Super Pandit
Liga Champions: Solskjaer & Pertanyaan yang Mengiringinya, Pakai Skema Conte atau Balik ke 4-2-3-1?
Karir Solskjaer yang terselamatkan berkat kontra strategi saat menghadapi Spurs difavoritkan untuk ia pertahankan di laga melawan Atalanta malam nanti
TRIBUNNEWS.COM - Manchester United akan bertanding melawan Atalanta dalam Lanjutan Liga Champions pada (3/12/2021) dini hari WIB.
Manchester United datang ke stadion Atleti Azzurri d'Italia dengan kepala tegak, di partai sebelumnya mereka berhasil mengalahkan Tottenham Hotspur dengan skor tiga gol tanpa balas.
Saat United bertemu Atalanta di Old Trafford pun, Cristiano Ronaldo dan kolega sukses mengandaskan perlawanan Atalanta dengan skor 3-2.
Baca juga: Nasib Ole Gunnar Solskjaer Tergantung Kekuatan Duo Striker, Cristiano Ronaldo dan Edinson Cavani

Baca juga: Atalanta vs Man United; Ole Masih Dipertaruhkan, Laga Kedua Dari 3 Laga Menentukan Nasib Solskjaer
Pertanyaan tentunya tertuju pada sang juru taktik, Ole Gunnar Solskjaer, dalam dua laga yang disebutkan di atas, Solskjaer memakai dua skema yang berbeda.
Skema 4-2-3-1 dipakainya saat mengalahkan Atalanta di Liga Champions. Namun setelah pertandingan tersebut, Solskjaer tak lagi mendapatkan hasil yang mengenakkan, justru sebaliknya!
Manchester United hancur lebur dihadapan publik Old Trafford, pasukan Solskjaer dihajar Liverpool dengan skor lima gol tanpa balas.
Kontra strategi pun dilakukan Solskjaer dengan mengubah skema 4-2-3-1 miliknya, menjadi 3-5-2 ala Antonio Conte.
Dan terbukti, di laga selanjutnya, Setan Merah sukses meraih kemenangan meyakinkan saat bertandang ke stadion milik Tottenham Hotspur.
"Saya tidak bisa memberi Anda strategi atau taktik, tetapi kami memiliki skuat untuk bermain dengan berbagai cara," kata Solskjaer saat konferensi pers.
“Pada hari Sabtu kualitas permainan kami lebih penting daripada sistem yang kami mainkan,” lanjut pelatih asal Norwegia itu.
Apa yang dilontarkan oleh Solskjaer di atas nampaknya memberi jawaban bahwa ia tak terlalu memusingkan konsep bermain Setan Merah.
Namun yang jelas, sistem 3-5-2 membuat permainan United lebih rapi baik dalam bertahanan ataupun menyerang.
Dengan sistem tersebut, kecakapan Setan Merah dalam melakukan serangan balik begitu efektif dengan beberapa kali mampu mengeksploitasi pertahanan Spurs yang dipimpin Cristian Romero dan Eric Dier.
Meskipun hanya menguasai ball possession sebanyak 42 persen, United mampu melakukan tembakan sebanyak 10 kali, empat diantaranya mengarah ke gawang yang dijaga Hugo Lloris.
Solskjaer melandaskan sistemnya pada permainan posisional yang disokong oleh double pivot tipikal box to box, Fred dan Scott Mctominay.
Serangan Setan Merah dimandori oleh pemain nomor sepuluh mereka, Bruno Fernandes yang aktif bergerak dan menjembatani serangan United.
Pemain asal Portugal tersebut adalah kreator serangan utama Setan Merah, ia menjadi yang tertinggi dalam hal progressive passes (6.16) begitu juga passes attempted (63.25).
Aliran bola dan serangan United ke sepertiga akhir hampir selalu berawal dari Bruno, statisiknya begitu mencolok, passes into final third Bruno berada di angka 4.79, lagi-lagi yang tertinggi.
Untuk menghadapi Atalanta yang juga memakai skema tiga bek, Solskjaer patut mempertahankan apa yang telah ia lakukan saat melawan Spurs.
Atalanta yang mengincar tiga poin untuk menjaga asa mereka di Liga Champions akan bermain lebih ofensif.
United bisa mengakalinya dengan bermain lebih pragmatis agar Setan Merah bisa terhindar dari gol cepat seperti saat melawan Liverpool.
Ya, Solskjaer memang banyak belajar akan kekalahan memalukan saat bersua Liverpool di pertandingan sebelumnya.
Bruno yang bermain tepat dibelakang dua striker Setan Merah begitu aktif melakukan pressing di lini tengah, bahkan saat bertahan, pemain berusia 27 tahun tersebut sejajar bersama double pivot yang dipasang Solskjaer.
Hasilnya, Spurs yang menguasai jalannya pertandingan tak mampu bergerak lebih banyak selain berputar-putar di area tengah.
Keberadaan tiga bek sejajar juga membuat pertahanan Setan Merah lebih solid, jika sebelumnya mereka kebobolan sebanyak lima gol.
Dalam laga melawan Spurs, bahkan Harry Kane dan kolega tak mampu menciptakan shot on goal sekalipun, David de Gea pun dibuat jadi pengangguran.
