Jumat, 3 Oktober 2025

Super Pandit

Asnawi Mangkualam, Versatile Timnas Indonesia, Kiat Skema Shin Tae-yong, Layani Witan, Bantu Irianto

Asnawi bermain di dua posisi sekaligus dalam satu pertandingan, yaitu sebagai full back dan seorang gelandang bertahanan.

Penulis: deivor ismanto
Editor: Husein Sanusi
Tribunnews/Abdul Majid
Gelandang Timnas U-23 Indonesia, Asnawi Mangkualam Bahar saat menjalani latihan terpisah di Stadion Madya, Jakarta, Rabu (6/3/2019). 

TRIBUNNEWS.COM - Asnawi Mangkualam menjadi pemain yang paling diandalkan Shin Tae-yong di gelaran Piala AFF 2020.

Posisinya untuk mengisi pos bek kanan Timnas Indonesia tak pernah tergantikan, ia selalu maind ari menit pertama.

Etos kerja dan kecerdasannya dalam membaca permainan membantu taktik Shin Tae-yong mengedepankan kolektivitas dan permainan cepat.

Atribut Asnawi memang begitu lengkap, ia memiliki stamina prima dan visi bermain yang ciamik.

Pengalamannya bermain di Liga Korea membuat performanya semakin matang.

Asnawi Mangkualam menampilkan peforma apik saat Ansan Greeners FC melawan Daejon Hana Citizen pada pekan ke-8 K-League 2 di Stadion Ansan Wa, Sabtu (24/4/2021).
Asnawi Mangkualam menampilkan peforma apik saat Ansan Greeners FC melawan Daejon Hana Citizen pada pekan ke-8 K-League 2 di Stadion Ansan Wa, Sabtu (24/4/2021). (YOUTUBE.COM/K-LEAGUE)

Baca juga: Efisiensi Ezra Walian di Timnas Indonesia, Kunci Skema Shin Tae-yong, Layani Irfan Jaya & Witan

Baca juga: Pratama Arhan & Ramai Rumakiek Masuk Nominasi 10 Gol Terbaik Fase Grup Piala AFF 2020, Vote di Sini

Pemilik nomor punggung 14 di Timnas Indonesia ini adalah kunci dari fleksibelnya skema yang diterapkan oleh Shin Tae-yong.

Perannya paling terlihat kala Timnas Indonesia sukses menumbangkan Laos dan Malaysia di laga ke 2 dan 4 penyisihan Grup Piala AFF tahun ini.

Bermain dengan skema dasar 4-3-3 di babak pertama. Saat menyerang, skuat asuhan Shin Tae-yong tersebut memakai skema 3-2-4-1 atau 3-2-5.

Tae-yong berusaha menumpuk pemain Indonesia di tengah, dengan menarik Asnawi Mangkualam lebih ke dalam.

Strategi cemerlang Tae-yong membuat Asnawi tak hanya bermain sebagai bek kanan yang rajin melakukan overlap tinggi memanfaatkan kecepatannya.

Lebih dari itu, Asnawi memiliki dua peran dalam taktik yang diterapkan pelatih asal Korea Selatan tersebut, yaitu menjadi bek kanan sekaligus gelandang tengah.

Peran Asnawi itu, membuat Garuda lebih leluasa menguasai ball possesion dan membongkar fondasi pertahanan lawan.

Saat Indonesia membangun serangan, Asnawi akan naik ke tengah untuk berdiri sejajar bersama Rahmat Irianto, lalu posisinya di bek kanan diisi oleh Ridho/Fachrudin, Dewangga di tengah, dan Edo/Arhan berada di kiri.

Dalam skema tersebut, dengan kontrol bola dan teknik yang dimiliki Asnawi, ia dapat membuat lini tengah Garuda lebih kuat dan variatif.

Pergerakan Asnawi ke tengah juga membuat Indonesia unggul jumlah pemain di tengah pada fase awal serangan.

Evan Dimas/Witan dan Ricky Kambuaya sebagai gelandang bisa naik ke area yang tinggi.

Pesepak bola Timnas Indonesia, Irfan Jaya (tengah) melakukan selebrasi bersama rekan-rekan setimnya, Pratama Arhan (kiri) dan Witan Sulaeman usai mencetak gol pertamanya ke gawang Malaysia dalam laga terakhir Grup B Piala AFF 2020 antara Malaysia melawan Indonesia di Stadion Nasional, Singapura, Minggu (19/12/2021) malam. Pertandingan tersebut berakhir dengan skor 1-4 (1-2) untuk kemenangan Timnas Indonesia. AFP/Roslan RAHMAN
Pesepak bola Timnas Indonesia, Irfan Jaya (tengah) melakukan selebrasi bersama rekan-rekan setimnya, Pratama Arhan (kiri) dan Witan Sulaeman usai mencetak gol pertamanya ke gawang Malaysia dalam laga terakhir Grup B Piala AFF 2020 antara Malaysia melawan Indonesia di Stadion Nasional, Singapura, Minggu (19/12/2021) malam. Pertandingan tersebut berakhir dengan skor 1-4 (1-2) untuk kemenangan Timnas Indonesia. AFP/Roslan RAHMAN (AFP/ROSLAN RAHMAN)

Baca juga: Semifinal Leg 1 Piala AFF 2020 Singapura vs Indonesia: Skuat Garuda Tanpa Egy Maulana Vikri

Baca juga: Semifinal Piala AFF Indonesia Vs Singapura, Egy Datang, Singa Tanpa Bek Andalan, Garuda Pesta Gol?

