Senin, 29 September 2025

Super Pandit

Prediksi Inter Milan vs Juventus di Piala Super Italia: Ujian Ramuan Simone Inzaghi di Partai Besar

Partai final Piala Super Italia antara Inter Milan vs Juventus akan digelar pada Kamis, (13/01/2022).

Penulis: deivor ismanto
Editor: Drajat Sugiri
Marco BERTORELLO / AFP
Pemain depan Inter Milan asal Bosnia Edin Dzeko (kedua kiri) merayakan setelah membuka skor selama pertandingan Grup D Liga Champions UEFA antara Inter Milan dan Shakhtar Donetsk pada 24 November 2021 di stadion San Siro di Milan. 

TRIBUNNEWS.COM - Partai final Piala Super Italia antara Inter Milan vs Juventus akan digelar pada Kamis, (13/01/2022).

Inter Milan datang ke Stadion Giuseppe Meazza dengan kepala tegak, di pertandingan sebelumnya, kemenangan meyakinkan sukses mereka bungkus kala mengalahkan Torino dengan skor 2-1.

Nerazzurri juga sukses meraih enam kemenangan dari delapan pertandingan terakhir mereka diliga domestik, ciamik!

Sedangkan bagi Juventus, tim asuhan Massimiliano Allegri itu juga sedang berada di tren positif.

Mereka tak terkalahkan di tujuh pertandingan, dengan raihan lima kemenangan dan dua hasil imbang.

Ya, kebangkitan Juventus akan membuat pertandingan final nanti menjadi laga yang menghadirkan pertandingan yang berkualitas.

Inter Milan dengan konsistensinya bersama ramuan Inzaghi akan mencoba mengalahkan tim raksasa yang sedang bangkit usai beberapa rangkaian negatif di awal musim.

"Kami akan mencoba menggunakan semua kekuatan kami, kami berharap bisa memberikan fans sesuatu," kata Inzaghi dilansir Sempre Inter.

"Seperti yang saya katakan, final adalah pertandingan satu kali spesial yang ditentukan satu episode saja,".

"Kami harus memainkan permainan dengan intensitas, agresi, determinasi, dan kami siap menghadapi tim hebat," tambahnya.

Ya, gawang Juventus nampaknya akan menjadi sasaran empuk bagi Inter Milan untuk menciptakan gol sebanyak mungkin.

Pasalnya, Juventus tak akan diperkuat oleh dua pilar mereka di lini belakang, Leonardo Bonucci dan Matthijs de Ligt.

Ditambah permainan ofensif yang dibawa Simone Inzaghi, potensi kemenangan telak terbuka lebar untuk Nerazzurri.

Para pemain Inter merayakan setelah bek Inter Milan Belanda Denzel Dumfries (kedua dari kanan) mencetak gol dalam pertandingan sepak bola Serie A Italia antara Salernitana dan Inter Milan pada 17 Desember 2021 di stadion Arigis di Salerno.
Para pemain Inter merayakan setelah bek Inter Milan Belanda Denzel Dumfries (kedua dari kanan) mencetak gol dalam pertandingan sepak bola Serie A Italia antara Salernitana dan Inter Milan pada 17 Desember 2021 di stadion Arigis di Salerno. (Carlo Hermann / AFP)

Baca juga: Romelu Lukaku Cuma Butuh Waktu untuk Adaptasi Lagi di Liga Premier, Chelsea Beda Dengan Inter Milan

Baca juga: Inter Milan vs Juventus: Tak Dijagokan di Supercoppa Italiana, Juve Punya Semangat Pantang Menyerah

Dari segi taktik, Inzaghi mempertahankan skema lamanya di Lazio. Yaitu bermain dengan pakem 3-5-2.

Harus ditinggal beberapa pemain kunci seperti Romelu Lukaku dan Acharaf Hakimi, tak membuat Inter Milan kehilangan tajinya.

Nerazzurri saat ini menjadi tim paling produktif di Liga Italia dengan dulangan 49 gol.

Dilansir FBref, xG komulatif Inter Milan berada di angka 37.3, menjadi yang tertinggi di Liga Italia, mengalahkan Atalanta dan Napoli yang bermain ofensif.

Meski hanya mendatangkan striker gaek berusia 35 tahun, Edin Dzeko untuk pengganti top skor Nerazzurri musim lalu, Romelu Lukaku. Inzaghi terbukti mampu membuat Dzeko tampil ganas.

Torehan 11 gol Dzeko untuk Inter Milan musim ini menjadi yang tertinggi diantara pemain Nerazzurri lainnya.

Pemain yang didepak Mourinho dari AS Roma itu tak kesulitan untuk beradaptasi dengan skema Inzaghi. Rotasi yang kerap juru taktik asal Italia itu lakukan membuat Dzeko tak kehabisan tenaga.

Ia mampu menunjukkan performa apik ketika dimainkan, baik saat tampil starter ataupun datang dari bangku cadangan.

"Lukaku memang lebih baik dari Dzeko sebelumnya, tetapi ia lebih lengkap sebagai pemain," puji Marchegiani.

"Dia (Dzeko) lebih lengkap dari Lukaku, Inter Milan bisa menggunakannya dengan cara sangat baik,"

"Terbukti ia mampu bermain bagus dengan Correa, dia tahu bagaimana melakukan hal baik melalui kombinasi operan maupun di area penalti," lanjutnya.