Catatan mentereng tersebut sepatutnya bisa Solskjaer pertahankan saat menghadapi Atalanta malam nanti, selain membuat pertahanan United lebih rapat, mereka juga dapat mengintimidasi lawan lewat serangan balik cepat.
Skema dasar 3-5-2 yang dipakai berubah menjadi 5-3-2 saat bertahan, menumpuknya pemain United di belakang memberanikan Solskjaer untuk bermain dengan garis pertahanan rendah.
Hal tersebut memberi keuntungan pada Setan Merah saat melakukan serangan balik, para pemain The Lilywhites yang bermain cukup tinggi memudahkan Bruno untuk menjembatani Cristiano Ronaldo dan Edinson Cavani yang menjadi ujung tombak.
Satu gol yang diciptakan Cavani adalah contohnya, Spurs yang keasikan menyerang lupa jika United memiliki dua striker dengan intusisi menyerang mematikan.
Lewat serangan balik cepat, Cristiano Ronaldo yang menerima bola dari Bruno Fernandes, mengirim umpan terobosan yang mengarah ke kaki Cavani, dengan dingin, striker berusia 34 tahun tersebut mampu melakukan finishing, dan mencatatkan namanya di papan skor untuk membawa United unggul dengan defisit dua gol.
"Mereka tampil bagus saat dimainkan bersama, mereka saling menghormati satu sama lain," kata Solskjaer dilansir Khelnow.
"Para pemain muda kami harus belajar dari Ronaldo dan Cavani. Kerja keras dan kualitas mereka luar biasa di lapangan," lanjutnya.
Ya, keputusan Solskjaer untuk memasang dua striker gaek tersebut memang memberikan impact spontan dalam urusan menyerang Setan Merah.
Pergerakan tanpa bola mereka di depan membuat barisan pertahanan Spurs kelimpungan, mereka juga memudahkan Bruno untuk menambah pundi-pundi assistnya, gol dari Ronaldo semalam adalah hasil dari umpan matang sang playmaker.
Kerja sama antara tiga pemain tersebut terbukti ampuh saat Solskjaer bermain dengan 3-5-2, insting mereka dalam hal mencetak gol dan menciptakan peluang begitu ampuh jika mendapatkan kebebasan ruang.
Cara yang sama bisa dipakai Solskjaer untuk mengeksploitasi pertahanan Atalanta. Skuat asuhan Gasperini musim ini bermain sangat terbuka, garis pertahanan mereka begitu tinggi. Alhasil, jumlah kebobolan mereka di Italia mencapai angka 14.

Sementara itu, saat menghadapi Spurs, Manchester United juga lebih menitikberatkan sayap kiri untuk menyerang.
Dilansir Whoscored, sebanyak 51% serangan United berlangsung dari sayap kiri. Solskjaer mengandalkan Luke Shaw dan Cristiano Ronaldo, hingga Bruno Fernandes yang aktif bergerak ke kedua sayap dari lini tersebut.
Keputusan Solskjaer untuk lebih menyerang dari sisi kanan cukup rasional, Luke Shaw lebih baik dalam urusan menyerang ketimbang Wan-Bissaka yang berada di wing back kanan, akurasi crossing pun Shaw lebih unggul.
Keberadaan Wan-Bissaka di sisi kanan lebih difungsikan sebagai pemutus serangan Spurs, Son Heung-min yang berhadap bersama Wan-Bisakka dibuat mati kutu dalam pertandingan semalam.
Tiga bek sejajar yang dipasang Solskjaer juga memberikan performa gemilang. Victor Lindelof, Raphael Varane, dan Harry Maguire mampu memberi rasa aman kepada De Gea untuk lebih bersantai berada di bawah mistar gawang.
Ketiga bek tersebut melakukan blocked shots sebanyak 4 kali, clearances sejumlah 25 kali, serta 7 kali interceptions. Aspek-aspek bertahan tersebut mampu membuat gawang United terhindar dari kebobolan bahkan shots on target.
Keberainan Solskjaer merubah sistem permainannya menjadi 3-5-2 patut diberi apresiasi, ia banyak belajar dengan kekalahan menyakitkan saat berhadapan dengan Liverpool.
Efisiensi permainan dan agresifitas serangan balik Manchester United perlu dipertahankan sang juru taktik agar terhindar dari pemecatan yang selama sepekan ini begitu ramai dibicarakan.
Konsistensi yang selama hampir empat tahun menjadi masalah Solskjaer sudah saatnya mampu ia benahi.
Keputusan cerdas yang ia lakukan di pertandingan kemarin harus kembali ia tunjukkan di pertandingan Setan Merah malam nanti.
Skema tiga bek yang ia terapkan cocok dengan kapasitas pemain yang United miliki, baik dalam urusan menyerang ataupun bertahan, permainan United terlihat lebih solid dan efisien.
Patut dinanti bagaimana Solskjaer menerapkan skemanya saat menghadapi Atalanta nanti malam. Karirnya yang terselamatkan berkat kontra strategi saat menghadapi Spurs difavoritkan untuk ia pertahankan.
(Tribunnews.com/Deivor)