Kamis, 2 Oktober 2025

Super Pandit

Kecerdasan Thomas Tuchel di Chelsea, Peran Ralf Rangnick, Pengakuan Jurgen Klopp & Magis Skema 3 Bek

Thomas Tuchel sukses mengantar Chelsea merengkuh trofi Piala Dunia Antar Klub untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Penulis: deivor ismanto
Editor: Husein Sanusi
BEN STANSALL / AFP
Pelatih kepala Chelsea Jerman Thomas Tuchel memberi isyarat dari garis samping selama pertandingan sepak bola putaran ketiga Piala Liga Inggris antara Chelsea dan Aston Villa di Stamford Bridge di London pada 22 September 2021. 

TRIBUNNEWS.COM - Thomas Tuchel sukses mengantar Chelsea merengkuh trofi Piala Dunia AntarKlub untuk pertama kalinya dalam sejarah.k

Trofi yang ia berikan untuk Chelsea seakan membuktikan bahwa ia adalah salah satu pelatih terbaik di dunia saat ini.

Bagimana tidak, pada awal kedatangan di Chelsea, ia berhasil memberi instant impact dengan mempersembahkan gelar Liga Champions 2020/2021.

Kemudian setelahnya, Trofi UEFA Super Cup juga sukses ia sumbangkan untuk tim yang bermarkas di Stamford Bridge tersebut.

Hebatnya, 3 trofi bergengsi tersebut, sukses Tuchel sumbangkan untuk Chelsea hanya dalam kurun waktu 382 hari, luar biasa!

Ekspresi pelatih Chelsea asal Jerman, Thomas Tuchel dari tepi lapangan dalam laga Liga Inggris antara Aston Villa melawan Chelsea di Stadion Villa Park, Birmingham, Inggris, Senin (27/12/2021) dini hari WIB. Chelsea memenangi pertandingan dengan skor 3-1 (1-1). AFP/Oli SCARFF
Ekspresi pelatih Chelsea asal Jerman, Thomas Tuchel dari tepi lapangan dalam laga Liga Inggris antara Aston Villa melawan Chelsea di Stadion Villa Park, Birmingham, Inggris, Senin (27/12/2021) dini hari WIB. Chelsea memenangi pertandingan dengan skor 3-1 (1-1). AFP/Oli SCARFF (AFP/OLI SCARFF)

Baca juga: Jadwal Babak 16 Besar Liga Champions, Live SCTV, Atletico Madrid vs MU, Inter Milan vs Liverpool

Baca juga: Barcelona Ajukan Banding Atas Hukuman Larangan Bertanding di 2 Laga untuk Dani Alves, Dia Minta Maaf

Perfoma mentereng musim lalu pun sukses ia pertahankan hingga musim 2021/2022, Chelsea sukses lolos ke babak 16 besar Liga Champions serta bertengger di papan atas klasemen Liga Inggris untuk memberebutkan gelar juara bersama Manchester City dan Liverpool.

Ya, tangan dingin Tuchel memang mampu membuat Chelsea dapat bermain menyerang dan bertahan dengan sama baiknya.

Hal itu pun diakui oleh kompetitornya di Liga Inggris, Jurgen Klopp.

"Tiba-tiba, Anda memiliki kualitas pemain yang sama sekali berbeda untuk diajak bekerja sama dan Anda harus menghadapinya," kata Klopp dikutip dari Sky Sports.

"Tetapi dia berhasil menanganinya, saya pikir itu mengesankan,"

“Dia adalah pelatih yang sangat bagus dari generasi yang menarik di Jerman,” tungkasnya.

Liverpool yang juga begitu superior musim ini kesulitan menghadapi 10 pemain Chelsea di Liga Inggris pada (29/8/2021).

Dalam pertandingan yang digelar di Anfield itu, berakhir dengan skor 1-1, andai saja Reece James tidak mendapatkan kartu merah, mungkin saja hasilnya akan berbeda.

Tuchel benar-benar berhasil membuat Chelsea menjadi tim kuat yang sulit untuk dikalahkan.