Asnawi dan Rahmat Irianto mengisi lini tengah untuk membangun serangan dari bawah.

Evan Dimas dan Witan Sulaeman lebih dibutuhkan di fase akhir serangan dengan kemampuannya dalam mengirim umpan dan menciptakan peluang berbahaya.

Hasilnya pun ciamik, permainan Indonesia begitu cair dan efektif dalam membongkar pertahanan Laos dan Malaysia

Khusunya saat melawan Laos, Indonesia berhasil mendapatkan ball possesion sebanyak 68% dan passing sejumlah 588 dengan akurasi 81%.

Timnas Garuda mampu menguasai jalannya pertandingan dari menit awal hingga akhir, keunggulan jumlah pemain timnas di lini tengah membuat para pemain Indonesia dapat leluasa mengurung pertahanan Laos.

Begitu juga untuk lini depan, dengan menempatkan Dedik Setiawan sebagai striker serta diapit oleh Irfan Jaya dan Evan Dimas, Timnas Garuda bermain dengan keseimbangan dan sangat efisien.

Ketika kehilangan bola, Evan Dimas bakal turun untuk membuat Indonesia unggul jumlah di lini tengah, sementara ketika bertransisi dari bertahan ke menyerang, ia menjadi pusat serangan bersama Dedik Setiawan.

Dengan adanya Egy dan Dedik di sisi kanan dan tengah, Evan Dimas dengan mudah bisa mendistribusikan bola kepada kedua pemain yang pintar dalam mencari ruang untuk dapat dieksploitasi.

Munculnya Ricky Kambuaya dari lini kedua juga membuat serangan timnas begitu kaya, para pemain Loas dibuat kerepotan dalam menjaga kedalaman dan menjaga para pemain Garuda.

Gol keempat Indonesia adalah contohnya, Kambuaya yang bergerak menyamping memberi umpan back heels kepada Witan yang berlari menusuk.

Para bek Taiwan yang terlalu fokus kepada pergerakan Witan, dimanfaatkan oleh Ezra Walian yang datang secara tiba-tiba.

Ezra yang berdiri bebas dan memiliki ruang tembak, berhasil melepas tendangan akurat yang sukses merobek jala gawang Laos.

Saat melawan Malaysia, peran Asnawi yang munul ke tengah bertahan hingga babak pertama dan membuat Indonesia mampu mencetak dua gol di 45 menit pertama.

Asnawi Mangkualam akan selalu bermain dari menit awal, perannya begitu vital untuk membuat skema yang diterapkan Tae-yong berjalan lancar.

Asnawi muda sebenarnya adalah pemain yang berposisi sebagai gelandang bertahan, ia bergeser menjadi bek kenan berkat kejelian Robert Rene Alberts yang saat itu masih melatih PSM Makassar.

Rene berpendapat bahwa Anawi terlalu riskan jika bermain di tengah, ia teralu sering melakukan pelanggaran berbahaya yang dapat memberi kesempatan kepada lawan lewat set piece.

Berkat etos kerja dan kecepatan yang ia miliki, Asnawi pun diberi peran oleh Rene untuk bermain sebagai full back kanan.

Hasilnya pun ciamik, performa Asnawi langsung melejit hingga akhirnya membawa dirinya bermain di kasta kedua Liga Korea bersama Ansan Greeners FC.

Kehadiran Shin Tae-yong dalam kursi kepelatihan Timnas Indonesia pun membuat ia menjadi pemain versatile.

Asnawi bermain di dua posisi sekaligus dalam satu pertandingan, yaitu sebagai full back dan seorang gelandang bertahanan.

Shin Tae-yong paham betul bagaimana memanfaatkan atribut yang Asnawi miliki. Pemain berusia 24 tahun itu pun terus berkembang hingga menjadi pemain dengan performa terbaik di piala AFF.

(Tribunnews.com/Deivor)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Liverpool
6
5
0
1
12
7
5
15
2
Arsenal
6
4
1
1
12
3
9
13
3
Crystal Palace
6
3
3
0
8
3
5
12
4
Tottenham
6
3
2
1
11
4
7
11
5
Sunderland
6
3
2
1
7
4
3
11
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved