Super Pandit
Kualitas Dewangga & Pratama Arhan, Dibidik Klub Korea, Polesan Shin Tae-yong di Timnas Indonesia
Berkat penampilan cemerlang mereka di ajang Piala AFF 2020, nama Alfeandra Dewangga dan Pratama Arhan terus dikaitkan menjadi incaran klub Korea.
Penulis:
deivor ismanto
Editor:
Drajat Sugiri
TRIBUNNEWS.COM - Dua punggawa Timnas Indonesia, Alfeandra Dewangga dan Pratama Arhan sedang dalam perbincangn hangat.
Berkat penampilan cemerlang mereka di ajang Piala AFF 2020, nama Alfeandra Dewangga dan Pratama Arhan terus dikaitkan menjadi incaran klub Korea Selatan.
Romor yang beredar, dua pemain milik PSIS Semarang itu sedang menjadi bidikan klub-klub Korea Selatan salah satunya tim yang bermain di K League 2, Jeonnam Dragons.
Shin Tae-yong pun membenarkan rumor yang beredar, bahkan ia siap membantu siapa saja pemain Timnas yang ingin berkarir di Liga Korea Selatan.
"Memang ada klub Korea yang tertarik pemain Indonesia Jadi memang saya bisa membantu dari belakang agar mereka bisa bermain di Korea Selatan," KataShin Tae-yong pada Kamis (06/01/22).

Baca juga: Hasil Akhir Persib vs Persita, Bruno Cantanhede Jadi Pembeda, Maung Bandung Melesat ke Puncak
Baca juga: Update Hasil Klasemen BRI Liga 1 2021, Persib Bandung Rebut Posisi Puncak, PSS Naik Urutan 9
Ya, kualitas Alfeandra Dewangga dan Pratama Arhan memang tak main-main, baru berusia 20 tahun mereka sudah sukses mengantar Garuda lolos ke partai final Piala AFF 2020.
Atribut Dewangga dan Pratama begitu dimaksimalkan Shin Tae-yong untuk mendobrak performa Timnas Indonesia.
Bahkan di tangan magis juru taktik asal Korea Selatan itu, Dewangga disulap menjadi pemain yang serba bisa.
Dewangga dapat bermain sebagai bek tengah dan gelandang bertahan dengan sama baiknya.
Etos kerja dan visi bermainnya yang apik membuat Tae-yong memiliki ide untuk memberi transformasi posisi kepada dewangga untuk menjadi seorang gelandang.
Bermain di posisi tersebut, Dewangga sukses menyumbangkan satu assist kala Indonesia menumbangkan Laos di partai kedua Penyisihan grup Piala AFF.
Bergerak dari tengah, Dewangga yang memiliki banyak opsi memilih untuk memberi umpan terobosan kepada Evan Dimas yang lolos dari jebakan offside.
Dengan tenang, jebolan Timnas u-19 era Indra Sjafri itu membobol gawang kiper Laos lewat celah dua kaki alias kolong.
Ya, Dewangga adalah versatile, keserbabisaannya membuat Tae-yong tak pusing jika ingin melakukan kontra strategi di setiap pertandingannya.

Saat bermain dengan pakem 3 bek, dewangg akan menjadi pivot di area paling belakang, ia bertugas sebagai pengatur serangan paling awal Timnas Indonesia.
Kemampuan passing serta visinya memudahkan Dewangga untuk memberi rasa aman di jantung pertahanan Garuda.
Lalu, saat dirinya bermain sebagai gelandang bertahanan dalam pakem 4-2-3-1 yang diterapkan Tae-yong.
Pemain berusia 20 tahun itu bertugas sebagai pivot yang rajin memberi through pass kepada barisan penyerang Timnas Indonesia.
Ia juga menjadi orang pertama yang menghalau serangan lawan transisi dari menyerang ke bertahan.
Tak ada yang mengira bahwa Dewangga dapat tampil secemerlang itu, usianya baru 20 tahun, pengalaman berkompetisi di Liga pun juga sedikit.
Namun, berkat kepercayaan dan polesan Shin Tae-yong membuat Dewangga melejit dan menjadi salah satu pemain terbaik di gelaran Piala AFF tahun ini.
Jika Dewangga di sektor bek tengah dan sentral, maka dari sisi tepi pertahanan Timnas Indonesia ada nama Pratama Arhan yang tampil melejit.
Torehan dua golnya menjadi bukti dari kegemilangan Arhan dalam gelaran Piala AFF 2020.
Arhan merupakan full back kiri modern yang begitu rajin membantu serangan, kemampuan dribel dan kecepatan yang dimilikinya memudahkannya melakukan fenetrasi dari sisi tepi.
Tak hanya itu, Arhan juga memiliki akurasi passing dan crossing yang ciamik, beberapa kali umpannya dari sektor kiri membahayakan pertahanan alwan.
Pemain kelahiran 21 Desember 2021 ini juga menjadi algojo utama bola mati Timnas Indonesia terutama saat corner kick dan lemparan ke dalam.
Ya, satu hal yang paling menarik dari Pratama Arhan adalah kemampuannya dalam mengeksekusi lemparan ke dalam.

Ia mampu melempar bola dari jarak 20 hingga 30 meter, hal tersebut membantu Timnas Indonesia untuk menciptakan skirmish di kotak penalti.
Meski terlihat sepele, hal tersebut begitu vital untuk Indonesia mampu menciptakan gol lewat situasi yang tak terduga.
Juga saat mengalami kebuntuan, lemparan ke dalam Pratama Arhan dapat dijadikan senjata bagi Garuda untuk mencetak gol.
Ya, dua punggawa PSIS Semarang, Pratama Arhan dan Alfeandra Dewangga kini namanya tengah melejit.
Keinginan untuk dapat tampil di eropa pun disuarakan oleh masyarakat Indonesia dan para pecinta sepakbola.
Atribut yang mereka miliki layak untuk membawa Arhan dan Dewangga tampil di kompetisi yang lebih bergengsi dibanding Liga Indonesia.
CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi pun secara terang-terangan mendukung kedua punggawanya itu untuk tampil di Liga Korea dan Eropa.
"Mereka (Arhan dan Dewangga) itu kontrak kerja tiga tahun. Tapi saya dan anaknya punya kesepakatan antar lelaki," kata Yoyok dilansir laman TribunJateng.
"Saya katakan kalau kamu mau keluar dari PSIS, ke klub Liga 1 di Indonesia tidak boleh," lanjutnya.
"Tidak saya lepas. Minta satu trilyun pun tidak saya lepas." terangnya.
"Tapi kalau kamu mau main di atas liga Indonesia, di Korea Selatan, atau Eropa, kita antar ke sana gratis," pungkasnya.
Ya, nama Arhan dan Dewangga memang terus dikaitkan dengan sejumlah klub tanah air, namun dari komentar sang CEO, sudah jelas karir mereka berdua tak akan berpindah ke klub Indonesia.
Lebih dari itu, bukan tidak mungkin jika Arhan dan Dewangga terus tampil konsisten.
Kita akan melihat mereka tampil di Liga Korea menyusul Asnawi Mangkualam yang sudah lebih dulu mencicipi kerasnya persaingan liga di Negeri Ginseng.
(Tribunnews.com/Deivor)