Formasi tiga bek yang diterapkannya tidak membuat Chelsea bermain bertahan.

Justru sebaliknya, saat ini Chelsea menjadi tim ketiga paling produktif di Liga Inggris dengan torehan 45 gol.

Eks pelatih Barcelona yang baru saja dipecat akhir tahun lalu, Ronald Koeman, adalah salah satu orang yang terkesan dengan strategi Tuchel di Chelsea.

Menurut Koeman, Tuchel sukses menerapkan 3-5-2 dengan sempurna untuk The Blues.

"Hasil terbaik yang didapat Barcelona tahun lalu adalah ketika memakai 3-5-2," tutur Koeman seperti dikutip dari Football365.

"Kami berhasil memaksimalkan Sergio Busquets, kami memiliki beberapa penyerang yang tersedia,"

“Chelsea adalah panutan, mereka bermain dalam 3-5-2, tetapi tidak defensif," tambah pria asal Belanda itu.

Sebelum melatih Chelsea, Tuchel sudah dikenal sebagai pelatih hebat dan kaya taktik.

Itu yang membuat ia mampu beradaptasi dengan cepat bersama Chelsea dan membuat The Blues menjadi sekuat sekarang.

Karir Thomas Tuchel sebelum di Chelsea

Bisa dibilang, karir kepelatihan Thomas Tuchel adalah andil besar dari pelatih Manchester United sekarang, Ralf Rangnick.

Pelatih kepala Manchester United German Interim Ralf Rangnick terlihat selama pertandingan sepak bola Grup F Liga Champions UEFA antara Manchester United dan Young Boys di stadion Old Trafford di Manchester, barat laut Inggris pada 8 Desember 2021.
Pelatih kepala Manchester United German Interim Ralf Rangnick terlihat selama pertandingan sepak bola Grup F Liga Champions UEFA antara Manchester United dan Young Boys di stadion Old Trafford di Manchester, barat laut Inggris pada 8 Desember 2021. (PAUL ELLIS / AFP)

Baca juga: Martin Odeegard, Maestro Lini Tengah Arsenal, Pengganti Sempurna Ozil & Kunci Taktik Arteta

sebelum menangani Chelsea di Liga Inggris, Tuchel sempat menimba ilmu pada Rangnick di awal masa kepelatihannya tahun 2000 silam.

Saat itu, Rangnick merekrut Tuchel sebagai bagian dari staf kepelatihan tim muda VfB Stuttgart.

Ya, Tuchel mengawali karirnya dengan menjadi pelatih tim junior VfB Stuttgart pada sekitaran tahun 2000.

Pelatih asal Jerman itu pun sukses membawa VfB Stuttgart menjuarai kompetisi U-19.

Tuchel pulalah yang ikut membesarkan pemain sekaliber Holger Badstuber dan Mario Gomez. 

Hingga masa baktinya bersama Stuttgart berakhir, pada 2005 Tuchel menukangi tim Augsburg II.

Kala itulah ia bertemu dengan Julian Nagelsmann, yang kini melatih raksasa Jerman, Bayern Munchen.

Namun karena Tuchel adalah sosok yang keras dan idealis akhirnya Augsburg II memilih untuk memecat Tuchel.

Saat itulah, pada musim 2009/2010 Tuchel melatih tim profesional di Bundesliga, FSV Mainz 05.

Tahun 2014, Tuchel memilih mundur dari Mainz untuk menerima pinangan dari Borussia Dortmund.

Dari situ lah, Tuchel ramai disebut mirip dengan Jorgen Klopp yang sama-sama mengawali karier dari Mainz lalu hijrah ke Dortmund.

Tuchel dikenal sebagai pelatih yang adaptif. Ia sering menyesuaikan taktiknya dengan taktik tim lawan, guna meraih hasil yang ia inginkan.

Meski gagal menghentikan dominasi Bayern Munchen di Bundesliga, Tuchel suskes mempersembahkan gelar DFB-Pokal 2017 untuk Dortmund.

