Super Pandit
Dean Smith, Steve Bruce, dan Identitas Pecundang Pelatih Lokal di Liga Inggris
Hanya ada tiga nama saja yang merupakan orang asli Inggris dalam daftar 20 pelatih yang berlaga di Liga Primer Inggris musim 2021/2022.
TRIBUNNEWS.COM - Baru berjalan sebelas pekan, Sudah ada lima pelatih Liga Inggris yang dicopot dari kursi kepelatihannya.
Diantaranya adalah Xisco Munoz (Watford), Daniel Farke (Norwich), Nuno Espirito Santo (Tottenham), Steve Bruce (Newcastle), dan Dean Smith (Aston Villa).
Yang menjadi pelik, dua dari lima nama yang disebutkan (Steve Bruce dan Dean Smith) merupakan pelatih yang berstatus sebagai juru taktik lokal asal Inggris.

Baca juga: Investasi AC Milan Berbuah Manis, Transformasi Yacine Adli Buat Legenda Arsenal Terpana
Baca juga: Antonio Conte, Jose Mourinho & Siapapun Pelatih Tottenham, Son Heung-min Utama Harry Kane Nyusul
Dilansir transfermarkt, dengan dipecatnya mereka, hanya ada tiga nama saja yang merupakan orang asli Inggris dalam daftar 20 pelatih yang berlaga di Liga Primer Inggris musim 2021/2022.
Nama-nama tersebut adalah Howe Eddie (Newcastle United), Sean Dyche (Burnley), dan Graham Potter (Brighton and Hove Albion).
Nama-nama yang disebutkan di atas, praktis hanya menangani klub-klub papan tengah dan bawah Liga Inggris. Artinya, pelatih lokal di sana memang tak diperhitungkan untuk menjadi sosok pelatih yang mumpuni.
Lebih buruknya, sampai detik ini, tidak ada satu pun pelatih asal Inggris yang berhasil membawa timnya menjuarai Liga paling kompetitif di eropa tersebut.
Fakta itu berbanding terbalik dengan empat liga top eropa lainnya.
Musim lalu saja (2020/2021) para peraih gelar di Serie A, La Liga, Bundesliga hingga League 1, berhasil diraih oleh tim yang dinahkodai oleh pelatih-pelatih lokal.
Inter Milan bersama Antonio Conte, Atletico Madrid bersama Diego Simeone, Bayern Munchen bersama Hans-Dieter Flick, dan Lille OSC bersama Christophe Galtier.
Tim-tim elit di Liga Primer Inggris lebih mempercayakan timnya untuk ditukangi oleh pelatih asing, juru taktik asal Jerman menjadi yang paling favorit.
Sebenarnya, asa untuk menghadirkan pelatih lokal hebat pernah terlahir dalam diri Frank Lampard.
Di musim 2019/2020, pelatih muda berusia 43 tahun tersebut dipercaya untuk menukangi bekas tim yang membesarkan namanya, Chelsea.
Musim pertamanya bersama Chelsea berjalan begitu meyakinkan, ia berhasil membawa The Blues untuk finish di peringkat empat klasemen Liga Primer Inggris.
Ia juga menjadi pelopor tim yang berkandang di Stamford tersebut untuk mengorbitkan pemain-pemain muda.
Nama-nama seperti Mason Mount, Tammy Abraham, dan Fikayo Tomori adalah deretan pemain muda yang ia bawa pulang dari masa peminjaman untuk mendapatkan tempat mengisi skuat inti The Blues.
Debut Lampard yang meyakinkan tersebut, membuat Roman Abrahamovic semakin percaya dengannya.
Untuk menaungi Liga Primer Inggris musim 2020/2021, Abrahamovic menggelontorkan dana sebesar 200 juta euro atau sekitar 3,2 triliun rupiah sebagai modal belanja pelatih asal Inggris itu.
Namun, hal tersebut justru menjadi bencana untuk Lampard.

Nama-nama besar yang ia boyong tak mampu ia kombinasikan dengan skuat muda miliknya.
Alhasil, Chelsea dibawanya tercecer di papan tengah Liga Primer Inggris hingga pekan ke-13.
Kondisi tersebut membuat Abrahamovic geram dan memecatnya pada bulan Januari untuk digantikan oleh juru taktik asal Jerman, Thomas Tuchel.
Dipecatnya Frank Lampard membuat asa untuk pelatih lokal dapat membawa pulang gelar Liga Primer Inggris pun pupus.
Sebenarnya, pelatih lokal Inggris pernah berjaya pada musim 1991/1992.
saat itu, Liga teratas di Negeri Ratu Elizabeth berhasil dimenangkan oleh Leeds United yang dinahkodai oleh juru taktik lokal bernama, Howard Wilkinson.
Saat itu, liga nomor satu di Inggris masih bernama First Division, barulah di musim 1992/1993 Liga Primer Inggris mulai digelar. Dan setelahnya, tak ada lagi pelatih lokal disana yang berhasil meraih kejayaan.
Gagalnya Lampard di Chelsea musim lalu, dan didepaknya Steve Bruce dari kursi kepelatihan Newcastle United musim ini membuat citra pelatih lokal Inggris semakin buruk.
Klaim sebagai liga paling kompetitif dan terbaik di dunia tak membuat Inggris mampu menghadirkan pelatih lokal elit yang namanya diperhitungkan.
Kini, hanya tersisa legenda Liverpool, Steven Gerrard yang namanya begitu manis dibicarakan di media.
Gerrard yang menjadi juru taktik untuk tim asal Skotlandia, Rangers, berhasil tampil gemilang dengan membawa tim asal kota Glasglow tersebut menjuarai Liga setelah sepuluh tahun lamanya.
Tak hanya itu, pelatih berusia 40 tahun tersebut juga sukses mengantar Rangers menjadi juara dengan torehan nihil kekalahan, menjadi tim paling produktif, dan paling sedikit kebobolan.

Torehan cemerlang Gerrard bersama Rangers di musim lalu berhasil ia pertahankan hingga musim ini.
Hingga pekan ke-13, Rangers dibawanya berada di puncak klasemen sementara Liga Skotlandia dengan torehan 30 poin.
Kegemilangan Gerrard membuat dirinya menjadi nama favorit untuk menggantikan posisi Dean Smith di kursi kepelatihan Aston Villa.
Dilansir Express, Gerrard adalah pelatih favorit yang diinginkan manajemen Aston Villa untuk segera datang ke Villa Park.
Aston Villa dikabarkan akan segera melakukan pendekatan formal kepada tim yang ditangani Gerrard saat ini, Glasgow Rangers.
Pemilik Villans, Nassef Sawiris dan Wes Edens begitu terkesan dengan pekerjaan yang telah dilakukan Steven Gerrard bersama Rangers.
Ya, sebagai pelatih inggris yang sukses di Skotlandia, Gerrard memang sudah seharusnya mencoba tantangan baru untuk melatih tim Liga Primer Inggris.
Karirnya bersama Rangers begitu cemerlang, kejeniusannya tak kalah dari seorang Jurgen Klopp ataupun Pep Guardiola.
Bisa jadi Gerrard akan menjadi pelatih lokal pertama yang meraih kejayaan di Liga Primer Inggris sekaligus mematahkan citra buruk karir pelatih lokal di Negeri Ratu Elizabeth.
(Tribunnews.com/Deivor)