Super Pandit
Chelsea vs Juventus di Liga Champions: Ramuan Thomas Tuchel Stop Paceklik Gol Romelu Lukaku
Dalam skema 3-4-2-1 miliknya, untuk menyokong Lukaku di depan, Tuchel bisa memasang Mason Mount dan Pulisic.
TRIBUNNEWS.COM - Chelsea akan ditantang tamunya dari Italia, Juventus dalam lanjutan penyisihan grup H Liga Champions 2021/2022 pada Rabu, (24/11/2021).
Di pertandingan sebelumnya melawan Juventus, Chelsea harus rela menelan kekalahan dengan skor 0-1 saat mereka bertandang ke kota Turin.
Asuhan Thomas Tuchel tentunya tak akan membiarkan The Blues kembali kehilangan poin melawan Dybala dan kolega.
Apalagi, Chelsea hanya membutuhkan hasil imbang untuk memastikan satu tiket menuju 16 besar Liga Champins.
Untungnya ada kabar baik di tengah kebutuhan The Blues untuk meraih poin di laga pagi nanti, yaitu kembalinya striker anyar dengan wajah lama mereka dari cedera, Romelu Lukaku.

Baca juga: Prediksi Line-up Chelsea vs Juventus di Liga Champions, Duel Manuel Locatelli dan Jorginho
Baca juga: Menyingkirkan Ronaldo & Messi, Calon Pemain Terbaik Dunia adalah Pemain Chelsea & Real Madrid Ini
Ya, sang bomber tentunya akan menjadi sorotan dalam pertandingan yang bakal berlangsung di Stamford Bridge tersebut.
Setelah tampil moncer di awal-awal pertandingan bersama The Blues, Lukaku alami paceklik gol berkepanjangan.
Romelu Lukaku pulang ke Chelsea dengan kepercayaan diri berlimpah, ia sukses datangkan Scudetto untuk Inter Milan, dengan gelar top skor klub atas torehan 30 gol dari 44 pertandingan.
Atas kecemerlangannya, ia ditebus Chelsea dengan mahar £ 97,5 juta atau sekitar Rp. 1,9 Trilliun dari tim raksasa Italia tersebut.
Tanpa basa-basi, Lukaku langsung memakai nomor punggung 9 untuk tim yang bermarkas di Stamford Bridge itu.
Di awal kedatangannya, Romelu Lukaku berhasil tampil ganas, ia sukses mencetak gol debut ke gawang Arsenal dalam laga bertajuk Derby London.
Dan di tiga laga setelahnya, ia tampil konsisten dengan menyumbang 3 gol dari 3 pertandingan untuk tim yang pernah dibelanya 7 tahun silam tersebut.
Namun, seakan kehilangan tajinya, striker Timnas Belgia tersebut mengalami paceklik gol di 7 laga terakhir, baik di kancah domestik maupun kontinental.
Nama Romelu Lukaku tak tercatat di papan skor ketika Chelsea bertanding melawan Tottenham Hotspur, Aston Villa, Manchester City, Juventus, Southampton, Brentford, dan Malmo.
Ya, selama 2 bulan lamanya Lukaku tak menyumbangkan satu gol pun untuk The Blues, sebelum akhirnya ia harus menepi selama 1 bulan karena cedera.
Thomas Tuchel pun beralasan bahwa ia masih beradaptasi dengan stiker barunya tersebut, juru taktik asal Jerman itu juga menambahkan bahwa lukaku terlalu banyak dimainkan di musim ini.
ketika harus menjadi juru gedor Chelsea, Lukaku juga menjadi tumpuan Timnas Belgia di lini depan.
“Kami sedang dalam proses beradaptasi satu sama lain, dan menurut saya Romelu terlalu banyak dimainkan,” kata Tuchel dilansir laman resmi Chelsea.
“Saya pikir dia bermain terlalu banyak kompetisi selama musim panas, dengan tim nasionalnya," lanjutnya.
Apa yang dikatakan Tuchel memang ada benarnya, namun, jika dilihat dari kualitas Romelu Lukaku, seharusnya ia tak kesulitan dalam urusan merobek jala gawang lawan, performanya di Inter begitu sempurna.
Lukaku hanya membutuhkan satu gol untuk mengembalikan kepercayaan dirinya, paceklik gol yang ia alami harus segera di akhiri dan pertandingan melawan Malmo lah momentumnya.
“Dia adalah atlet yang fantastis dan pria yang kompetitif sehingga dia ingin memenangkan segala hal," Kata Tuchel.
Juventus memang mampu memastikan satu tempat ke babak 16 besar Liga Champions, namun performa mereka masih jauh dari kata konsisten,
Raksasa Italia tersebut juga sudah kebobolan 15 kali di kompetisi domestik, menjadi yang terbanyak di antara tim besar Serie A lainnya.
Rapuhnya pertahanan Juventus seharusnya bisa dimanfaatkan Tuchel untuk menyokong peforma Lukaku dan membuat sang striker kembali mampu mencetak gol untuk The Blues.
Paceklik gol yang dialami Lukaku sudah terlalu panjang, momentum seperti ini harus mampu dimanfaatkan Tuchel untuk mengembalikan kepercayaan diri dan performa striker bertubuh tambun tersebut.
Tuchel sebenarnya pernah dikritik oleh Antonio Conte akibat mandulnya sang striker, mantan bos Inter Milan tersebut mengatakan bahwa Tuchel tak mampu memanfaatkan atribut yang dimiliki Lukaku.
"Jika Anda memiliki penyerang tengah seperti Lukaku, anda perlu menggunakan dia, dan saya rasa Chelsea belum menemukan cara untuk menggunakannya," kritik tajam Conte dilansir Goal.
Apa yang dilontarkan oleh Conte ada benarnya.
Bersama Chelsea musim ini, Lukaku lebih banyak ebrada di kotak penalti lawan, itu membuat ruang yang diterima sang pemain tak begitu banyak.
Dilansir FBref, shots total Lukaku berada di angka 2.63 per pertandingan, angka tersebut turun dari apa yang sudah ia catatkan saat bersama Inter Milan musim lalu.

Bersama Nerrazzuri, shots total Lukaku berada di angka 3.37 per pertandingan, tak heran mengapa ia mampu menjadi goal getter tajam untuk Inter di musim lalu.
Selama berkostum Inter, Lukaku bergerak begitu dinamis, ia seringkali bergerak ke kiri, kanan, dan tengah untuk menjemput bola, itulah yang membuat dia mampu mencari ruang untuk melakukan shooting.
Meskipun berbadan besar, ia tak kehilangan kecepatannya, Lukaku masih dapat berlari dan lihai dalam mendribel bola.
Tuchel tak memanfaatkan Lukaku untuk bergerak bebas, bersama Chelsea, ia lebih banyak berada di kotak penalti menunggu umpan datang dari para pemain The Blues lainnya.
Hal tersebut membuat Lukaku kesulitan untuk mencari ruang kosong dari second line.
Pertandingan melawan Juventus besok pagi memang harus dimanfaatkan Tuchel untuk mengembalikan ketajaman sang pemain.
Dalam skema 3-5-2 atau 3-4-3 miliknya, untuk menemani Lukaku, Tuchel bisa memasang Mason Mount dan Pulisic yang begitu cair ketika berada di depan.
Pergerakan mereka tak selalu berawal dari samping, namun juga ke depan dan tengah, itu dapat membuat Lukaku dapat bergerak leluasa mengisi kekosongan dan tak melulu berada di tengah.
Bukan tak mungkin, jika Lukaku berada dalam skema dan sokongan yang tepat, ia akan menunjukan tajinya di laga malam nanti melawan Bianconeri, dan mengakhiri paceklik golnya yang sudah bertahan 2 bulan lamanya.
(Tribunnews.com/Deivor)