Liga Inggris
Keputusan Naif MU Pertahankan Solskjaer, Tidak Berkaca ke Chelsea?
Manchester United bisa berkaca dengan Chelsea, pemecatan sang legenda dengan menunjuk pelatih terbaik dunia, apakah masih tersedia?
TRIBUNNEWS.COM - Chelsea bertindak cepat untuk mengganti pelatih kepala ketika tim mendapati hasil minor yang terus menerus.
Ya, Chelsea ditukangi Frank Lampard musim lalu, pelatih yang mungkin sudah dianggap ikon klub bagi tim London Barat.
Dedikasinya untuk Chelsea saat menjadi pesepak bola tidak terelakkan lagi dan sangat loyal.
Namun, kondisi sulit dan tegas harus diambil klub ketika Chelsea dalam sebuah masalah yang tidak hanya melibatkan pemain, melainkan seluruh jajaran direksi hingga suporter.
Baca juga: Kabar Chelsea, Empat Hal Genting yang Mesti Diselesaikan Tuchel Selama Jeda Internasional
Oleh karena itu, pemilik Chelsea, Roman Abramovich mengambil langkah tegas yang belum pernah terjadi selama kepemilikannya dari 13 kepala pelatih sebelumnya.
"Ini adalah keputusan yang sangat sulit bagi klub," kata Abramovic, dikutip dari Football London.
"Paling tidak karena saya memiliki hubungan pribadi yang sangat baik dengan Frank (Lampard) dan saya sangat menghormatinya," jelas Abramovic.
Abramovich yang begitu menghormati Lampard menilai dia punya integritas dan etika kerja yang tinggi ketika menjadi kepala pelatih.
Namun untuk saat itu, keputusan terbaik menurut pria asal Rusia itu adalah menggantik Lampard dari kursi kepala pelatih.
Tujuannya jelas, trofi dan meraih hasil maksimal dalam setiap pertandingan.
Baca juga: Berita Chelsea, Peforma Brilian Bek Rasa Striker Permalukan Kengototan Thomas Tuchel Gaet Hakimi

"Dia adalah orang yang berintegritas tinggi dan memiliki etika kerja tertinggi. Namun, dalam keadaan saat ini, kami percaya yang terbaik adalah mengganti manajer.
"Atas nama semua orang di klub, dewan dan secara pribadi, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Frank lampard atas pekerjaannya sebagai pelatih kepala dan berharap dia sukses di masa depan.
"Dia adalah ikon penting dari klub hebat ini dan statusnya di sini tetap tidak berkurang, Dia akan selalu disambut hangat kembali di Stamford Bridge," tegasnya.
Pemecatan Lampard adalah bukti yang tidak bisa dihindarkan saat ini bahwa mentalitas menang skuat The Blues yang sudah tertanam.
Proyek jangka panjang dan visi masa depan dibuang jauh ketika hasilnya serba salah.
Kebutuhan yang tidak terpuaskan untuk sukses mengalahkan segalanya, memastikan semua orang bisa disingkirkan, bahkan pria yang dianggap sebagai pemain terbaik The Blues.

Hal itu berhasil untuk Chelsea, jelas. Tidak ada klub Liga Inggris lainnya yang meraih gelar lebih banyak sejak Abrahimovic mengambil alih klub pada tahun 2003.
Ada lima gelar Liga Inggris, dua trofi Liga Champions, dua kemenangan Liga Eropa, dan sejumlah trofi domestik lainnya.
Ditambah capaian musim ini yang berhasil merengkuh trofi Piala Super Eropa setelah mengalahkan Villarreal (juara Liga Eropa).
Trofi tersebut menjadi trofi kedua Chelsea di bawah asuhan Thomas Tuchel (yang pertama Liga Champions) yang datang menggantikan Frank Lampard pada Januari 2021.
Tuchel mengubah nasib Chelsea, tim yang berada di urutan kesembilan pada klasemen Liga Inggris ketika itu.
Namun kini, lihatlah, Chelsea kukuh di puncak klasemen Liga Inggris dari 11 pertandingan dan selisih 3 angka dari Liverpool (posisi 2).
"Jika mereka tida senang, mereka akan memecat saya," buka Tuchel soal standart tinggi yang harus dia lakukan untuk skuat The Blues dengan mental pemenang.
"Saya memutuskan untuk tidak terlalu khawatir tentang itu dan melakukannya, cukup berani untuk melakukan petualangan ini.
"Sudah menjadi karakter saya untuk lebih percaya pada peluang daripada risikonya," pungkasnya.
Dengan bertindak cepat menggantikan sang legenda dan mendatangkan pelatih berusia 48 tahun itu, Chelsea meraih hasil instan dalam waktu tak kurang dari 12 bulan.
Tidak semua klub papan atas bisa mengambil ketegasan dan keberuntungan yang dimiliki Chelsea.
Seperti halnya Manchester United saat ini.
Manchester United terjebak dalam situasi untuk mempertahankan Ole Gunnar Solskjaer.
Hasil mengkhawatirkan 5-0 dari Liverpool dan kekalahan 0-2 dari rival sekota Manchester City di Old Trafford belumlah pantas untuk melengserkan Solskjaer?
Legenda klub yang mencetak gol kemenangan Man United di final Liga Champions itu menghadapi tekanan besar dari direksi Man United.
Tak sedikit pihak yang merasa frustasiakan penampilan Manchester United jika terus berjalan sesuai dengan skenario Solskjaer.
Apesnya lagi, siapa yang pantas untuk menggantikan Solskjaer saat ini sulit untuk dicari.
Kandidat kuat pengganti Solskjaer beberapa waktu lalu telah dipinang Tottenham, yakni Antonio Conte.
Bagi The Blues, pemecatan legenda klub bukanlah tajuk utama dalam rencana, melainkan siapa yang akan menukangi tim setelah itu.
Tidak dipungkiri, penunjukkan Thomas Tuchel adalah langkah kongkrit yang dilakukan Chelsea dengan jeli, salah satu pelatih terbaik di dunia.
(Tribunnews.com/Sina)