Setelah menyumbangkan gelar satu-satunya untuk Dortmund, Tuchel justru dipecat karena berselisih paham dengan CEO Dortmund kala itu, Hans-Joachim Watzke.

Satu tahun setelahnya, tepatnya ditahun 2018, Thomas Tuchel direkrut oleh Paris Saint-Germain  guna menggantikan Unai Emery yang dianggap gagal.

Di Paris, Tuchel berhasil menyumbangkan enam piala Prancis dan dua gelar Ligue 1.

Tuchel juga sukses membawa PSG ke final Liga Champions 2020 untuk pertama kalinya.

Namun, keputusan mengejutkan dilakukan oleh manajemen PSG dengan memilih memecat Tuchel di tengah musim 2021 untuk digantikan oleh Mauricio Pochettino.

Karir gemilang Tuchel bersama Chelsea dimulai hingga sekarang

Presiden Chelsea, Roman Abramovich pada akhirnya memutuskan untuk memecat Frank Lampard, Imbas dari inkonsistensinya The Blues yang berada di peringkat ke-7 Liga Inggris.

Tak menunggu lama, pada Januari 2021, Thomas Tuchel ditunjuk untuk menjadi nahkoda baru Chelsea, pelatih asal Jerman itu dikontrak 18 bulan oleh The Blues dengan opsi perpanjangan satu musim.

Tuchel sukses membuat para pemain Chelsea mampu mengimplementasikan taktik yang diusungnya.

Tuchel mampu membangun The Blues menjadi tim yang kuat dalam bertahan dan menyerang, Lewat skema 3-4-3 dengan adaptasi 3-4-2-1 dan 3-5-2.

Pelatih kepala Chelsea Jerman Thomas Tuchel memberi isyarat selama pertandingan sepak bola semi final Piala Liga Inggris antara Chelsea dan Tottenham Hotspur di Stamford Bridge, di London pada 05 Januari 2022.
Pelatih kepala Chelsea Jerman Thomas Tuchel memberi isyarat selama pertandingan sepak bola semi final Piala Liga Inggris antara Chelsea dan Tottenham Hotspur di Stamford Bridge, di London pada 05 Januari 2022. (Adrian DENNIS / AFP)

Lewat skema itu juga, Tuchel sukses membawa The blues lolos ke partai final Liga Champions sekaligus menjuarainya.

Contoh paling nyata dari skema itu adalah ketika Chelsea mempermalukan Manchester City di final Liga Champions 2021.

Tuchel berhasil mementahkan strategi Pep Guardiola dengan menutup rapat lini tengah.

Pelatih berusia 48 tahun itu juga menggunakan taktik man marking yang agresif.

Taktik ini sengaja dipilih Tuchel karena ia ingin para pemain Chelsea terus bergerak menempel lawan ketika memasuki area tengah.

Hal itulah yang membuat City kewalahan menembus pertahan The Blues dan tak mampu mencetak satu gol pun selama dua babak.

Cara Tuchel menyerang adalah dengan menarik Mason Mount sedikit ke belakang, serta membiarkan Werner dan Havertz bergerak bebas mencari celah pertahanan City yang sibuk menyerang.

Hasilnya, Chelsea berhasil mencuri gol lewat kaki Kai Havertz yang bergerak ke tengah menyambut umpan Mason Mount dari sisi kiri.

Skor tipis 1-0 sukses membawa Chelsea menjuarai Si Kuping Besar. Gelar yang sudah lama dirindukan oleh tim asal London tersebut.

Apa yang berhasil ditunjukkan dan diraih oleh Tuchel di musim lalu, mampu ia pertahankan hingga sekarang.

Trofi Piala Dunia Antar Klub sukses ia sumbangkan untuk memastikan bahwa Chelsea adalah klub terbaik yang ada di seluruh penjuru.

(Tribunnews.com/Deivor)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Liverpool
6
5
0
1
12
7
5
15
2
Arsenal
6
4
1
1
12
3
9
13
3
Crystal Palace
6
3
3
0
8
3
5
12
4
Tottenham
6
3
2
1
11
4
7
11
5
Sunderland
6
3
2
1
7
4
3
11
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved