi, nama yang disebutkan pertama menjadi penentu kemenangan dengan 1 golnya.
Sedangkan Supriadi sukses menjadi pembeda lewat aksi-aksi individunya yang mengacak pertahanan arema di sisi kanan.
Coach Aji pun menerangkan sengaja melakukan perubahan di babak kedua untuk membuat para pemain Arema terkecoh.
"Tentunya saya yakin pelatih punya rencana A, B, dan C, sama dengan saya memasukkan Samsul itu bagian dari strategi," kata Aji Santoso di konferensi pers pasca pertandingan dilansir TribunBali.com.
"Saya memainkan Valpoort dulu, nanti di babak kedua memang harus ada tenaga baru dan saya memasukkan Supriadi serta Samsul," lanjut eks juru taktik Persema Malang tersebut.
Ya, kecerdasannya dalam meracik strategi dan memaksimalkan momentum juga tak hanya ia tunjukkan saat melawan Arema FC.

Namun juga di pertandingan sebelumnya, saat Persebaya ditantang Persiraja Banda Aceh dalam pekan ke-26 BRI Liga 1.
Persebaya Surabaya berhasil meraih kemenangan kala menumbangkan Persiraja Banda Aceh dengan skor 1-0 pada Sabtu, (19/02/2022).
Gol semata wayang Pesebaya tercipta pada menit ke 62' lewat eksekusi penalti Bruno Moreira.
Bajul Ijo mendapat hadiah penalti usai pelanggaran yang dilakukan oleh kiper Persiraja, Bayu Putra kepada Supriadi.
Nampaknya Aji Santoso sengaja menyimpan nama-nama pemain andalannya di partai menghadapi Persiraja guna persiapan menghadapi Arema FC.
Nama-nama mentereng yang biasanya selalu tampil dari menit awal seperti Taisei Marukawa, Alwi Slamat, hingga Arsenio Valpoort baru coach Aji masukkan di penghujung babak kedua.
Peran Taisei Marukawa digantikan oleh Supriadi yang berhasil memenangkan penalti di laga tersebut.
Sedangkan peran Alwi Slamat dan Valpoort ditambal oleh Rachmat Irianto dan Samsul Arif yang sama-sama mampu menunjukkan permainan yang apik.
Meski tanpa 3 pemain inti, Aji Santoso tetap bermain dengan pakem 4-2-3-1 dengan menaruh Rachmat Irianto dan Hidayat sebagai double pivot.
Sedangkan di trio lini depan, Samsul Arif, Bruno, dan Supriadi bahu membahu mencoba merusak fondasi pertahanan Persiraja yang bermain begitu rapat.
Bajul itu pun menguasai pertandingan hingga 64% dan menciptakan 4 shoot on target.
Bahkan, kiper Persebaya, Ernando Ari dibuat menjadi pengangguran karena tak ada sebiji bola pun yang diarahkan barisan pemain Persiraja menuju gawangnya.
Rotasi yang dilakukan Aji Santoso pun berjalan mulus, meraih 3 poin, mencatatkan clean sheet, sekaligus memiliki skuat yang bugar kala ditantang Arema FC.
Bugarnya 3 pemain kunci Persebaya saat melawan Arema FC mampu membuat Bajul Ijo tampil lebih percaya diri dan kolektif.
Mereka berjuang mati-matian guna mengalahkan Arema FC untuk menjaga asa menjuarai BRI Liga 1.
Peran Taisei Marukawa dan Alwi Slamat menjadi kunci Bajul Ijo untuk merebut 3 angka dari Singo Edan.
Nama yang disebutkan pertama adalah top skor Persebaya musim ini dengan torehan 15 gol.
Dan nama yan disebutkan kedua merupakan gelandang serba bisa yang mampu bertahan dan menyerang dengan sama baiknya.
Atribut Taisei dan Alwi sangat dibutuhkan Aji Santoso untuk membuka celah pertahanan Arema yang terkenal begitu kokoh.
Singo Edan saat ini menjadi tim dengan jumlah kebobolAn paling sedikit di BRI Liga 1. Hanya ada 15 gol yang bersarang ke gawang sang kiper, Adilson Maringa.
Menariknya lagi, Persebaya adalah tim dengan jumlah mencetak gol paling banyak di BRI Liga 1 musim ni dengan torehan 45 gol.
Maka dari itu, kemenangan Persebaya atas Arema FC adalah hal yang wajar, Bajol Ijo memiliki atribut lengkap untuk merusak fondasi pertahanan Arema yang terkenal kokoh.
Kini, bermodalkan dua kemenangan beruntun melawan Persiraja dan Arema, Persebaya semakin pede untuk mengangkat trofi BRI Liga 1 musim ini.
(Tribunnews.com/Deivor)