Seperti yang dikatakan Marchegiani, salah satu pemain yang layak disorot untuk adalah penampilan yang ditunjukkan Joaquin Correa.

Anak asuh Inzaghi saat masih menukangi Lazio itu menjadi trequartista handal yang bermain di belakang striker utama.

Correa sudah mengemas empat gol dan satu assist untuk Nerazzurri musim ini, satu assist ia kemas di pertandingan menghadapi Lazio untuk gol yang diciptakan Lautaro Martinez.

Kemampuan dribel dan kelincahan pemain asal Argentina ini mampu menjadi pemecah kebuntuan Inter Milan.

Tusukannya dari tengah mampu membuka celah pertahanan lawan, ia dapat merangksek sendiri ke sepertiga akhir lewat aksi individu kemudian memberikan umpan ataupun melakukan penyelesaian akhir sendiri.

Catatan dribble completed yang berada di angka 2.87 per pertandingan adalah bukti dari kemampuannya dalam mengolah si kulit bundar.

Itu juga yang menjadi alasan Inzaghi rela menentengnya dari Lazio untuk menambah amunisi Inter Milan di lini depan.

Ia mampu menjadi pelayan bagi Dzeko dan Lautaro, bahkan rata-rata gol Correa lebih apik dari nama yang disebutkan kedua.

Secara permainan, Inzaghi mengusung play position dengan mengandalkan pergerakan pemain dan perpindahan bola dengan cepat dari kaki ke kaki.

Itu yang menjadi perbadaan gaya permainannnya dengan Conte meski sama-sama menggunakan pakem dasar 3-5-2.

Conte lebih bermain secara direct dan pragmatis, ia mengedepankan umpan lambung yang menusuk mencari para wing back yang memiliki kecepatan.

Permainan yang diusung Inzaghi terbukti mampu membuat Inter Milan lebih sering melakukan passing di dalam kotak penalti.

Rata-rata umpan ke dalam kotak penalti Nerazzurri musim ini berada di angka 14.2 per pertandingannya.

Sedangkan di era Conte, Inter hanya mampu melakukan progresi umpan ke dalam kotak hanya berada di angka 11.3 per pertandingan.

Dari segi kolektivitas, Inzaghi juga mampu meberikan sentuhan yang apik.

Sudah ada 18 pemain berbeda Inter Milan yang mampu mencatatkan namanya di papan skor.

Bahkan, sang wing back, Ivan Perisic telah mencitpakan tiga gol untuk Nerazzurri musim ini.

Inter tak terlalu bergantung pada 1 atau 2 pemain untuk mencetak gol.

Saat Dzeko atau Lautaro mengalami paceklik, peran lini kedua mampu menjadi pemecah kebuntuan.

Lalu di lini tengah, Inzaghi juga mampu mempertahankan permainan apik yang ditunjukkan Brozovic dan Barella musim lalu.

Kedua pemain tersebut tak kehilangannya sentuhannya meski Inzaghi menerapkan adaptasi yang berbeda dengan Antonio Conte.

Brozovic menjadi regista yang mengatur tempo permainan Inter Milan. Akurasi passing pria asal Kroasia itu mencapai di angka 84% per pertandingan.

Ia juga menjadi sosok kunci di lini tengah sebagai penghalau pertama transisi bertahan ke menyerang lawan saat Nerazurri mendapat serangan balik.

Dengan kuatnya aspek bertahan Brozovic, memberi keleluasaan kepada Barella untuk tampil lebih ke depan dan merepotkan pertahanan lawan.

Barella telah menerobos ke kotak penalti lawan lewat dribel sebanyak tujuh kali, menjadi yang tertinggi diantara gelandang Inter lainnya.

Dribel sukses pria asal Italia itu juga berada di angka 2.12 per pertandingan, kembali menjadi yang tertinggi di antara pemain tengah Nerazzurri.

Ya, adaptasi permainan yang dilakukan Inzaghi selama ini membuat Inter Milan tetap menjadi tim yang diperhitungkan untuk meraih scudetto meski ditinggal oleh derertan pemain kunci.

Ramuan-nya juga sukses membuat Inter Milan melangkah lebih jauh di Liga Champions, mengakhiri catatan buruk yang diukir Conte.

Gaya permainan yang berbeda dengan Antonio Conte juga mampu membuat Inter Milan tampil lebih menghibur dan berbahaya.

Ditantang Juventus di partai final Piala Super Italia, magis taktik Inzaghi diprediksi bakal mampu mengatasi perlawanan Paulo Dybala dan kolega.

Prediksi Susunan Pemain:

Inter Milan (3-5-2): Handanovic; Skriniar, Bastoni, De Vrij; Dumfries, Barella, Brozovic, Calhanoglu, Perisic; Lautaro, Dzeko.

Absen: -

Juventus (4-4-2): Szczęsny; Sandro, Chiellini, Rugani, De Sciglio; Rabiot, Bentacur, Locatelli, Kulisevski; Dybala, Morata.

Absen: Chiesa (cedera), Bonucci (cedera), Danilo (cedera), Cuadrado (suspended), de Light (suspended)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
AC Milan
5
4
0
1
9
3
6
12
2
Napoli
5
4
0
1
10
5
5
12
3
Roma
5
4
0
1
5
1
4
12
4
Juventus
5
3
2
0
9
5
4
11
5
Inter Milan
5
3
0
2
13
7
6
9
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan