Sabtu, 4 Oktober 2025

Super Pandit

Keterpurukan Barcelona, Beban Berat Xavi Hernandez, dan Kutukan Liga Champions

Barcelona harus mengakhiri perjalanan mereka menuju Liga Champions usai menelan kekalahan memalukan 0-3 dari Bayern Munchen

Penulis: deivor ismanto
Editor: Gigih
Christof STACHE / AFP
Pelatih Barcelona Spanyol Xavi memberikan wawancara sebelum pertandingan sepak bola grup E Liga Champions UEFA FC Bayern Munich v FC Barcelona di Munich, Jerman selatan pada 8 Desember 2021. 

TRIBUNNEWS.COM - Barcelona harus mengakhiri perjalanan mereka menuju Liga Champions usai menelan kekalahan memalukan 0-3 dari Bayern Munchen pada (9/12/2021).

Pasukan Xavi hanya bertengger di posisi ke-3 klasemen Grub B Liga Champions dengan hanya mengumpulkan tujuh poin.

Barcelona pun dipastikan akan bermain di Liga Eropa bersama tim sakit hati Liga Champions lainnya yang duduk di peringkat tiga klasemen akhir.

Hal itu merupakan yang pertama kalinya bagi Blaugrana setelah 21 tahun lamanya. Barcelona sempat bermain di kompetisi Liga Eropa pada musim 2001/2002 dan 2003/2004.

Pelatih Barcelona Spanyol Xavi memberikan wawancara sebelum pertandingan sepak bola grup E Liga Champions UEFA FC Bayern Munich v FC Barcelona di Munich, Jerman selatan pada 8 Desember 2021.
Pelatih Barcelona Spanyol Xavi memberikan wawancara sebelum pertandingan sepak bola grup E Liga Champions UEFA FC Bayern Munich v FC Barcelona di Munich, Jerman selatan pada 8 Desember 2021. (Christof STACHE / AFP)

Baca juga: Daftar 7 Tim di Fase Grup Liga Champions yang Terpental ke Liga Eropa, Termasuk Barcelona & Dortmund

Baca juga: Xavi Mengecam Pemainnya Setelah Barcelona Tersingkir dari Liga Champions, Akui Bukan Lawan Muenchen

Xavi sebagai pelatih anyar yang didatangkan untuk menjadi juru selamat gagal membawa Barcelona ke tempat yang seharusnya.

Tugasnya mengangkat derajat Blaugrana pun kini gagal, mereka terlempar di kasta kedua kompetisi terbaik eropa.

"Kami gagal bersaing, ini adalah Liga Champions," Kata Xavi dilansir Marca.

"Tetapi inilah realitas kami. Ini adalah situasi yang kami hadapi. Kami menghadapi situasi dengan bermartabat. Hari ini memulai era baru dan panggung baru,"

"Saya pergi dengan marah, ini adalah kenyataan kami dan itu membuat saya kesal. Kami harus menghadapinya. Tidak ada pilihan lain. Hari ini era baru dimulai,"

Apa yang menjadi keterpurukan Barcelona musim ini, sejatinya sudah dirasakan sejak terakhir kali mereka menjuarai Liga Champions pada tahun 2015 silam.

Di era kepelatihan Luis Enrique, dengan trio Messi, Suarez, Neymar (MSN) Blaugrana mampu tampil perkasa.

Namun selepas itu, mereka tampil angin-anginan dan tak pernah menicipi gelar Liga Champions lagi.

Justru, perjalanan Blaugrana dalam beberapa tahun berikutnya kian memburuk layaknya terkena kutukan, mereka terus menerima beberapa kekalahan menyakitkan.

Pada tahun 2018, Barcelona secara mengejutkan menelan kekalahan melawan AS Roma dalam perempat final Liga Champions.

Gol kostas Manolas di menit akhir membuat langkah Blaugrana terhenti, karena kalah agregat gol tandang dari i Giallorossi.

Padahal di leg pertama Barcelona mampu unggul 4-1 melawan Roma, namun kedigdayaan i Giallorossi mampu membuat tim ibu kota tersebut comeback di leg kedua dengan skor 3-0.

Belum move on dari kekalahan menyakitkan melawan AS Roma, Barcelona kembali terkena come back di musim selanjutnya. 

Bermodal tiga gol saat bermain di Camp Nou menghadapi Liverpool, Blaugrana justru keok saat bertandang ke kandang The Reds, Anfield.

Barcelona terbantai dengan skor empat gol tanpa balas dan harus merelakan satu tempat di babak final kepada Liverpool.

Dua kekalahan secara mengejutkan, dalam kurun waktu dua tahun beruntun membuat Barcelona mulai dipandang sebelah mata.

Apalagi setelah mereka menelan kekalahan memalukan 8-2 dari Bayern Munchen di babak perempat final Liga Champions tahun 2020.

Pahitnya lagi, pembelian pemain yang dilakukan Barcelona tak pernah mencapai kata berhasil, justru dana ratusan juta dollar yang mereka gelontorkan berakhir sia-sia.

Para pemain yang mereka beli dengan harga selangit tak mampu memberi kontribusi maksimal untuk Blaugrana.

Padahal, pemain-pemain yang Barcelona beli bukanlah nama sembarangan, mereka berhasil tampil impresif di tim sebelumnya, namun saat membela Barcelona kemampuan terbaik mereka justru terkubur.

Sebut saja, Philippe Coutinho, Ousmane Dembele, Malcom, sampai Antoine Griezmann.

Nama yang disebutkan terakhir tak mampu memberi kontribusi maksimal untuk Barcelona dan memilih hengkang ke tim lamanya, Atletico Madrid dengan status pinjaman.

Sedangkan Philippe Coutinho dan Ousmane Dembele lebih banyak menghabiskan waktunya di Blaugrana di ruang perawatan.

Akhirnya, situasi klub yang kian memburuk, memaksa Josep Bartomeu untuk mundur dari jabatannya sebagai presiden Barcelona.

Dengan warisan buruk yang ditinggalkan Bartomeu, Barcelona dipaksa bertahan di keadaan yang tiap harinya semakin mengkhawatirkan.

Joan Laporta yang kemudian terpilih sebagai presiden selanjutnya, berusaha untuk membersihkan kekacauan yang ditinggalkan Bartomeu.

Laporta dipilih karena ia berpengalaman menjadi presiden Barcelona dan sukses membuat Blaugrana berjaya dari tahun ke tahun.

Pria berusia 58 tahun tersebut adalah orang yang menunjuk Pep Guardiola melatih Barcelona pada musim 2008/2009.

Keadaan buruk Barcelona pun sedikit menemui titik terang sesaat Laporta kembali menjabat sebagai presiden di Barcelona musim ini.

Namun, alih-alih ingin bangkit dari keterpurukan, Barcelona harus menerima kenyataan ditinggal oleh mega bintang mereka, Lionel Messi.

Mau tak mau Messi harus angkat kaki dari Barcelona karena keadaan klub yang memburuk serta peraturan finansial La Liga.

Tak hanya itu, Barcelona juga harus memangkas gaji skuat mereka karena finansial klub yang melemah dan untuk memenuhi aturan finansial LaLiga.

Skuat Blaugrana pun mengalami perubahan cukup besar musim ini.

Selain ditinggal oleh Lionel Messi yang hengkang ke Paris Saint-Germain, Blaugrana juga menjual beberapa pemain lainnya.

Penyerang Paris Saint-Germain Argentina Lionel Messi bereaksi saat salju turun selama pertandingan sepak bola L1 Prancis antara AS Saint-Etienne dan Paris Saint Fermain (PSG), di stadion Geoffroy-Guichard di Saint-Etienne, Prancis tengah, pada 28 November. 2021.
Penyerang Paris Saint-Germain Argentina Lionel Messi bereaksi saat salju turun selama pertandingan sepak bola L1 Prancis antara AS Saint-Etienne dan Paris Saint Fermain (PSG), di stadion Geoffroy-Guichard di Saint-Etienne, Prancis tengah, pada 28 November. 2021. (Jeff PACHOUD / AFP)

Baca juga: Hasil Liga Champions: Kekecewaan Ganda Xavi Setelah Barcelona Dilibas Munchen & Turun ke Liga Eropa

Emerson Royal yang disiapkan untuk mengisi plot bek kanan, justru dijual ke Tottenham Hotspur, meski Blaugrana baru membelinya dari Real Betis pada bulan Juni.

Miralem Pjanic yang berseteru dengan klub masalah gaji, akhirnya memilih hengkang untuk memperkuat tim asal Turki, Besiktas.

Yang paling baru, Antoine Griezmann dipulangkan ke Atletico Madrid dengan status pinjaman.

Pengganti Griezmann pun tidak sepadan. Setelah kepergiannya, Blaugrana justru meminjam striker Sevilla, Luuk De Jong.

Di Sevilla, pemain asal Belanda itu lebih sering duduk di bangku cadangan karena kalah saing dengan striker Sevilla lainnya, Youssef En-Nesyiri.

Ya, Barcelona adalah tim besar yang telah kehilangan tajinya, masalah keuangan dan manajemen yang memburuk adalah masalah utamanya.

Jelas hasil instan sulit untuk Xavi berikan kepada tim yang sudah dibelanya sejak masa kecil itu. 

Kejeniusannya dalam meracik strategi dan memperbaiki ruang ganti Blaugarana akan membutuhkan waktu yang tak sebentar.

Pembuktian juru taktik berusia 42 tahun ini akan masih kita lihat di musim-musim ke depan, seperti yang ia janjikan kepada Barcelona.

“Kami tidak bisa puas, kami harus memberontak. Itulah kenyataannya. Kami harus mulai menempatkan Barcelona kembali ke tempat yang pantas mereka dapatkan, yang bukan Liga Europa. Saya berharap untuk ini," kata pria asal Spanyol itu.

(Tribunnews.com/Deivor)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

Klub
D
M
S
K
GM
GK
-/+
P
1
Barcelona
7
6
1
0
21
5
16
19
2
Real Madrid
7
6
0
1
16
8
8
18
3
Villarreal
7
5
1
1
13
5
8
16
4
Elche
7
3
4
0
10
6
4
13
5
Atlético Madrid
7
3
3
1
14
9
5
12
© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved