Liga Inggris
Skema Ralf Rangnick di Manchester United, Potensi van de Beek & Bruno Fernandes, Alarm untuk Ronaldo
Kedatangan Ralf Rangnick ke Manchester United, bisa menjadi kabar baik untuk Bruno Fernandes hingga van De Beek dan bahaya untuk Cristiano Ronaldo
TRIBUNNEWS.COM - Piala Dunia 2006, Jerman berkesempatan menjadi Tuan Rumah dari event empat tahunan, dan eforia untuk menjadi juara sangat melambung tinggi.
Di pertandingan pertama antara Jerman bertemu Kosta Rika, di mana Jerman menang 4-2, salah satu host Stasiun TV Jerman dibuat tertawa dengan salah satu opini dari pundit yang mereka datangkan saat itu.
Menurut sang pundit, Jerman seharusnya bermain dengan identitas yang jelas, bukan hanya mengandalkan pelatih asing dan pemain naturalisasi yang saat itu sedang diwacanakan oleh DFB.
Lanjut sang pundit, Jerman harus berani bermain menekan dengan garis tinggi, dan mengandalkan kecepatan dibandingkan permainan menggunakan fisik dengan bola-bola atas.
Konsep ini ditertawakan di televisi saat itu, mengingat sang pundit hanya merupakan pengajar kursus DFB dan melatih klub divisi tiga Liga Jerman.
Pundit tersebut, adalah Ralf Rangnick, dan ide gila yang dikumandangkan adalah apa yang kita kenal saat ini dengan gegenpressing.
Manchester United, akhirnya melakukan hal yang masuk akal dengan menunjuk Ralf Rangnick sebagai manajer interim untuk kontrak jangka pendek selama 6 bulan, sembari mencari Manajer baru di akhir musim.

Baca juga: Masalah Terbesar Ralf Rangnick Besut Manchester United, Sinar Kebintangan Ronaldo Rawan Meredup
Baca juga: Ralf Rangnick ke Manchester United, Tuchel & Klopp Bersiap Sambut sang Mahaguru
Sejatinya, bukan yang pertama kali Manchester United mendekati Ralf Rangnick, pada 2019, John Murtough sempat mendekati Rangnick, yang saat itu sedang menjadi direktur teknis RB Leipzig.
Namun, penawaran itu dikabarkan tidak berjalan baik, dengan Rangnick dan Murtough, masing-masin pulang dengan tangan hampa.
Rangnick adalah sosok dengan pemikiran jangka panjang yang jelas dan testruktur.
“Anda harus mulai melatih di kelompok umur yang sangat muda, bahkan bermain dengan kelompok umur 10 tahun, anda harus menjelaskan mengenai organisasi permainan,” ujar Rangnick di Red Bulletin.
Pendekatan yang dilakukan Ralf Rangnick, adalah apa yang disebut sebagai sepak bola modern saat ini, yang diterapkan oleh Jurgen Klopp, Thomas Tuchel, Hansi Flick hingga Raphael Hasenhuttl.
Rangnick gemar menelurkan banyak pelatih muda, Tuchel, Nagelsmann, Marco Rose, hingga Roger Schmidt adalah segelintir dari banyak sosok.
Lalu bagaimana Manchester United diramu oleh Rangnick?
Betul, Rangnick memang sudah tidak menjadi Manajer,dan lebih sering menjadi direktur teknis atau penasihat klub, tetapui pendekatannya bisa dilihat di lapangan oleh para pelatih dan Manajer yang berada di bawahnya.

Baca juga: David Moyes, Eks Manchester United yang Mengubah Pesakitan West Ham Menjadi Raksasa Eropa
Rangnick dikenal dengan pendekatan Uberzeugungstater, yang artinya, bermain dengan filosofi, hanya menggunakan Plan A, tanpa Plan B, sebuah perjudian, namun juga sangat terukur.
Ini yang menarik, Manchester United memang bermain tanpa identitas sejak lama, hal yang menjadi bahan olokan oleh Kevin de Bruyne sebelum United bertemu Manchester City.
Rangnick, juga sangat ingin bermain dengan garis menekan yang tinggi, siapapun yang tidak sesuai daengan cara bermain ini tidak akan mengisi starting eleven.
Ini akan menjadi peluang bagi Jadon Sancho, Mason Greenwood, hingga Marcus Rashford menunjukkan tajinya, dei mana ketiha pemain ini merupakan biang permainan menekan Manchester United.
Selain itu, Rangnick sangat terbiasa memainkan dua gelandang sentral serba bisa, sehingga United akan memainkan satu gelandang bertahan, alih-alih dua seperti era Solskjaer.
Ini akan menjadi peluang untuk menduetkan Donny van de Beek dan Bruno Fernandes, dan mengisi satu slot gelandang bertahan untuk Scott McTominay atau Nemanja Matic.
van de Beek yang kesulitan di era Solskjaer, akan lebih banyak bermain dengan kemampuannya sebagai penghubung antara lini depan dan sektor gelandang.
Bruno Fernandes, dalam hal ini, tentu sangat terbantu dengan adanya van de Beek, mengingat pria asal Portugal ini tidak akan bekerja sendirian untuk menjemput bola.
Namun, permainan menekan ini, juga bisa menjadi beban untuk sejumlah pemain, yang artinya, beberapa pemain Manchester United bisa tersingkir di bangku cadangan.
Dengan pendekatan bermain dengan garis tinggi dan terus menekan, sejumlah nama diperkirakan bisa tersingkir ke bangku cadangan.
Tentu, ini jadi alarm untuk Cristiano Ronaldo, yang sejak awal kedatangannya menjadi masalah ketika United ingin melakukan pressing tinggi.
Peran Ronaldo yang memang enggan melakukan pressing, memang sempat membuat Solskjaer memutar otak dengan memainkan skema 3-4-3 atau 3-5-2, untuk membuat dua fullback, Luke Shaw dan Aaron wan Bissaka, bermain lebih menekan.
Rangnick, juga menginginkan pemain belakang yang bisa membawa bola dan tidak takut untuk bermain dari belakang, maka, Maguire, Lindelof dan Varane harus benar-benar menyesuaikan diri dengan skema ini.
Dan Rangnick bukanlah Manajer yang gemar berdiplomasi, ia akan sangat meminta para pemainnya untuk tampil 100 persen sesuai dengan skemanya, dan tidak segan mencadangkan siapapun yang tidak sesuai dengan gaya bermainnya.
Ini akan menjadi perubahan besar untuk Manchester United, pasca laga melawan Chelsea, meskipun hanya diberikan kontrak 6 bulan saat ini, jangan heran jika nantinya Rangnick bisa menjadi Manajer tetap untuk Manchester United.
(Tribunnews.com/Gigih)